First

883 40 1
                                    

Beberapa kali keadaan trus membuatku akan menyerah! Namun ketika aku diam dan menunduk, aku ingat jika Tuhan memiliki rencana yang luar biasa indah. Setidaknya aku kembali kuat! - Sandara Park.

*
*
*

POV SANDARA PARK

Bertahan, bertahan dan bertahan! hanya itu yang bisa kulakukan saat badai hidup kembali menghampiriku, melihat wanita paruh baya itu tengah tergolek tidak berdaya diatas ranjang berwarna putih membuatku benar benar rapuh, hatiku hancur dan aku tak...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Bertahan, bertahan dan bertahan! hanya itu yang bisa kulakukan saat badai hidup kembali menghampiriku, melihat wanita paruh baya itu tengah tergolek tidak berdaya diatas ranjang berwarna putih membuatku benar benar rapuh, hatiku hancur dan aku tak tau akan kuat atau menyerah...

"Dara..." aku menoleh karena panggilan lirih itu, seorang gadis cantik sudah berdiri diambang pintu ruangan serba putih ini.

"Bom." lirihku saat tau jika itu dirinya.

"Kau baik baik saja ? bagaimana bisa ?" suaranya terdengar sangat kwatir.

Ia menutup pintu dan berjalan cepat kearahku, memelukku erat!

Aku hanya mengangguk kecil dalam rengkuhanya.

"Kenapa kau tidak menghubungiku?" Park Bom kembali menjadi dirinya,sungguh dia sahabatku yang paling cerewet.

"Aku tau kau sibuk dan aku tidak mau kau kwatir." jawabku.

Dia memutar bola mata bosan.

"Ayolah Sandara, kau kira aku siapamu ? aku tambah kwatir jika kau tidak menghubungiku." jawabnya dari atas sofa ruang tamu yang ada didalam ruangan ini.

Perkenalkan namaku Sandara Park.

"Kau tidak ada jadwal hari ini?" ujarku seraya menyajikan satu cangkir teh diatas meja.

Dia menatapku kemudian tatapanya beralih pada ranjang yang tidak jauh dari posisisnya duduk "Kelas malam bukan ? bagaimana keadaan bibi ?"

Aku duduk disebelah Bom "Lebih baik dari kemarin, Ibu sudah melewati masa kritisnya." jawabku seraya menatap ranjang, tempat dimana orang yang kucintai itu tengah berbaring.

Gadis cantik itu kembali menatapku sendu "Aku tau kau gadis kuat, tapi jangan memaksakan dirimu, aku ada, aku disini." ujarnya dengan suara lembut yang sangat kumengerti.

Aku menatapnya dan mengangguk pelan.

Aku sangat bersyukur Tuhan mengirimkan sahabat sepertimu Park Bom, gadis cerewet yang mampu memahami hidupku. Hidup yang cukup rumit ini.

Light in the DarknessWhere stories live. Discover now