S E M B I L A N B E L A S

1.5K 246 63
                                    

"Eung?" Hongjoong menunduk, menatap Seonghwa yang berada di pelukannya dan tengah menatapnya bingung.

"Kenapa?"








"Ahjussi siapa?"

⭐❇⭐

"Tolong ingatkan aku agar tidak membunuh Hyung Sialan itu sekarang." pemuda dengan surai cokelatnya itu menghela nafas beratnya seraya memijit pelipisnya yang terasa amat sakit.

Terimakasih untuk Kim Woojin selaku kakak kandunh dari seorang Kim Seungmin, orang yang telah membuat kepalanya serasa ingin pecah karena memikirkan kelakuan kakaknya yang sudah buta cinta itu.

"Astaga..." Seungmin membanting tubuhnya ke atas tempat tidurnya setelah menyuruh tangan kanannya untuk keluar dari kamarnya.

"Aku sudah melupakan perasaanku, tapi tetap saja dia pernah mengisi hatiku..."

"... Jira Nuna, apa yang harus ku lakukan?" Seungmin yang semula menatap langit-langit kamarnya pun perlahan mulai memejamkan matanya, bersiap menerbangkan kesadarannya menuju alam mimpi yang menantinya.




Ceklek!

"Seungmin?" untung saja Seungmin belum benar-benar terlelap, jadilah ia terbangun guna melihat siapa yang memasuki kamarnya. Ah, ternyata kakaknya.

"Apa?" tanyanya dingin, matanya menatap tajam sosok yang masih berdiri di ambang pintu kamarnya.

"Bisa kita bicara?" Seungmin mengernyitkan keningnya, tidak biasanya Woojin bertanya terlebih dahulu jika ingin mengobrol dengannya.

"Tidak, aku ingin tidur."

"Ah, baiklah... Selamat malam." Seungmin semakin dibuat bingung dengan tingkah laku Woojin, biasanya juga ia akan memaksa Seungmin untuk mendengarkannya. Namun, Seungmin memilih untuk tak ambil pusing dan langsung membaringkan tubuhnya kembali setelah Woojin benar-benar keluar dari kamarnya.

⭐❇⭐

Dia bukanlah Seonghwa, saat ini tubuh dan kesadarannya tengah dikendalikan oleh sosok bernama Song Mingi. Dirinya berubah ketika kembali ke rumahnya setelah beberapa hari menginap di rumah sakit karena kondisinya yang tidak bisa dibilang baik.

Begitu sampai di rumahnya, bukannya mendapat sambutan hangat dari Ayahnya, dirinya justru mendapat tamparan keras dan makian yang keluar dari mulut Ayahnya itu, saat itu juga kesadarannya langsung diambil alih oleh Mingi hingga ia berani membalas perbuatan Ayahnya dengan tak kalah kasar, bahkan banyak luka sayatan pada tubuh Ayahnya karena terus saja meronta saat Mingi berucap dengan mencengkram kerah bajunya. Banyak pelayan yang menyaksikannya, namun tidak ada satupun dari mereka yang berani mengusiknya, hingga mereka memilih untuk diam menonton saja sampai akhirnya Mingi memilih untuk pergi dengan menyeret koper besarnya keluar dari rumah besar itu, dia punya banyak tujuan di dunia ini jadi ia tak perlu bingung harus pergi ke mana.

Sebelum melajukan mobilnya, Mingi sempat merogoh saku jaketnya, mencari ponsel milik Seonghwa lalu mendial sebuah nomor ponsel milik seseorang.



"Hallo, Seonghwa?"

"Hongjoong-ah, aku tidak akan ke rumahmu sekarang. But, jangan mencariku."

Tutt.. Tut..


Panggilan diputus secara sepihak oleh Mingi sebelum akhirnya pemuda itu memilih untuk mengetik beberapa digit nomor ponsel yang sudah ia hafal di luar kepalanya.



"Hallo, dengan siapa ini?"

"Min Ahjussi, ini aku Song Mingi."

"T-tuan Muda, b-bagaimana bisa? Tolong anda jangan bercanda Tuan."

"Aku tidak bercanda, ini benar-benar aku."

"Saya tidak percaya."

Mingi menghela nafasnya sejenak, astaga pria yang merupakan asisten pribadinya dulu itu memang menyusahkan sekali.

"Dengarkan aku... Fix on, Fix on, Fix on!"

Beberapa saat tak ada sahutan dari orang di sebrang sana, entah apa yang tengah dilakukannya.

"Astaga, ini benar Tuan Muda Song?"

Mingi merotasikan matanya jengah, memangnya siapa lagi yang tahu akan kode rahasianya?

"Ck, iya ini aku. Aku akan pulang ke rumahku, rumah yang ku beli sendiri. Jadi datanglah ke sana."

"B-baik Tuan, saya segera ke sana."

Tutt.. Tutt..


Setelah panggilan terputus, barulah Mingi mulai tancap gas dan melajukan mobilnya menuju suatu daerah, di mana terdapat sebuah rumah yang sempat ia beli dulu, saat masih hidup.

⭐❇⭐

"Samchon?" Woojin yang baru saja menapakkan kakinya di sebelah seorang pria paruh baya yang terbaring lemah dan baru saja sadar dari pingsannya.

"Kim W-woojin?" Woojin mengangguk pelan, pria paruh baya di depannya itu adalah ayah kandung Seonghwa yang sudah ia anggap seperti ayahnya sendiri.


"Bagaimana bisa Samchon seperti ini? Siapa yang menyakiti Samchon?" sorot matanya menyiratkan rasa khawatirnya, Woojin bertanya dengan pelan pada sosok di depannya.

"Dia... S-seonghwa." pria itu menjawab dengan sedikit susah karena bibirnya yang terasa sakit setelah menerima pukulan dari sang anak beberapa waktu yang lalu. Jawabannya ternyata membuat Woojin mendelik terkejut.

"B-bagaimana bisa?" pria itu menggeleng pelan tanda tak tahu.

"Dia tiba-tiba memukulku saat aku tengah menasehatinya." Woojin yang mendengarnya pun menggeram pelan, dia sedikit bingung dengan apa yang akan dilakukannya nanti.




















































































































Tbc!
Voment pliseu❤

[✔] 2. FEAR; JoongHwaWhere stories live. Discover now