KYOTO

247 25 4
                                    

Sandara Pov

9am


Hujan kembali mengguyur Kyoto pagi ini, tidak terlalu deras namun cukup membuat orang malas untuk beraktifitas. Selimut tebal adalah benda paling pas untuk bermalas-malasan, dan bukan tumpukan file berkas yang ntah dari mana datangnya. Jika dipikir, bukankah aku sedang liburan ? Namun mengapa Lee Donghae tak pernah bosan mengusik waktu istrahatku dengan tumpukan jurnal untuk diresume sebagai bahan seminarnya, astaga! Bahkan dirikupun tanpa cuiga mengangkat panggilanya setelah sarapan usai, inilah yang terjadi jika mengangkat panggilan pria itu saat libur. Namun, disaat bersamaan aku bersyukur dengan tugas ini, karena tugas yang diberikan Donghae dapat digunakan sebagai alasanku menyelinap dari semua orang yang tengah berkumpul di ruang tengah, sejujurnya bukan karena  semua orang melainkan karena Kwon Jiyong! Aku hanya sedang menghindari Jiyong karena masih merasa kesal dengan sikap keras kepala pria itu tadi pagi. Aku berharap sikapku tidak akan ketara, meskipun tadi Dami sempat bertanya dengan wajah penuh selidik.

Satu demi satu paragraph sudah tertulis rapi di note tab milikku, tinggal satu jurnal lagi dan beban yang diberikan Donghae akan selesai. Aku sedang meregangkan leherku yang pegal saat tiba-tiba pintu kayu kamarku bergeser pelan, Dami muncul disana dengan satu nampan kecil di sebelah tangannya.

"Eonni."

"Masih banyak ?" Tanyanya setelah kembali menutup pintu.

"Tinggal sedikit lagi, ada apa Eonni ?"

Satu piring kecil berisi potongan strawberry, dan apple tersimpan rapi di meja tempatku bekerja, lalu Dami menyimpan tubuhnya tepat di hadapanku. Kami hanya terhalang meja kayu kecil  sekarang. "Ingin melihatmu saja." Ujarnya sembari tersenyum.

Aku tertawa kecil karena jawaban Dami, sejujurnya ada yang berbeda dari tatapan wanita itu saat melihatku sekarang. "Apa ada sesuatu ?" Tanyaku pelan-pelan.

"Selesaikan dulu pekerjaanmu, nanti kita bicara." Katanya lalu kembali tersenyum hangat padaku.

"Pekerjaanku masih bisa menunggu."

Dami menggeleng. "Eonni akan membantu Jenny mandi dulu, kita bicara lagi nanti."

"Ah dia belum mandi?"

"Dia hujan-hujan dengan Jiyong di teras belakang." Keluh Dami dengan wajah kesalnya.

"Aku akan menemui Eonni setelah selesai." Ungkapku setelah wanita itu berdiri.



Pov Author

Dami semakin yakin dengan perasaanya setelah mengunjungi Dara. Sejauh ia mengenal Dara, gadis itu slalu menanggapi kalimatnya tentang Jiyong ataupun Jenny ntah itu sekedar basa-basi ataupun benar-benar ingin tau. Tapi beberapa saat lalu, Dara seolah tidak tertarik dengan pembicaraan yang melibatkan nama Jiyong di dalamnya. Dami berharap hal itu karena kesibukan Dara yang memang harus menyelesaikan resumenya nanti malam tapi, mengingat teriakan Jiyong yang sempat terdengar olehnya tadi pagi, rasanya bukan karena deadline Dara bersikap demikian. Lamunan Dami, dan Langkah lebar wanita itu  membawanya menghadap Gi Ran yang kebetulan sedang berjalan dari arah berlawan, Gi Ran yang tengah membawa handuk  menghentikan sang putri dan meminta bantuan Dami untuk memberikan handuk yang ia bawa ke Jiyong, dan Jenny yang tengah bermain di teras. Dami mengiyakan permintaan sang Ibu, Ide bagus untuk sekaligus berbicara dengan Jiyong, pikirnya.

Jenny dan Jiyong sedang bermain kejar-kejaran membuat Dami tersenyum lebar tanpa sadar, melihat dua orang itu tertawa lepas membuat hatinya menghangat. Jiyong bak anak-anak tanpa beban berat di pundaknya, dan itu membuat Dami senang. Tanpa sadar pelupuk matanya mendung dengan lelehan kristal yang hendak tumpah, ia buru-buru membalikkan badan untuk menyeka lelehan kebahagiaan yang hendak jatuh dari sumbernya. Jiyong dan Jenny tidak boleh tau ini.

Light in the DarknessWhere stories live. Discover now