27

1.5K 147 10
                                    

knock knock

Nathalie berlari kecil kearah pintu rumah pamannya . Sebelum membuka pintu , Nathalie mengintip dari celah gorden . Ia segera membuka pintu dan menyambut tamu itu dengan canggung.

"Aunt Pattie?",tanya Nathalie ragu-ragu.

"Astaga, Nathalie? kau sudah besar! Bagaimana kabarmu?",ucapnya memeluk Nathalie erat.

"A-aku baik aunty,terima kasih", jawabnya kaku.

Nathalie terlihat bingung, ia sudah lama sekali tidak betemu dengan Pattie dan dia merasa sedikit canggung. Ia menyadari Justin juga ikut bersama Pattie. Justin melambai kearah Nathalie dibalas dengan senyuman olehnya.

"Aunty turut berduka cita ya Nathalie. Tidak pernah kusangka , George akan pergi secepat ini", ucap Pattie merubah ekspresinya.

Nathalie hanya diam membalas Pattie dengan senyuman. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Tak lama dua bocak laki-laki berlarian kearah pintu dan langsung memeluk Pattie.

"Aunty! sudah lama tidak berkunjung!", ujar Richie riang.

---

"So maksud aunty datang kesini , aunty ingin bertanya padamu Nathalie . Bolehkah aunty mengasuh Richie dan Josh ? Aunty sudah menganggap mereka seperti anak aunty sendiri", Ucap aunty menatapku penuh harap.

Aunty Pattie ingin mengurus Richie dan Josh? Okay , aku bingung harus menjawab apa. Mereka bukanlah anak-anakku . Mengapa harus bertanya padaku? Ya memang ini berita bagus untuk mereka,berarti Richie dan Josh tidak akan kesepian.

"Umm, Aku tidak tahu harus menjawab ini bagaimana Aunty. Tapi kurasa Paman tidak akan keberatan dengan itu. Paman pasti senang jika Aunty yang mengurus mereka",jawabku.

"Baiklah Nathalie , nanti aunty akan mengurus semuanya. Sekarang Aunty akan mengajak Richie dan Josh berjalan-jalan , kau tak apa kan dengan Justin?",tanyanya .

"Tidak apa Aunty , Terima Kasih banyak ", jawabku tersenyum.

Kulihat Justin memeluk Aunty Pattie sejenak dan berjalan kearah rumah. Anak yang baik. Justin terlihat berbeda hari ini , atau hanya perasaanku saja ya?

"Hey",sapanya

"Hey, untuk apa kau diluar sedari tadi?",tanyaku

"Hanya tidak ingin menganggu pembiacaraan kalian yang terlihat serius",jawabnya seraya menhempaskan bokongnya di sebelahku.

Aku rindu Zayn. Teman-teman yang lain juga. Aku tidak bisa bohong kalau aku rindu dengan mereka. Tapi juga tidak ingin bertemu dengan mereka.

Sakit hati yang kurasakan memang sudah sedikit hilang.Tapi bagaimanapun aku harus tetap kembali ke London,bagaimana nasib sekolahku nanti?

"Hey melamun saja", ucap Justin membuyarkan lamunanku.

"Hmm ... aku hanya bosan. By the way , Just apa ibumu serius dengan tawarannya tadi?",tanyaku untuk memastikan.

"tawaran apa?",tanyanya sedikit terlihat bingung.

Aku memutar bola mataku . Jadi dia benar benar tidak mau menganggu kami tadi? Haha dasar bocah aneh.

"Ibumu bilang , dia mau mengasuh Richie dan Josh. Um , seperti mengadopsi", jawabku.

"Oh itu. Iya , dia sangat antusias. Dia merasa bersalah karena belum pernah sempat untuk berkunjung kerumah uncle George", Jawabnya santai.

Tiba-tiba terlintas di otakku , mengapa paman tidak pernah cerita kalau dia punya sakit jantung? Aku merasa tidak berguna karena paman meninggal seperti itu.

There's Just One °°° z.mDove le storie prendono vita. Scoprilo ora