Bébé [JenoxRenjun]

obsession

“I want to feel you from the inside."

—Jeno

"Hmm, Huang Renjun ya." Jeno, saat ini tengah berada di penthouse nya sambil memegang dokumen yang berisi semua informasi mengenai seorang lelaki yang sudah diintainya sejak lama. Dia adalah salah satu mahasiswa nya, yang sangat pintar di mata kuliah bahasa Inggris.

Jeno mungkin sudah sangat terobsesi pada lelaki mungil yang saat ini sedang berlatih vokal di ruang musik kampus mereka. Bahkan hanya melihat Renjun meminum airnya yang membuat adam's apple milik Renjun bergerak naik turun, sudah membuat Jeno turn on.

Jeno juga tidak tau mengapa dirinya bisa segila ini terhadap seorang Huang Renjun. Pertama kali melihat lelaki mungil itu adalah saat dirinya sedang berdiam diri di perpustakaan. Saat itu Jeno sedang berkeliling mencari buku, dia melihat seorang lelaki yang sedang terkantuk-kantuk. Dengan banyak buku yang terbuka di meja perpustakaan yang ditempati Renjun.

Jeno sejak saat itu selalu mengamati Renjun. Cara berjalannya yang imut, bibirnya yang sangat menggoda saat ia mengomeli sahabatnya. Dan lihatlah pipi chubby yang menggemaskan itu.

"Kamu harus berada dalam genggaman ku, Huang Renjun," Jeno menyeringai.

Beberapa bulan setelahnya, Jeno berhasil menjadikan Renjun sebagai kekasihnya. Katakan Jeno sudah gila karena mengancam akan membunuh semua keluarga Renjun jika anak itu menolak dirinya. Dan akhirnya Renjun dengan sangat terpaksa harus menerima Jeno menjadi kekasihnya.

Renjun tak menampik jika perlakuan Jeno padanya sangat baik. Tetapi kadang jika Jeno kehilangan kendali atas dirinya, Renjun yang akan menjadi pelampiasan. Dicambuk, dicekik bahkan Jeno tak segan mencium bibirnya hingga terluka.

Saat ini kelasnya sudah dimulai, Jeno datang dengan gagahnya membawa buku dan juga memakai kacamata. Renjun sejenak melihat kearah dosen sekaligus kekasihnya itu, tampan pikirnya.

Akhirnya setelah akhir kelas itu, tiba-tiba seorang mahasiswi menanyakan status Jeno.

"Mr. Lee, apakah kamu punya pacar?" Renjun berusaha menahan diri untuk tidak berlari keluar. Ia memang tidak pernah mengatakan secara terang-terangan perihal hubungannya dengan Jeno. Ia hanya takut dibully karena Jeno memiliki banyak fans di kampus.

Renjun menelan ludahnya susah payah. Matanya tak sengaja bersibobrok dengan mata sehitam arang milik Jeno, tanpa kata ia menundukkan kepalanya untuk menghindari tatapan Jeno.

"Dia ada disini," Renjun semakin gelisah. Bagaimana jika Jeno membocorkan rahasia besarnya?

"Wahhh, siapa dia?!"

Jeno tersenyum miring. Ia melihat bagaimana Renjun menundukkan kepalanya untuk menghindari tatapannya. Anak itu harus diberi pelajaran.

"Rahasia," Jeno langsung mengakhiri kelasnya dan berjalan keluar. Membuat Renjun bernafas lega.