Berburu bersama

2K 183 5
                                    

"berburu bersama?" tanya Nimari. Tanganya mencabut dua anak panah yang menancap pada tubuh rusa buruannya lalu menyimpannya. "tidak tidak.. Kau tidak tahu bahwa hutan ini sangat luas, Simbara."

"bagaimana jika aku bertemu denganmu kembali?" tanya Simbara. berharap suatu saat nanti dia akan bertemu dengan Nimari

Nimari hanya terdiam, dia mengikat kaki buruanya dan mengeluarkan sebilah belati, "apa kau ingin beberapa bagian dari tubuh rusa ini?"

Simbara menggelengkan kepalanya, "tidak, bawalah saja.. Aku berburu hanya untuk bersenang-senang,"

Mendengar hal itu Nimari lantas berdiri menghadap Simbara. "bersenang-senang? Bagaimana engkau bisa bersenang-senang dengan sebuah nyawa, Simbara? hewan diciptakan untuk menjadi makanan manusia, bukan untuk bersenang-senang seperti dirimu,"

Mendengar Nimari yang sedikit murka terhadap perkataan Simbara barusan, dia terkejut. Nimari sangat mencintai segala sesuatu yang hidup dihutan. Baginya, itu semua adalah pemberian yang maha kuasa sebagai berkah untuk manusia.

"buruanku selalu aku berikan kepada orang lain, " Simbara membela diri.

Nimari tak menggubris perkataan Simbara, dia menggendong rusa dipunggungnya lalu pergi meninggalkan Simbara. Dia hanya menatap kepergian Nimari dengan perasaan bersalah. Dalam sudut hatinya, dia berjanji harus bertemu Nimari kembali.

*************

"mama'.." Nimari menyapa Ladepa yang bersandar di kursi. Tubuhnya yang tua renta masih saja sibuk memilah serat-serat hutan untuk dijadikan pakaian.

Ladepa tersenyum menyambut Nimari. Nimari meletakkan buruanya di belakang gubuk kecil mereka. Memotong dagingnya dan memilahnya. Tak sepatah katapun terucap sejak kedatanganya dari berburu. Ladepa hanya melihat nimari dari kejauhan. Menerka apa yang telah terjadi kepadanya.

Tidak ada sedikit luka ditubuhnya. Ataupun bekas pertarungan kecil yang mungkin saja terjadi ditengah perburuan. Sebab, Ladepa sangat yakin dia telah mengajarkan segala jenis ilmu bela diri dan berburu kepada Nimari sejak kecil.

Nimari bukanlah gadis biasa. Tidak seperti parasnya yang teduh dan badanya yang ramping. Sebenarnya dia adalah gadis cerdik yang kekuatanya hampir setara dengan Ladepa, seorang panglima kerajaan Rengkang.

"Nimari, anakku.." Panggil Ladepa kepada Nimari yang hampir setengah jam lamanya menatap akar dan daun obat.

"oh,.." Nimari tersentak ketika Ladepa memegang bahunya. "Aku sedang membuat Obat. Tunggu sebentar mama'," Nimari mencari alasan.

Ladepa mengangguk, kemudian dia berjalan merambat ke pembaringanya. Tak lama kemudian, Nimari datang dengan membawa sebuah cawan kayu berisi ramuan.

"Letakkan dahulu di meja. Kemarilah anakku." Ladepa meraih tangan Nimari dan menyandarkan kepalanya di pangkuan Ladepa.

"apa ada yang terjadi saat kau berburu tadi, Nimari?" tanya Ladepa. Tanganya membelai lembut rambut Nimari.

Nimari memutar bola matanya. Dia tidak bisa menyembunyikan apapun dari Ladepa, meskipun itu adalah perasaanya. Ladepa sangat memahami Nimari, dia mencondongkan badanya sambil tesenyum melihat ekspresi Nimari.

"aku memang hanyapanglima kerajaan, tapi aku mengasuhmu selama sembilan belas tahun, Nimari.Kamu sudah seperti anakku. Ayolah, ceritakan kepada mama' apa gerangan yangtelah terjadi,"


mama' = paman

The Heart Of KapuasOnde histórias criam vida. Descubra agora