Nimari dan lima belas prajurit

759 98 0
                                    

Nimari tak pernah melepas tatapanya kepada lima belas prajurit yang tersisa di depanya. Mereka masih belum menyadari keberadaan Nimari, bahkan Simpei sekalipun.

Nimari lalu mengambil anak panahnya, lalu dipanahnya tiga orang prajurit.

Ttassss... Ttasssss.. Ttaassss... tiga orang Prajurit berjatuhan.

"Disana!!" Simpei mengarahkan telunjuknya ke arah Nimari. Dengan cepat prajurit lain menembakkan anak panah ke arah Nimari.

Nimari yang gesit berhasil menghindari anak panah prajurit Simpei. Dia melewati semak-semak dengan cepat, membuat semua prajurit kebingungan.

"aku peringatkan sekali lagi, keluar kau!!" Teriak Simpei.

Suasana menjadi diam dan mencekam. Tak ada pergerakan sedikitpun dari semak belukar ataupun bunyi hewan hutan. Simpei dan prajurit tetap menaruh waspada di sekeliling sambil bersiap menghadapi serangan.

Diantara belukar-belukar tinggi, Nimari muncul tepat di depan Simpei. Sontak para prajurit termasuk Simpei terkejut bahwa yang membunuh delapat prajurit mereka dalam hitungan detik adalah seorang gadis.

"Dia seorang gadis!" seru salah seorang prajurit.

Dia memiliki mata seperti rusa betina. Pikiran itulah yang terbersit pertama kali di pikiran Simpei. Dia menelusuri tubuh Nimari, tak satupun terdapat rajah tinggang di tubuhnya. Melainkan di tangan sebagai tanda bahwa dia seorang tabib.

"apa yang kau lakukan di rumahku?" tanya Nimari dingin.

Simpei tersenyum Sinis, "cih.. kau sebut ini rumahmu? Ini hutan Kapuas, tak pantas kau orang Rengkang yang tak memiliki rajah mengakui bahwa ini rumahmu. Apalagi kau seorang gadis, tak pantas juga kau menyarungkan mandau di pinggangmu."

Nimari geram, Diambilnya mandau dari pinggangnya dan diarahkan tepat di depan Simpei, "jika kau mengatakan aku orang Rengkang, maka kau adalah musuhku. Orang Muntai, lawanlah aku."

Dua belas prajurit termasuk Simpei bersiap dengan talawangnya, mereka tak segan untuk segera melawan Nimari. meskipun pada awalnya mereka tertegun setelah melihat bahwa dia hanyalah seorang gadis hutan.

"baiklah, jika itu yang kau minta." Jawab Simpei sambil menoleh ke arah prajuritnya untuk memberi isyarat menyerang terlebih dahulu.

Lima prajurit sontak berlari melingkari Nimari dan menyerang. Nimari yang telah siap dengan kuda-kudanya menerima serangan mereka secara beruntun. Bunyi dentuman antar mandau saling bersautan diiringi tendangan mematikan Nimari tepat di ulu hati prajurit.

Satu persatu prajurit jatuh tak bernyawa, akan tetapi tangan Nimari masih melenggang menyayatkan mandaunya tepat di leher prajurit di depanya.

Simpei melangkahkan kaki kedepan setelah melihat lima kawanya mati tak bernyawa. Salah seorang prajurit menghentikan langkahnya, "Simpei, biar aku saja."

"tidak.. gadis ini bukan tandinganmu. Kita hanya tersisa tujuh orang. Aku akan mengalihkan dia, sementara kalian mencari tempat tinggal gadis ini dan Ladepa. Lalu bakar rumahnya." Bisik Simpei.

"baik.." Jawab seorang prajurit. Lalu mereka berenam pergi meninggalkan Simpei.

Simpei mengeluarkan mandaunya, melihat Nimari yang tampak tenang meskipin wajahnya penuh dengan cipratan darah.

"kau tampak tenang sekali meskipun telah membunuh beberapa pasukanku dalam hitungan detik." Simpei mebuka pembicaraan dengan kedua kaki siap menyerang.

"kuingatkan kau sekali lagi, ini rumahku. Dan pasukan Muntai adalah musuh yang harus mati di bilah mandauku." Jawab Nimari dingin.

"dasar Rengkang! Kaulah yang mati di bilah mandauku!" Simpei lalu berlari menyerang Nimari.

Nimari tampak tenang dengan kuda-kudanya. Menerima setiap serangan Simpei dengan baik yang melawanya. Simpei yang pada awalnya meremehkan Nimari yang seorang gadis hutan kini tampak waspada. Setiap langkahnya sangat cepat, seperti seekor rusa cerdik saat menghindari musuh.

"tampaknya aku salahmeremehkanmu," kata Simpei menatap waspada Nimari.

The Heart Of KapuasTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon