9 P.M

4.2K 342 3
                                    

“I really want to kiss you.
And not just on the lips.”

—Jeno










"Mama," Chenle memanggil Renjun yang baru tiba di rumah. Hari ini dia lembur di rumah sakit karena pasien banyak yang datang untuk konsultasi.

"Kenapa baby? Kok belum tidur?" Renjun menghampiri anaknya yang berusia 7 tahun itu dan menggendongnya.

"Lele ingin adik," Renjun mengernyitkan alisnya. Terkejut dengan kalimat yang baru saja dilontarkan anaknya.

"Kok tiba-tiba bilang gitu? Ada apa?" Renjun waspada, takut ada Jeno—suaminya—. Karena ya, beberapa bulan ini Jeno juga sering mengajaknya berhubungan badan tetapi Renjun selalu menolak karena lelah.

"Lele tadi lihat adik kecil di rumah Felix, jadi Lele juga mau!" Renjun menghela nafasnya dan membawa Chenle untuk duduk di sofa.

"Lele, gimana kalau besok kamu main lagi ke rumah Felix. Lihat adik nya di sana aja ya? Mama belum bisa ngasih adik buat Lele. Mama masih sibuk," Renjun berusaha memberikan pengertian pada Chenle.

"Oh jadi Chenle mau punya adik?" Suara husky Jeno tiba-tiba saja menggema di ruang keluarga itu.

Tamatlah riwayat Renjun.

"Chenle mau punya adik?" Chenle yang ditanya seperti itu langsung mengangguk ribut

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"Chenle mau punya adik?" Chenle yang ditanya seperti itu langsung mengangguk ribut. Jeno menyeringai pada Renjun.

"Yasudah, Chenle sekarang tidur ya. Sudah jam 9 malam. Nanti Papa buatkan adik. Bagaimana?"

"MAUUUUU!!!" Chenle langsung mencium kedua orangtuanya itu dan berlari menuju kamarnya. Tinggalah Renjun dan Jeno di ruang keluarga.

Renjun yang merasa jika posisinya terancam pun langsung bergegas bangkit dari sofa dan berjalan cepat memasuki kamar.

Tidak tau saja Jeno sudah menyiapkan rencana agar istrinya itu mau berhubungan badan dengannya malam ini juga.

"Renjun!" Renjun yang dipanggil Jeno pun langsung keluar dari kamar mandi. Dia sudah mandi dan saat ini sudah memakai piyama.

"Tolong sayang! Kakiku tiba-tiba tidak bisa digerakkan," Jeno merintih kesakitan membuat Renjun panik. Renjun segera menuju ranjang dimana Jeno berbaring. Dia memegang kaki suaminya dengan tangan yang gemetar.

"K-kok bisa sih?" Renjun memijit pelan kaki Jeno. Dia masih panik.

Saat akan memijit bagian pergelangan kaki, tiba-tiba tubuh Renjun diangkat oleh Jeno dan secepat kilat dirinya berada dibawah kungkungan suaminya.

Sial dia dijebak.

"Kamu nggak bisa menghindar lagi, honey. Chenle mau punya adik," Jeno berbicara diakhiri smirk. Membuat Renjun menelan ludahnya susah payah.

Bébé [JenoxRenjun]Onde histórias criam vida. Descubra agora