Kekerasan yang hanya berada di lingkungan dan hidup mereka bukan ketika mereka tengah berdua, apalagi menikmati angin malam merupakan ketentraman bagi Lidya.

"Aku akan memanggilmu dengan sebutan kakek aja," ujar Lidya memberikan kesimpulan.

Zhiro menatapnya dengan datar lalu tertawa kecil. "Ayolah, amour. Aku rasa aku tidak setua itu."

"Apakah aku salah? Bukannya tadi kau mengatakan jika aku bebas memanggilmu apa aja?" goda Lidya tidak henti-henti.

"Kau tidak akan pernah salah bagiku, kau akan selalu benar. Cintamu yang membuatku tidak bisa membuatmu bersedih," gumam Zhiro terperangkap dalam jebakan Lidya.

"Zhir?"

"Kenapa sayang? Kau mengantuk? Apa ingin aku gendong?"

"Bukan begitu, aku ingin bertanya sesuatu. Kau pernah menanyakan mengapa aku memilihmu? Lalu yang ingin aku tanyakan adalah hal yang sebaliknya. Mengapa kau lebih memilihku? Aku sadar jika banyak wanita di luar sana yang melebihku? Setidaknya kau akan aman tanpa bahaya," gumam Lidya.

"Jika semua wanita sepertimu, maka aku akan menikahi semuanya," gumam Zhiro dengan polos.

"Maksudnya kau akan mendua?" Lidya langsung menatap tajam Zhiro, ia berangsur menjauhkan kepalanya dari bahu Zhiro. Tetapi Zhiro langsung menariknya masuk ke dalam pelukannya.

"Kau salah paham, aku tidak ingin menduakanmu, terpikirpun tidak pernah karena hanya kau yang berhasil membuatku tidak sanggup tetap hidup," ujar Zhiro menenangkan.

"Jadi kau tidak ingin mendua?" tanya Lidya sembari mendongakkan kepalanya. Zhiro melihat butir-butir air mata di sudut mata Lidya.

"Kau menangis?" gumam Zhiro sembari menyeka air mata Lidya dengan lekas.

Lidya melihat mata Zhiro sedikit memerah. Air mata tertangkap jelas di mata Zhiro. "Mengapa kau juga menangis?"

"Karena kau hidupku. Jantungku akan tetap berdetak ketika jantungmu masih berdetak. Kau itu lebih dari segalanya yang aku punya, lemahku lebihku ada di dirimu. Tangismu dapat membuatku juga menangis begitupun senyummu. Karena itulah tersenyumlah, karena aku ada untukmu," jawab Zhiro.

"Maaf..." Lidya menghapus air mata Zhiro.

"Untuk apa?" Zhiro menatap Lidya dengan teramat dalam.

"Aku telah membuatmu menangis..."

Cup....

Zhiro memotong kalimat Lidya dengan mencium tepat ke bibir Lidya. Lidya langsung keluar dari ciuman itu. "Jadi kau tidak ingin mendua?"

Zhiro sedikit terkekeh. "Jika itu terjadi, bunuh saja aku."

***

"Kau harus selamat Lidya, istriku."

Zhiro melihat dari kaca spion, anak buah dari Gioza menjadi anarki di jalanan. Mereka tersulut dalam amarah, pimpinannya akan dihabisi. Begitupun dengan Oxy, ia tidak bisa membayangkan seberapa marahnya dia saat ini. Sedangkan Gioza menenangkan Lulu yang jatuh pingsan.

Pikiran Zhiro kini dipenuhi oleh setiap keadaannya bersama Lidya, pertemuannya di Artik, pertempurannya sampai ke pernikahannya.

Zhiro semakin marah dengan waktu, motornya tidak bisa memperlambat waktu. Ia sampai ke depan gerbang rumah Lathfierg, sebuah gerombolan orang-orang yang misterius keluar dari gerbang lalu melemparkan sebuah handphone ke dekat Zhiro. Zhiro mengambilnya.

Ia mengamati sebuah video yang menampilkan istrinya tengah diikat oleh seseorang.

"Diam kau di sana! Siap-siap untuk mati!" suara lelaki menggema di ruangan. Lidya hanya tersenyum sinis.

"Simpan saja senyumanmu untuk kematianmu, kau akan segera mati terbakar di ruangan ini!" tawa meledak memenuhi ruangan.

"Pengecut," tukas Lidya dengan tenang.

"Kau akan mati! Pikirkanlah kematianmu! Aku pastikan kau akan mati di rumahmu sendiri!"

"Aku ataukah kau? Hanya pengecut yang berani mengancam." Lidya membalas dengan senyuman yang mengancam.

"Aku?"

"Manusia bodoh! Aku tau siapa kau walaupun kau menutupi dirimu di balik seribu topengpun! Bersiaplah menunggu kematianmu."

Seseorang datang dan mengitari Lidya yang masih berbalut gaun warna pink dan menyiramkan sebuah cairan di sekitarnya. Ia menyulut api dan menyambar.

"Kau akan mati!"

"Aku atau kau?"

Video itu berakhir, rombongan itu telah jauh pergi. Zhiro langsung memutar motornya masuk ke dalam gerbang. Ia melewati Rozi yang tengah terikat. Ia sampai di depan gudang yang hampir dipenuhi kobaran api.

"Jangan tinggalkan aku sendiri..."

Leave The World with Yourlove [Lathfierg Series] [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang