opening;

1.2K 51 4
                                    

Forgive me, Lord, for i have sinned

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Forgive me, Lord, for i have sinned.

***

Jared terbangun dari ranjang. Masih bertelanjang dada, ia merenggangkan otot lengannya yang kebas. Kepalanya masih terasa berat, membuatnya mengerang. Pasti efek alkohol. Seharusnya ia tahu, cukup sadar diri, bahwa alkohol memang tidak cocok dengannya.

"Ally—"

Suaranya terputus. Ketika ia menyikap selimut tersebut. Justru satu wajah lain yang ia dapatkan. Jared meneguk ludahnya dalam kemudian buru-buru merapikan kembali selimut tersebut. Dia cepat bangkit, memungguti sisa pakaiannya yang sudah terkoyak di lantai kemudian mengatur langkah.

"Jared, kau kah itu?"

Veronica bersuara parau kemudian mulai terbangun. Dia membungkus tubuh bagian atasnya yang polos dengan selimut. Jared masih tertegun di posisinya, membelakangi. "Hei, kau mau ke mana? Mengapa terburu-buru?"

Jared tercekat napasnya sendiri. "Apa yang terjadi semalam?"

"Kau pikir apa?"

Jared berbalik, mendapati Veronica sudah mengerling dan mengembangkan satu senyuman mematikan. "Kau menikmatinya kan?"

*

*

Ally mewakili segala hal-hal baik; fenimin, lembut, anggun, dan hangat. Sebaliknya, Veronica punya hal yang bertolak belakang; bergairah, menggembu-gemu, licik, dan panas. Jared seharusnya mendengarkan peringatan di kepalanya, terlebih ketika Veronica terang-terangan mengucapkan kalimat terkutuk itu; aku mau tidur denganmu. Aku tidak peduli apa yang kau pikirkan, aku tetap mau.

Jared masih mengumpulkan jiwanya, mengguyur tubuhnya di bawah guyuran shower yang terasa dingin dan lembab. Kamar mandi itu cukup luas untuk berbagai, namun Jared sudah sedari awal menutup seraya menguncinya rapat.

"Jared! Izinkan aku masuk!"

"Kumohon, diamlah." Jared memejamkan matanya. Ia berusaha menghapus berbagai kenangan sialan yang menghujani benaknya mengingat pergulatan mereka semalam. Veronica yang bernapas panas di lehernya, Veronica yang mengerang dan memejamkan mata, Veronica yang mengusap lengannya dan mengigit rahangnya. Bahkan kulit Veronica yang sehalus sutra berada dalam kuasanya. Itu bagaikan kenangan pahit.

"Baiklah, terserah! Bersikap seperti ini tidak akan mengubah yang sudah terjadi." Veronica berhenti berteriak dan mulai menjauh dari daun pintu tersebut. Wanita itu sudah mengenakan kembali jubah hitamnya yang tergolek di pinggiran ranjang seraya mengikatnya di sekitar pinggang. Ia membuka lebar pintu dan gorden balkok dan menghirup udara pagi banyak-banyaknya. Dari saku jubahnya, ia mengeluarkan sebuat pemantik dan rokok kemudian mulai menyesapnya perlahan.

Veronica jarang merokok, dia hanya mengantonginya agar merasa bahwa dia bisa tenang. Dia tidak habis pikir, dia akan menghabiskan sebatang rokok di pagi-pagi buta seperti ini.

Jared.

Veronica tersenyum kecut, menatap sekilas pintu kamar mandi yang masih tertutup. Ia mengembuskan asap pelan ke udara dan memandang lurus. Suara derap langkah mulai terdengar, disusul dengan suara Jared yang mulai mendekat.

"We need to talk."

Veronica berbalik dan mulai mengalungkan lengannya di sekitar bahu Jared yang terbuka. Pria itu hanya mengenakan celana hitamnya dan memandang Veronica dengan bibir menekuk sinis. "What's wrong, huh?"

"Don't you dare to talk about this ... to anyone else."

[]

Breaking White (2017)Where stories live. Discover now