Chapter 14

1.3K 63 5
                                    

Chapter 14

"Stay strong. Okay."

*


It takes a brave heart to be here.

But since you've been gone; i learn something;

Being brave is not an option—it's something I have to be.

Beberapa bulan setelahnya.....

Alicia memandangi wajah Luca sekali lagi. Sejujurnya, perasaannya tidak pada tempatnya akhir-akhir ini. Ada gejolak emosi yang berlebihan; terkadang dia ingin marah besar, terkadang dia ingin merusak barang tapi terkadang dia hanya ingin dibiarkan sendirian dan meringkuk lesu. Ini semua adalah hal menjengkelkan. Alicia hanya ingin tenang.

Satu sosok mungil ini yang memegang kunci kewarasan Alicia. Bagaimana letihnya Alicia terbangun, bagaimana beratnya kepala ini, sewaktu dia mendapati Luca terbangun dan menatapnya kemudian tertawa ringan ... segala beban itu terbawa angin.

"Anak Mommy yang sehat ya," gumam Alicia sembari membetulkan selimut. Tidak berapa lama, Esme muncul dengan tumpukan pakaian bersih.

"Aku akan pindah lusa. Huniannya tidak jauh dari sini dan James akan selalu siap jika kau ingin mampir."

Alicia mengangguk, tidak mengalihkan pandangannya terhadap Luca. Ada secercah harapan yang merambati tangannya setiap kali dia bersentuhan dengan bayinya tersebut.

"Kau benar-benar akan baik-baik saja ... maksudku ..."

"Aku akan baik saja," katanya pelan.

Esme menghela napas dan akhirnya pamit dari kamar tersebut. Percuma saja menyinggung permasalahan kakaknya, karena faktanya, Alicia lebih suka bungkam dan membiarkan waktu yang menentukan segalanya. Sebenarnya, Esme sendiri bingung harus berada di pihak siapa; apakah pihak ibunya yang terus menerus memasang benteng kuat bahwa dia tidak akan pernah menyambut putrinya karena terlanjur menikahi Jared, atau di pihak yang lebih peduli dan berusaha mencari jalan keluar agar pernikahan kakaknya dan Jared tetap berlanjut dan lebih kuat lagi.

Tapi sejujurnya, apa hak Esme untuk ikut campur? Terkadang permasalahan seperti ini hanya dapat dipahami oleh pihak yang berkaitan. Esme sendiri masih terlalu hijau untuk hal-hal berbau pernikahan. Dari situ pula, dia masih enggan jika James menuntunnya ke jenjang yang lebih jauh.

Dia belum sanggup menahan banyak masalah lebih dari sekarang.

Di depan pintu, Esme memperhatikan kakaknya untuk sekali lagi. Dia merasa payah, tidak berguna, tapi dia sendiri sadar bahwa kakaknya pun tidak meminta diulurkan tangan. Hanya butuh dipahami bahwa kakaknya butuh waktu untuk beberapa saat.

*

*

Kepindahan Esme menjadi topik sejak pagi. Tidak banyak barang-barang yang dibawa dari rumah lama maupun rumah Alicia. Hidup sendiri membuat Esme serba praktis dan pada dasarnya dia benci kerumitan. Setelah beberapa furnitur diangkut, akhirnya mereka bisa duduk-duduk nyaman. Esme tersenyum menyeka keringatnya, sedangkan James masih harus membawa beberapa stand lamp dan barang-barang lainnya ke ruangan gudang.

Alicia sudah memangku Luca. "Jadi, aku boleh berkujung kapanpun aku mau?"

"Tentu saja, kau bercanda? Rumah ini rumahmu juga. Datanglah. Aku mungkin akan sibuk beberapa waktu tapi aku akan memberikan kunci cadangannya kepadamu."

Alicia menatap Luca beberapa saat. "Kau dengar? Tante Esme sangat senang kau akan mampir." Bayi itu semakin terlihat lincah saja dari waktu ke waktu. Alicia kadang merasa bahwa Jared sangat brengsek karena tidak dapat menyaksikan sendiri tumbuh kembang putra mereka. Tapi di sisi lain, Alicia lah yang membiarkan hal itu terjadi.

Breaking White (2017)Where stories live. Discover now