Dua puluh sembilan

10.6K 855 26
                                    

Lisa satu porsi jajangmyeon.

Bambam satu porsi bibimbab.

Jimin satu setengah porsi nasi goreng kimchi dan telur gulung.

Namjoon spagettie satu piring. Dia ikut kecipratan setelah Jimin dengan kurang ajar memberitahu jika Taehyung dan Jungkook kini pacaran.

Hoseok seporsi nasi goreng kimchi, telur gulung, ramyeon, bola-bola kimbab.

Minumnya jus jeruk disamakan.

Taehyung hanya menatap orang-orang di depannya datar. Pagi-pagi sudah kerampokan. Dari semalam ponselnya terkena virus spam. Pelakunya ya orang-orang yang tadi disebutkan. Katanya pajak jadian.

Hoseok bahkan tak tanggung-tanggung, dia bilang jika bukan karena dirinya yang memberitahu Taehyung kemarin maka semua itu tak akan terjadi. Meski ini kelewatan, tapi Taehyung tak menolak. Demi teman.

Netranya menatap Jungkook yang duduk tenang sembari makan ramen panasnya yang saat ini sudah masuk cup kedua. Mengabaikan eksistensinya sejak pagi.

"Hari ini para guru ada rapat mendadak untuk ujian kelulusan kalian. Jadi semua siswa dipulangkan." Tukas Namjoon meraih tissue dan mengusap bibirnya jumawah. Ia melirik Taehyung sebentar, mengabaikan sorakan senang beberapa yang mendengar. "Kalau ingin kencan jangan lupa ingat tempat ya. Aku tak mau menemukam deadline berita pangeran sekolah tercyduk berkencan bersama kekasih montoQnya dengan beberapa kalimat pengantar yang manis. Bukan masalah itu-"

Taehyung menunggu kalimat Namjoon selanjutnya.

"Aku tak mau menanggung biaya rumah sakit akibat beberapa pencyduk dan reader pingsan menggelepar melihat kalian bermesraan."

UHUK-UHUK!

Taehyung dengan tangkas menyodorkan jus jerus miliknya pada Jungkook, kasihan wajahnya memerah karena tersedak mendengar ucapan laknat gurunya.

"Namjoon hyung bicaramu!"

"Kenyataan kok." Sambil melangkah pergi

Jimin tertawa keras melihat Taehyung dinistakan kakaknya sendiri, sebagai sahabat yang baik ia memang selalu senang jika Taehyung menderita.

Namanya juga sahabat. Ketawakan dulu baru ditolong.

"Jungkooknya tidak kemana-mana kok, jangan ditatap terus Taehyung aku malu."

Kan. Bambam memang malu-maluin. Siapa yang ditatap siapa yang tersipu. Lisa langsung memukul kepala sahabatnya keki, "Makannya! Nyatakan cintamu cepat agar Mark tak bingung dengan kodemu."

"Cih. Menyatakan cinta pada Mark hyung duluan? Itukan tugas pria!" Sengit Bambam.

Jungkook langsung menatapnya aneh, memang Bambam itu apa? Dia kan juga pria. "Tak aneh." Celetuknya. "Bambam kan waria."

"BANGSAT KOOK!"

"Bbhahahaa!"

"Bodoh! Kok aku mengakak!!" Tanya Jimin memukuli Hoseok disampingnya.

Taehyung yang irit tawa pun ikut tertawa lebar melihat kepolosan Jungkook. Beberapa penghuni kantin sampai terkagum-kagum.













Jungkook baru saja dari toilet hendak masuk ke kelasnya sebelum dihentikan seseorang, wajahnya rupawan, tampan tapi jauh lebih tampan Taehyungnya.

Taehyungnya.

Taenyung-nya.

Oke.

Hak paten.

"Kau temannya Bambam kan?"

Jungkook mengangguk polos.

"Bisa tolong panggilkan Bambam untuk ku?"

Jungkook mengangguk lagi.

"Cepat ya-"

Jungkook kembali mengangguk.

Sosok di depannya diam-diam nyaris berniat mengirim selusin piring yang biasa menempel disabun colek karena mengangguk-angguk terus. Lumayan hadiah.

Jungkook memasuki kelasnya santai, ia berdiri di depan Bambam yang sibuk menyalin tugas kerjanya.

"BAMMIE! DIPANGGIL MARK TUH!"

"KALEM KOOK KALEM!"

"KAU JUGA KALEM BAMBAM!"

"KALIAN BERTIGA DIAM!!" Teriak ketua kelas mereka, Jaehyun dengan wajah kesal menghentikan teriakan maha dasyat Jungkook, Bambam dan Lisa.

Bambam memincing curiga, kira-kira Jungkook berbohong tidak.

"Aku tak bohong! Dia di luar menunggumu."

"Oke. Aku otewe."

Jungkook berharap mereka jadian, besoknya ia akan balas dendam meminta pajak yang banyak di kantin.

Sahabat ya kook.

"Lisa, kau tak ada niat pacaran juga? Hosoek hyung menganggur tuh."

"Cihhhhh!! Tak sudi!" Pekik Lisa kesal, gadis berponi itu membalik tubuhnya menghindari Jungkook.

"Nanti dapat karma. Aku contohnya." Ceplos Jungkook mengakui dirinya sendiri. "Dari benci jadi cinta. Dari rival jadi pacar."

Lisa menyahutinya santai, "Itu karena pada awalnya kalian memang saling suka."

"Tidak kok-" Jungkook menggeleng brutal. "Itu karena kebiasaan, lama-lama aku jadi nyaman."

"Jadi?"

"Aku hanya ingin berpesan agar kau tidak boleh membenci seseorang terlalu jauh atau mencintai seseorang terlalu dalam. Nanti akan habis, yang biasa saja. Toh, rasa suka dan nyaman berawal dari kebiasaan. Jadi jangan dipaksa."

Lisa memutar bola matanya malas dan kembali menghadap sahabatnya, Jungkook mulai ngawur kebanyakan berhalusinasi dialam gaib.

"Aku tak paham maksudmu-"

"Aku tau kau menyukai Hoseok hyung Lalisa manoban!" Kata Jungkook seraya tersenyum penuh kemenangan. Ia tak sebodoh itu melihat kedekatan keduanya.

Karena terkadang orang lain lebih peka terhadap perasaan kita dibanding diri sendiri.

"Katakan cepat. Jangan dipendam, kita terlalu mudah mengabaikan sesuatu dan akhirnya menyesal dikemudian hari. Seperti yang kau bilang padaku, kalau cinta katakan. Jangan memendamnya seorang diri, nanti sampai kapanpun orang yang kau cintai tidak akan pernah tau perasaanmu kalau kau terus diam."

Hening melanda.

Jeon Jungkook mendadak menjadi Jung si ahli cinta kook.

Padahal masa pacarannya dengan Taehyung baru jadi kemarin sore, tapi efeknya begitu luar biasa.

"Jungkook-ah, kau bicara seolah cerita ini akan segera berakhir."

"Memang kok. Makannya aku mau kau cepat jadian. Biar akhirnya bahagia."

Lisa bangkit dari duduknya, "Baiklah akan ku pikirkan. Terimakasih ya sahabatku." Katanya dengan mencubit kedua pipi bakpau Jungkook.

"Ingat ya. Mengatakan cinta tidak peduli siapa yang memulai. Jika menunggu pria terlalu lama, wanitapun berhak menyatakannya lebih dulu."







TBC



Mau ending kapan?😊😊😊😊😊😊

RIVAL, REALLY?-VKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang