BAB 12

49 6 0
                                    

Enam orang member BST menyantap haejangguk* buatan Kei dengan lahap. Kesadaran mereka perlahan mulai pulih sehingga mampu berdiri dengan tegap tanpa harus sempoyongan. Satu persatu member secara bergantian membasuh muka dan kembali ke ruang tengah karena bermaksud merapikan sisa-sisa acara minum alkohol bersama mereka semalam. (Salah satu sup anti pengar)

Sam sampai duluan di ruang tengah dan mendapati Kei sudah tertidur lelap di sofa. Member termuda itu terlihat tidur dengan nyenyak walaupun dalam posisi yang kurang nyaman. Bahkan wajahnya memperlihatkan segaris senyum tipis.

“Apa yang sedang dimimpikannya?” ujar Sam bermonolog. “Sampai senyum-senyum begitu.”

“Ada apa, Sam? Eo? Kei tertidur di sofa?” kata Niko.

Kemudian Hiro, Ray, Jay, dan terakhir Vero datang menghampiri Niko dan Sam yang sedang memperhatikan Kei tertidur. Vero menatap ekspresi tenang dalam wajah Kei. Ia kembali teringat dengan kejadian sebelumnya saat ia membuntuti Kei masuk kamar. Kemudian ia menatap Jay yang sedang berdiri di sampingnya.

Jay yang mungkin terlalu peka, sadar bahwa Vero sedang menatapnya. “Kenapa kau menatapku seperti itu? Kau jatuh cinta padaku?”

“Kau gila, ya?” ujar Vero kesal. “Aku hanya teringat sesuatu.”

“Apa?”

“Kau tidak akan pulang menemui Mira-ssi dan anakmu? Mereka pasti sudah menunggumu,” kata Vero.

“Kau benar juga! Kalau begitu, aku pergi dulu!” kata Jay. Ia langsung bergegas menuju pintu keluar, “Sampaikan terima kasihku kepada Kei untuk haejangguk-nya!”

Vero hanya diam dan memperhatikan tingkah Jay yang tergesa-gesa meninggalkan apartemen. Ia masih terngiang kata-kata Kei soal perasaannya terhadap Mira- ssi yang merupakan pasangan Jay. Kepalanya sakit karena bingung memikirkan harus berbuat apa untuk menyelesaikan masalah sahabat dan juga adik termuda grupnya.

Kemudian Vero baru sadar kalau Kei sudah berpindah tempat tidur di sofa. Padahal tadi malam ia melihat Kei tertidur di samping ranjang yang ditempati Melodi. Ia juga baru sadar kalau rambut dan bajunya basah. Rasanya ia tidak ingat apa yang terjadi padanya hingga baju dan rambutnya bisa basah.

Semalam setelah membuntuti Kei masuk kamar, Vero sedikit tertegun dengan kata-kata yang digumamkan member termudanya itu. Kemudian ia memilih keluar sebelum ketahuan oleh Kei, padahal awalnya ia berniat untuk menghibur Kei yang terlihat murung. Akan tetapi setelah tau kenyataannya, Vero malah bingung sendiri dan tidak tau harus mengatakan apa kepada Kei.

“Hyung, kau tidak menyiramku saat aku mabuk kan?” tanya Vero kepada Ray.

“Untuk apa aku melakukan itu?”

Geunyang,* aku cuma bertanya.” (Hanya saja)

Hiro memperhatikan rambut dan baju Vero yang basah. “Apa kau menyemplungkan kepalamu ke wastafel?”

“Tidak mungkin, Hyung. Aku tidak sebodoh itu,” kata Vero.

“Tapi kau cukup gila untuk melakukan itu saat mabuk,” sambung Sam.

“Benar juga. Kau tidak terbiasa mabuk, Vero. Kejadian bulan lalu, saat kita minum bersama di Gedung Sky Castle, kau hampir saja memeluk seorang pegawai wanita di sana. Kau hanya tidak sadar atas kegilaanmu saat mabuk,” kata Niko saat mengingat-ingat tingkah Vero yang sedang mabuk.

“Aku begitu? Kenapa aku begitu?”

Empat member yang menatap Vero malah menggeleng-geleng karena jenuh melihat tingkah adik mereka yang satu itu. Vero memang terkenal tidak bisa minum alkohol dengan baik. Apabila sekalinya mabuk, ia akan terlihat seperti orang gila dan tidak ingat atas kelakuannya saat sadar di esok hari.

WERODIWhere stories live. Discover now