Dua puluh tujuh

10.9K 983 15
                                    


Dewi fortuna berpihak padanya. Jungkook masih di sekolah. Tepatnya di ujung pintu masuk area lapangan. Sebelum pulang tadi Jungkook berfikir dua kali dulu karena selama ini ia tak pernah naik bus, bertemu dengan Seokjin hyung halanyalah alasannya untuk pergi.

Taehyung langsung menghembuskan nafas lega saat melihat Jungkook masih disini, bisa dipenggal jika sampai Namjoon tau ia membiarkan Jungkook pulang sendirian.

Kebetulan sekali.

Ingin berbangga hati tapi sepertinya bukan waktu yang diberkati saat ini.

Taehyung menatap Jungkook penuh arti setelah berhasil menghentikan langkahnya. "Mau kemana?"

Jungkook hanya terdiam canggung menghadapi Taehyung, ia tak tau harus melakukan apa pada situasi abstrak ini. Belum lagi tampilan bangsat si Kim dengan peluh dan headband di kepalanya sungguh membuat tubuhnya panas.

"Mau pulang?" Tanya Taehyung lagi.

Jungkook masih diam. Dia terpesona namun langsung mengubah wajahnya jadi cemberut. Pertanda ia kesal.

Dan itu membuat Taehyung sekali lagi menghela nafas kasar, "Kan tadi janji mau bicara dulu-" ia melihat sebotol minuman di tangan Jungkook, buru-buru ia raih lantas meminumnya hingga tandas tanpa memperdulikan ekspresi terkejut pemiliknya.

"Dia temannya Jimin. Bukan siapa-" Taehyung terdiam sebentar melihat perubahan ekspresi Jungkook, ia langsung tersenyum geli setelah paham apa yang membuat Jungkook terdiam mengabaikannya sedari tadi.

"Jangan dipikirkan."

Jungkook mendengus pelan, "Jangan bicara seolah-olah kita itu pasangan. Menjijikan." tatapannya beralih memandang apapun asalkan bukan orang di depannya.

Taehyung menatap Jungkook datar, ia sedikit tersinggung sebenarnya. Namun ia juga tau jika Jungkook sedang kesal, kalau ia ikut kesal maka ini tak akan cepat selesai. Bagaimanapun juga dialah penyebab utamanya.

Taehyung melepas mendali miliknya untuk ia kalungkan pada leher putih Jungkook yang terdiam seribu bahasa. "Mendali yang ku janjikan."

Maksudnya apa?

Jungkook bingung, itu milik Taehyung kenapa diberikan padanya?

Tolong Jungkook wahai hantu kesemek.

Ia terdiam cukup lama sampai akhirnya mau bicara tanpa menatap wajah tampan Taehyung. "Itu milikmu. Aku tak mau."

Tepat sasaran sekali sih Kook, kan Taehyung jadi serba salah. Taehyung kembali memutar otak jeniusnya dengan sabar, berbicara dengan Jungkook memang butuh ketabahan seluas samudra.

"Memang milikku, tapi aku ingin Jeon Jungkook sebagai gantinya."

Jungkook diam saja walau raut penuh tanya tergambar jelas diwajah lucunya. Jujur dia bingung, takut persepsinya salah. Kan malu. Meski otak Jungkook hanya sebesar kacang kenari, tapi ia tak begitu buta tentang kode-kodean.

Kode mourse, kode rumput, kode pos, kode alien, kode makanan sampai kode nomor celana dalam! Jungkook hampir memahami semuanya.

Ia hanya tak mau terbelenggu oleh dugaannya, takut kepedean dan berakhir diberi harapan palsu.

Sakit.

Taehyung yang sudah lelah menunggu kembali berujar, "Mungkin ini aneh, tapi aku ingin mengatakannya." Ia menatap Jungkook tepat dimatanya. "Aku ingin status kita berubah. Bukan rival, realy! Tapi sepasang kekasih."

Hening sesaat. Jungkook menatap Taehyung tertegun, bagaimana Taehyung bisa setampan ini. Ia kan jadi oleng dan gagal fokus, untung standarnya nancap di tanah jadi Jungkook masih ada batas kewarasan untuk memahami maksud terselubung Taehyung.

Mendadak ia ingat permintaan Taehyung di toilet siang tadi.

Blusss!

Ia langsung malu membayangkannya.

"Ya aku mengerti. Kau tak mungkin mau-"

"AKU MAU!"

Taehyung tersenyum geli setelah mendengar Jungkook berteriak tepat di depan wajahnya. "Diterima?"

Wajah Jungkook sudah merah total karena malu, bodohnya ia berteriak begitu ditambah senyum Taehyung begitu menawan dan sulit untuk dilewatkan.

"Ditolak. Tidak romantis!!"

Taehyung hanya tertawa renyah, lengannya menarik Jungkook ke dalam pelukannya. "Sudah terlanjur. Daripada disamber orang lain."

Lalu tersenyum bersama.

Jangan lupakan rona merah di wajah masing-masing.

Jungkook balas memeluk tubuh Taehyung erat dengan senyum kelincinya, mengusap wajahnya di dada Taehyung hangat. Ia akan meruntuhkan seluruh dinding diantara mereka, ia sudah tak ingin bermain dengan omong kosong lagi.

Pelukan Taehyung begitu nyaman.

Nyaman sekali.

Jungkook suka.

Begitupula Taehyung, rasanya Jungkoom begitu pas dalam rengkuhannya. Keduanya terhanyut dalam suasana yang mereka ciptakan sendiri.

Sampai mereka lupa jika banyak berpasang-pasang mata yang menyaksikan live streaming drama picisan ala Taehyung Jungkook.

"Ahhhh... Kok so sweet sih! Kan iri bangsat!"

"Yang lain sih pakai cincin, Taehyung pakai mendali langsung dapat yang montoQ. Orang tampan mah bebas."

"Sialan Jeon Jungkook! Mark saja belum peka, dia sudah jadian duluan." Pekik Bambam keki.

"Wuahhh aku juga mau ditembak Taehyung!"

"Aku saja ya yang menembakmu? Sini! Tanganku gatal ingin membunuh orang." Hosoek masih kesal dengan gadis tadi, heran jadi perempuan kok tak tau malu.

Dan- jiwa jomblonya mendadak terbakar disuguhi pandangan rival viral di sekolah mereka.

Belum lagi suara laknat yang mengema setelahnya.

"TUMPENGAN! BIAR HOSOEK HYUNG YANG BAYAR! AKHIRNYA LIKA LIKU DUA CECUNGUK INI BERAKHIR YEOROBUN!!"

"PARK JIMIN SIALAN!!"










TBC

Jadian gaes hiks..😭😭😭😭😭

RIVAL, REALLY?-VKOOKOnde histórias criam vida. Descubra agora