Chapter 10 side B

1.5K 73 3
                                    

Chapter 10-B

"Mine. You're mine."

*

"Ingat, selama kau bekerja di sini, kau harus bisa menomorduakan keluargamu. Tidak ada interaksi apapun saat bekerja, tidak ada bentuk komunikasi dengan keluargamu jika tidak mendesak. Fokus terhadap pekerjaan, dengan begitu aku akan terus memperkerjakanmu dan menggajimu dengan baik."

Jared masih merekam suara tersebut dalam kepalanya. Ketika Ayah Veronica mengajaknya untuk berbicara empat mata. Jared begitu gugup dan berkeringat sementara pria paruh baya itu memandangnya lurus dengan ekspresi tegasnya. "Kau mampu kan, Jared? Kau butuh sekali pekerjaan ini kan? Dan putriku, jika kalian pada akhirnya aku memutuskan untuk memintamu menjaganya, kau bisa kan?"

Veronica mendesah pelan di kursinya. Dalam kabin tersebut dia memandang jemu ke arah sampingnya, di mana Jared masih terdiam di tempatnya. Pria itu sudah disuruhnya untuk duduk di sebelahnya, tapi Jared memilih kursi terujung, hingga Veronica gusar. "Jadi, benar, dia itu istrimu, Jared?"

Jared terkesiap dan menoleh. "Maaf, Nona?"

"Aku tanya, apakah dia benar istrimu? Aku tidak menyangka."

Pria itu mengangguk samar. Veronica pun menumpu satu kakinya di atas paha, sementara dia berusaha mengumpulkan suaranya. "Untuk apa dia kemari? Bukankah kau sudah mengunjunginya tempo hari? Saat kau bilang, ada kecelakaan ..."

"Entahlah, tapi saya pastikan dia tidak akan datang kembali. Saya minta maaf," katanya dengan wajah masih menunduk dalam.

"Tenanglah. Aku tidak akan mengadukan kepada siapapun bahwa istrimu ternyata datang saat kau bekerja. Daddy pasti tidak mau dengar juga, tapi beruntunglah, aku tidak akan bercerita."

Jared mengangkat wajahnya dan tersenyum kecil. "Terimakasih banyak."

Veronica balas tersenyum. "Ngomong-ngomong dia menyukai hadiah yang kukirimkan kepadamu?" Jared menggaruh tengkuknya. "Well, aku tidak berharap dia suka—"

"Dia sangat menyukainya."

"Syukurlah, aku senang bisa memberikannya hadiah."

"Anda sangat baik, Nona."

Veronica terkekeh pelan. "Aku bisa berikan apapun kalau kau mau." Namun sebelum berkata lebih banyak, Veronica tetap memperhatikan lekat wajah Jared. Selama beberapa tahun belakangan, Veronica sering berkencan dengan banyak pria, mulai dari kalangan selebritas hingga pebisnis handal. Tapi tidak pernah ada yang membuat jantungnya menggebu seperti yang pria ini lakukan terhadapnya—membiusnya, menikamnya hingga Veronica hampir lupa diri.

Aku berharap kau tidak perlu bertemu sering-sering dengannya, Jared. Kau sudah di sini denganku.

Jared balas menatap Veronica yang masih memandangnya tanpa berkedip. "Apakah ada yang Anda perlukan?"

"Hanya kau ..." Veronica berdeham singkat dan menarik senyuman. "Maksudku, tidak perlu. Terimakasih."

Aku ingin kau.

*

*

Veronica mengigit bibirnya dalam. Jika diingat soal malam-malam kemarin, dia jadi gemas sendiri. Bagaimana dia mabuk sampai akhirnya Jared mengantarkannya ke kamar lalu Veronica menarik tubuh Jared hingga tubuh pria itu menindihnya, Veronica tidak habis pikir. Mereka berdua masih berpakaian lengkap namun rasanya, Veronica benar-benar meledak dibuatnya.

"Maaf, Nona. Anda sangat mabuk—"

"Bertahanlah di sini." Veronica sudah menarik tubuh Jared yang masih berada di atasnya kemudian mendekap leher pria itu erat. "Aku ingin kau di sini." Veronica tidak tahu apa yang mengusiknya tapi berdekatan dengan Jared terasa begitu akrab, begitu normal untuknya. Sehingga ketika mereka akhirnya berada di satu kamar, Veronica tidak ingin melepaskan Jared.

"Tapi, Nona, saya tidak bisa di sini lebih lama. Saya masih ada urusan lain."

Veronica memandang Jared yang hanya berjarak beberapa senti di atas wajahnya. "Ini perintah. Lagipula Daddy tidak akan mengusik kita jika tahu aku bersamamu." Veronica mulai merengkuh tubuh kekar Jared dan menaruh wajahnya di lekukan leher pria itu. Jared masih agak kaku, hingga akhirnya Veronica pun membiarkan Jared untuk berbaring di sebelahnya. Veronica masih terkekah seiring dia mengusap wajah Jared.

Tindakan itu saja sudah membuatnya gila setengah mati.

"Nona ..." tegur satu suara berat yang sudah dia kenal betul. Veronica terkesiap kemudian memandang sosok yang sudah berdiri di sisi kursi pesawatnya. Mereka sengaja menyewa satu kabin ini secara khusus karena jet pribadi Veronica masih dipakai oleh saudaranya untuk pergi ke Spanyol. "Kita sudah sampai."

Veronica pun meraih lengan Jared dan ikut berdiri. Dia tersenyum saat Jared membiarkan dia bergelayut di sepanjang lengan Jared hingga mereka keluar dari kabin. Veronica tidak berhenti memandangi wajah Jared sementara Jared yang menyadarinya hanya dapat tersenyum kikuk.

"Aku senang kau di sini."

Jared tergelak namun ikut mengangguk. "Saya juga senang, Nona."

"Kumohon, jangan seformal itu," bisik Veronica. "Panggil aku Vero, itu sudah cukup."

[]

Breaking White (2017)Where stories live. Discover now