Discussion

248 33 6
                                    

7am


Selayaknya embun yang meninggalkan bekas basah disetiap tempat yang diselimutinya, air mata juga slalu meninggalkan bekas disetiap tempat yang dialirinya. Sembab terlukis jelas di  wajah cantik seorang Kwon Dami, rupa muram wanita itu kemudian menimbulkan banyak pertanyaan dibenak Dara.

Namun, gadis muda itu tak ambil pusing dan memilih diam ketimbang memenuhi rasa penasarannya yang mungkin akan memperburuk mood Dami, jadi Dara memilih  membiarkan Dami sibuk menata meja makan sementara Ia memotong buah-buahan.

"Dee." Gi Ran yang baru saja hadir langsung berhambur kesamping tubuh Dara membuat empunya menoleh penasaran. 

"Ada apa Bu ?"

"Kamar kalian bermasalah ?" Tanya Gi Ran begitu saja.

Dara memejamkan mata sejenak meruntuki kebodohannya, usahanya bangun lebih awal ternyata tidak berhasil mengelabuhi semua orang. Nyatanya sang mertua tau jika keduanya tidur diruang tengah tadi pagi, sungguh memalukan. "Hanya ingin tidur diluar." Jawab gadis itu dengan tawa canggung membuat Gi Ran terawa kecil.

"Kalian bisa saja." 

"Dee, siang ini kau kemana ?" Giliran Dami yang bersuara setelah selesai menata meja makan. Suara Dami membuat Dara menoleh kearah wanita itu lalu menggeleng kecil. "Tidak kemana-mana."

"Antar aku ke Osaka."

"Osaka ?" Ulang Dara sedikit tidak yakin dengan apa yang ia dengar.

"Iya, aku harus mengurus sesuatu disana, kau bisa ?"

Dara mengiyakan permintaan Dami tanpa bertanya apa tujuan wanita itu. "Jam berapa kita berangkat, Eonni ?"

"Jam 9, bagaimana ?" Dami lalu melirik Gi Ran yang ikut menata potongan buah dalam wadah. "Ibu, aku hanya akan pergi bersama Dara, jadi aku titip Jenny." Lanjut Dami.

Gi Ran mengangguk paham. "Kalian sarapan dulu saja, dua orang lainnya biar Ibu yang urus. Lebih cepat berangkat lebih baik." Ujar Gi Ran.

Dami mengangguk, sementara Dara hanya mengamati kedunya sembari menyuci piring. Melihat bagaimana wanita paruh baya itu mengarahkan keduanya membuat Dara yakin bahwa Gi Ran mengetahui tujuan Dami pergi ke Osaka.  "Lebih baik jangan bangunkan dua bocah itu Dee, pergilah mandi dulu jika belum ingin sarapan." Seru Gi Ran seolah membaca pikiran Dara yang hendak membangunkan Jiyong.

"Sepertinya Jiyong juga baru terlelap, Jenny juga baru tidur jam lima ini setelah terjaga jam empat pagi." Sahut Dami.



8.15am

Dara dan Dami sudah siap untuk berangkat ke Osaka, kini keduanya tengah berpamitan dengan Gi Ran di teras depan. Sementara Dara mengecek barang bawaan di dalam tas kecilnya, Gi Ran menatap keduanya bergantian lalu memeluk mereka satu persatu. "Hati-hati, tidak perlu buru-buru." Serunya setelah selesai memeluk dua orang itu.

Keduanya mengangguk paham sebelum berlalu menuju mobil yang berada di sebrang.

Mobil dan truck-truck besar mulai berlalu lalang melintasi lajur 2 menuju Osaka. Hampir tiga puluh menit Dara membelah jalanan ini, selama itu juga tenggorokannya tercekat oleh cerita miris yang Dami katakan padanya. Keterkejutan gadis itu membuatnya tak sengaja melonggarkan injakan kakinya pada pedal gas, sekarang gadis itu paham mengapa Dami tiba-tiba mengajaknya pergi ke Osaka seperti saat ini. Ayah kadung Jenny, alias mantan suami Dami adalah alasannya.





10am

10am

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Light in the DarknessWhere stories live. Discover now