BAB 7

69 6 0
                                    

Wush~

Angin berhembus kencang, hingga terasa sampai ke balkon apartemen BST. Bulan ini merupakan penghujung musim semi dan awal dari musim panas. Oleh karena itulah udara tidak terlalu dingin tetapi cukup sejuk. Sementara itu, dua orang manusia sudah berdiri menikmati hembusan angin itu dari balkon apartemen BST. Mereka adalah Vero dan seorang gadis yang sudah diselamatkannya.

Mata Vero menatap jauh ke depan. Ia memandang lingkungan apartemennya yang enak dilihat mata karena terdapat banyak pepohonan dan ada perairan. Sedangkan seorang gadis di sampingnya, sedang menutup mata dan menghirup napas dalam-dalam seakan-akan pasokan oksigen di bumi akan segera habis. Kemudian ia menatap sosok di sampingnya yang sedang menatap fokus ke depan.

“Vero-ssi,” panggil gadis itu. “Thank you for saving my life.

Vero menoleh dan mendapati gadis di sampingnya sudah mengalihkan pandangan. Tadi ia mendengar gadis di sampingnya sudah mengetahui nama dan memanggilnya dengan embel-embel “ssi” dalam Bahasa Korea, tetapi masih berbicara dalam Bahasa Inggris. Oleh karenanya, Vero bingung karena tidak mengerti harus menjawab apa. Ia mengerti ketika gadis itu berbicara, tetapi ia tidak bisa balas berbicara dengan bahasa yang sama.

Geurigo,* saya bisa Bahasa Korea,” katanya. Lalu matanya melihat ke atas seperti sedang berpikir. “Yaggan ui biteu.**.” (*Dan **Sedikit saja)

Kemudian gadis itu menambahkan dengan membuat isyarat kecil dengan jari telunjuk dan jempolnya. Karena itu, Vero merasa sedikit lega walaupun Bahasa Korea yang digunakan gadis tersebut terdengar cukup kacau. Tetapi ia masih bisa memahaminya.

“Tidak apa-apa. Sebenarnya Niko-Hyung yang sudah memberi ide untuk mengobati Anda di sini. Saat itu saya… sangat bingung,” kata Vero jujur. Ia sengaja memilih kosa kata yang umum supaya gadis itu mengerti.

Gamsahamnida-yo.”

Mendengar kata-kata gadis di sampingnya, membuat Vero langsung tertawa besar. Sampai-sampai bahunya bergetar hebat. Kosa kata yang digunakan gadis tersebut berhasil membuat Vero melupakan beban pikirannya sejak semalam. Bagaimana mungkin ia menggabungkan kata terima kasih dan diakhiri “yo” di belakangnya. Mungkin ia bermaksud mengucapkan terima kasih dengan sopan dan formal. Tetapi tetap saja bagi Vero terdengar sangat lucu dan menggelikan.

Sementara gadis di sampingnya menatap Vero yang sedang tertawa hampir terpingkal-pingkal. Ia tersenyum melihatnya. Matanya memperhatikan mata Vero yang menyipit karena tertawa. Tapi tiba-tiba hatinya berdetak keras dan merasa hal yang dilakukannya salah.

Astagfirullah, batinnya. Kemudian sejurus setelahnya ia juga tidak mengerti dengan apa yang baru saja dibacanya dalam hati. Ia tertunduk dan merasa sedikit pusing.

“Vero-ssi, Anda di sana?”

Tawa Vero mereda sedikit demi sedikit. “Dr. Chan?”

“Ya, ini saya.” Dr. Chan datang dan ikut bergabung di balkon. Ia berganti dari menatap Vero kepada gadis yang menjadi pasiennya. “Lebih baik kita masuk dulu, Mis. Ada yang perlu kita bicarakan.”

“Baiklah,” kata gadis itu.

Kemudian Dr. Chan masuk diikuti oleh pasiennya. Sedangkan Vero turut mengekor di belakangnya. Para member sudah berkumpul di ruang tengah termasuk Kei. Sepertinya mereka sengaja berkumpul untuk membicarakan persoalan gadis ini.

Dr. Chan membawa gadis itu duduk di sofa. Lebih tepatnya di sofa tunggal sehingga ia bisa duduk tanpa di dampingi siapapun. Hal itu dimaksudkan agar gadis itu tidak lagi ketakutan saat berinteraksi langsung dengan member BST, begitu pula sebaliknya.

WERODIWhere stories live. Discover now