BAB 9

58 7 0
                                    

Seoul, 30 April 2022

Hari ini BST kembali sibuk dengan aktivitas yang padat. Pagi-pagi sekali, keenam member sudah terbangun dan bersiap untuk pergi ke gedung agensi untuk mempersiapkan comeback terdekat mereka. Seo Jin sebagai manajer, tidak bisa mendampingi mereka karena harus mengurus beberapa hal penting. Jadi BST hanya ditemani beberapa staff saja.

“Apa tidak apa-apa kita membiarkan Melodi-ssi sendirian?” kata Hiro.

“Tenang saja, Hiro. Persoalan itu sudah diurus oleh Seo Jin-Hyung kemarin. Selain itu, CCTV juga sudah dipasang,” kata Niko.

“Benar, Hyung. Aku yakin ia akan baik-baik saja,” kata Jay menambahkan.

Sementara itu, Vero dan Kei hanya terdiam dalam lamunan masing-masing. Mata Vero memandang ke arah luar kaca van mereka. Pemandangan gedung-gedung tinggi terasa menghambat penglihatannya. Ia ingat saat ia melihat pemandangan dari balkon kemarin bersama Melodi. Ia merasa gadis itu sedang memandangnya tetapi ia tidak begitu yakin. Mungkin hanya perasaannya saja karena sudah terbiasa menjadi sorotan orang banyak.

Sedangkan Kei masih sibuk dengan pikirannya. Matanya menatap ke depan tetapi terlihat kosong. Ia menatap ke arah Jay seakan terlihat ingin menyampaikan sesuatu. Hanya saja bibirnya tetap terkatup rapat dan matanya saja yang tetap memandang ke depan. Entah apa yang menjadi pikirannya.

***

"Aku dimana?”

Melodi bangkit dan duduk di kasur yang berbeda saat ia bangun pertama kali. Ruangan yang sedang ia tempati dipenuhi nuansa cream pada dindingnya. Kemudian ia berdiri dan berjalan keluar. Ia menemukan seperangkat komputer di depannya. Terdapat botol-botol sisa minuman anggur di samping komputer yang paling besar. Lalu Melodi berbelok ke kanan dan menemukan pintu keluar.

Kakinya berjalan keluar kamar dan menemukan sebuah cermin besar di ujung ruangan. Ia menatap dirinya yang sedang berdiri di depan cermin. Tubuhnya mengenakan sweeter biru kebesaran dan celana dasar yang kepanjangan. Bahkan ia tidak dapat melihat jari tangan dan kakinya karena tertutupi pakaian.

“Baju siapa yang aku pakai?” katanya bermonolog.

Lalu ia menggulung rambutnya yang berantakan setelah menyisirnya dengan jari tangannya sendiri. Kepalanya masih memakai perban dari depan hingga belakang, sehingga sedikit sulit untuk merapikan rambutnya. Kemudian ia melangkah keluar dan berhasil sampai di ruang tengah apartemen yang dikenalinya. Ia ingat saat Dr. Chan menanyainya beberapa hal kemarin, tapi ia tidak lagi ingat soal Seo Jin sampai ia pingsan.

“Vero-ssi? Dr. Chan? Eodiseyo?*” panggilnya. (Dimana)

Beberapa kali ia memanggil nama dua manusia yang berhasil dihafalnya itu. Ia juga berusaha mencari sosok yang dikenalinya di setiap ruangan, tetapi tidak berhasil ditemukannya. “Apa mereka semua bekerja?”

Kemudian ia berjalan ke arah balkon untuk melihat pemandangan seperti yang ia lakukan bersama Vero kemarin. Namun suara pintu terbuka membuat Melodi mengalihkan pandangan dan memilih membatalkan niatnya untuk ke balkon. Ia berjalan pelan-pelan ke arah suara yang bersumber dari pintu masuk apartemen BST.

Dangsin nuguya?*” (Kau siapa)

Melodi sama terkejutnya dengan orang yang saat ini sudah berdiri di hadapannya. Walaupun nada suara orang tersebut terdengar datar, tetapi ekspresinya memperlihatkan keterkejutan. Ia mengenakan baju kaos hitam oblong dan celana lebar yang berpola loreng khas tentara. Matanya sipit dan kulitnya putih pucat seperti seorang gadis, walaupun kenyataannya orang di depan Melodi saat ini adalah seorang pria.

WERODIHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin