SEA | 3

5.9K 565 17
                                    

Sea memeriksa kembali semua berkas-berkas yang ia butuhkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sea memeriksa kembali semua berkas-berkas yang ia butuhkan. Tak lupa ia membawa hasil karya yang diminta. Ia memasukkan semuanya kedalam sebuah map bening, dan berjalan keluar kelas.

"Lo yakin nggak mau gue tungguin?" tanya Nadya. Sea menggeleng. "Nggak usah. Ntar kamu kelamaan nunggunya."

Nadya mengangguk. "Good luck! Hati-hati ya waktu pulang," kata Nadya. "Gue balik dulu. Bye, Sea!"

Sea dan Nadya berpisah ditengah lapangan. Sea berjalan menuju ruang mading dan jurnalis, mengetuk pintu pelan.

Hari ini memang jadwal Sea untuk wawancara. Kemarin malam, ia dihubungi oleh seorang anggota organisasi untuk melakukan wawancara sepulang sekolah. Sea tersenyum gugup saat seorang gadis berkacamata membuka pintu.

"Mau wawancara, ya?" tanyanya. Sea mengangguk. "Masuk aja."

Hari ini ternyata tidak hanya Sea yang melakukan wawancara. Ia melihat beberapa siswa baru lain yang sedang berhadapan dengan beberapa anggota organisasi mading dan jurnalis. Satu pewawancara untuk satu pendaftar.

"Nama lo siapa?" tanya gadis itu. "Seandra Tiara, Kak."

"Oh," jawabnya. "Lo diwawancara sama Bian, ya. Itu, yang duduk disofa."

Sea mengangguk, lalu mengucapkan terimakasih. Ia berjalan menuju siswa yang sedang sibuk mengutak-atik kamera DSLRnya.

"Permisi, Kak," kata Sea. Bian menoleh, lalu tersenyum. "Seandra, ya?"

Sea mengangguk lagi. "Duduk aja," kata Bian ramah. Sea duduk disofa seberang Bian, dan menyerahkan semua dokumen dan hasil karya yang ia bawa.

"Kita mulai ya, wawancaranya."

***

Wawancara itu tak berlangsung lama. Sea keluar dari ruang mading dan jurnalis, mendapati Aidan yang sudah berdiri dihadapannya.

"Kakak ngapain?" tanya Sea.

Hubungan Sea dan Aidan memang sudah membaik, sejak Sea menangis dimobilnya waktu itu. Memang hubungan mereka naik-turun begitu cepat. Hari pertama Aidan menyatakan perasaannya, lalu beberapa hari Sea menghindari Aidan dan bahkan membenci laki-laki itu, dan sekarang, sebulan setelah Aidan nembak Sea, mereka sudah berbaikan lagi.

"Nungguin lo," jawab Aidan singkat. "Mau nganterin lo pulang."

"Aku bisa naik bis aja, Kak," tolak Sea halus. Hari ini memang Sebasta dan Samudra tak bisa menjemput Sea disekolah. Jadi, Sea terpaksa naik kendaraan umum. Lagipula, ia sama sekali tidak keberatan dengan itu.

"Nggak usah, bareng gue aja," katanya. "Ntar kalo naik bis, lo bisa dihipnotis, terus diculik."

Sea diam, berpikir. Memang beberapa kali ia melihat di berita, sedang marak kasus penculikan dengan cara dihipnotis.

SEANDRA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang