BAB 21

54 6 0
                                    

Sore mulai menjelang dan langit Seoul mulai berubah menjadi oranye. Cuaca hari ini benar-benar mendukung untuk pergi jalan-jalan. Tidak terlalu terik dan juga tidak terlalu dingin. Apakah musim semi memang seindah ini ataukah perasaan di dalam hatilah yang membuat semuanya menjadi lebih baik?

Kei masih setia menggendong Min Joon. Beberapa saat yang lalu, bayi Jay itu sempat terbangun dan mulai menangis. Tetapi Ila mencoba gantian menggendong Min Joon sedangkan Kei kembali ke mobilnya untuk menjemput kotak yang berisi ASI khusus untuk Min Joon. Tidak lama kemudian, bayi itu kembali tertidur dalam buaian Ila ditemani senandung Kei yang sangat lembut. Setelah benar-benar tertidur, Kei kembali membawa Min Joon dalam gendongannya.

“Pantas saja Anda menjadi penyanyi yang terkenal,” kata Ila. “Suara Anda benar-benar merdu.”

“Apa kau suka?”

Ye?

“Suaraku. Apa kau suka suaraku?”

“N- Ne,” kata Ila.

Kei pun langsung tersenyum. “Kapan-kapan aku akan bernyanyi untukmu.”

Kemudian Kei dan Ila melanjutkan perjalanan mereka. Kei membawa mobilnya menuju salah satu tempat yang cukup terkenal dengan pemandangan musim semi yang menawan. Kornea mata Ila langsung dimanjakan dengan pohon-pohon yang berwarna merah muda dan berjejer sepanjang jalan. Bunga-bunga juga nampak mekar dalam banyak warna. Benar-benar pemandangan yang indah.

“Ini indah sekali,” kata Ila kagum. Sedangkan Kei hanya tersenyum sambil terus fokus menyetir.
Mobil mewah Kei berhenti di salah satu tempat makan. Ia menatap Ila yang masih sibuk memandang keluar. Lalu Min Joon menggeliat dan langsung mengambil alih perhatian Ila. Barulah ia sadar kalau Kei sedang menatapnya.

“Kita akan turun di sini, Kei-ssi?”

“Kau tidak usah turun. Biar aku saja,” kata Kei. “ Kau suka makanan apa?”

“Saya akan ikut,” kata Ila.

“Hmm.. Ya sudah. Ayo,” ajak Kei. Ia membantu membukakan pintu mobil lagi. Padahal Ila bisa saja membuka pintu itu sendiri.

Mereka masuk ke dalam tempat tersebut sambil jalan berdampingan. Sosok Ila yang menggendong Min Joon terlihat sangat mungil berada di samping Kei. Tinggi gadis itu hanya mencapai bahu Kei. Ditambah pula Ila hanya mengenakan sendal apartemen yang ukurannya kebesaran dan sama sekali tidak memiliki hak. Kalau saja ia memakai highhels maka mungkin saja tingginya akan sedikit bertambah.

Kei berjalan lebih lambat dengan sengaja untuk memperhatikan Ila berjalan di depannya. Ia baru sadar kalau Ila memakai sendal apartemen mereka yang kebesaran dan berlebih di belakangnya. Kei sedikit terkekeh dan kemudian terdiam sendiri. Ia segera menyusul Ila dan memintanya duduk di salah satu meja yang ada.

“Kau tunggu di sini saja. Biar aku yang pesan,” kata Kei. “Dan juga, aku ada perlu sebentar. Kau tunggu aku ya!”

“Baiklah, Kei-ssi.”

Kei melangkah mendekat ke salah satu pegawai dan memintanya untuk menjaga Ila sementara ia pergi. Ia juga menyebutkan beberapa pesanan dan langsung membayarnya. Berulang kali ia menekankan agar pegawai tersebut mengingat Ila.

“Istri dan anak Anda terlihat imut sekali. Kalian pasti pasangan muda,” kata pegawai yang sepertinya sudah berusia empat puluhan. “Saya akan memperhatikan mereka selama Anda keluar.”

“Terima kasih,” kata Kei langsung. Lalu ia berlari keluar dengan cepat.

***

“Tempat ini benar-benar bagus.”

Dr. Chan tersenyum lebar dan merasa sedikit bangga karena berhasil mengajak seniornya makan di tempat yang bagus. Ia sengaja menanyakan referensi tempat kepada rekan-rekannya yang lain. Ia sangat ingin mengajak dokter senior yang sangat dihormatinya itu makan bersama.

WERODIWhere stories live. Discover now