31

997 107 13
                                    

Pagi yang cerah sangat baik untuk memulai aktivitas harian. Burung berkicauan, orang-orang mulai beranjak dari rumah masing-masing, membuat pagi itu semakin indah.

Nathalie bersandar ditiang teras rumahnya menatap orang-orang yang mulai berlalu lalang di komplek rumahnya. Ia masih memikirkan perkatan sahabatnya Irene yang semakin membuatnya bingung.

Apa maksud Irene, Zayn mencintaiku? Tapi bagaimana mungkin. Itu sangat tidak mungkin.

"Sepertinya seseorang sedang terjebak dalam kebodohannya,"

Nathalie menoleh lemas ke sumber suara. Ia menghembuskan nafas sembari kembali menatap lurus kedepan.

"Aku mencintainya." Ucap Nathalie tulus dan jelas.

Laki-laki disebelahnya berdiri tegap setelah mendengar ucapan Nathalie barusan. Ia memegang bahu gadis itu menghadap kearahnya.

"Sudah kuduga kalian memang diciptakan untuk bersama!"

Kenin Nathalie berkerut mendengar seruan laki-laki berambut pirang yang berlari meninggalkan perkarangan rumahnya itu.

"Niall! Apa maksudmu?!"

···

"Tidak, aku tidak menerima ataupun mencium Perrie. Apa itu kurang jelas?" Ucap Zayn lantang.

"Tapi bagaimana bisa itu terjadi?" tanya Louis.

"Itu tidak pertama kali nya kau tahu? Dia pernah melakukan hal itu padaku." Zayn memijit pelan pelipisnya sebelum kembali melanjutkan perkataannya.

"Sudahlah aku tidak ingin membahas hal ini."

"Baiklah, Zayn. Maafkan kami. Tapi, bagaimana dengan Nathalie?" tanya Harry.

Zayn berbaring di sofa lalu menenggelamkan wajahnya dengan bantal.

"Bagaimana dengan dia? Entahlah Harry. Bahkan aku sendiri tidak tahu bagaimana dengan aku sekarang."

Dengan itu Zayn bangkit dari sofa menuju dapur. Namun langkahnya terhenti ketika ia mendengar suara ketukan pintu. Laki-laki dengan rambut berjambul itu mengubah niatnya jadi menuju pintu utama.

Perlahan ia memutar kenop pintu lalu membuka sedikit celah untuk melihat siapa yang datang pagi-pagi buta ke rumah itu.

"Uh, ada yang bisa ku bantu?" tanya Zayn sembari membuka pintu sedikit lebih lebar.

Zayn mengamati punggung orang yang bertamu itu dari ujung kaki hingga kepala. Baru saja ia hendak menyentuh bahu orang itu, sebuah pukulan keras mendarat di pipi kirinya membuat dirinya terjatuh menabrak badan pintu.

"What the fu- Justin?"

Baru saja Zayn ingin bangkit, Justin menarik kerah baju yang dikenakan Zayn kasar, lalu mendorong tubuh pria itu ke halaman rumah yang tidak terlalu luas itu.

"Dude! Apa apaan kau ini?!" pekik Zayn sembari bangkit dari tanah.

Justin kembali melayangkan pukulannya ke arah hidung Zayn.      Pria berjambul jatuh berlutut memegang hidungnya yang terasa sangat sakit itu.

Dengan tenaga yang masih cukup banyak, Justin begitu saja menendang dada Zayn yang langsung membuat pria itu tergeletak kesakitan.

"Zayn! Justin! Apa yang kau lakukan?!" pekik Liam mendorong tubuh Justin berlari kearah sahabatnya Zayn.

"Do you lost your mind?!" tanya Louis ketus sambil mendorong tubuh Justin.

"Man chill." Harry melerai Louis dan Justin agar tidak kembali terjadi perkelahian.

There's Just One °°° z.mWhere stories live. Discover now