Dua puluh delapan

10.6K 997 38
                                    

Taehyung dan Jungkook sedang dalam perjalanan menuju apartemen, Taehyung duduk tenang di balik kemudinya meski tubuhnya terasa mati rasa sementara Jungkook sibuk dengan pikirannya.

Sepertinya Jungkook mulai dengan alam gaibnya lagi.

"Langsung pulang? Tidak ingin jalan-jalan dulu? Baru saja resmi."

Taehyung masih fokus menyetir. Jungkook di sampingnya menyahut. "Iya. Kan tadi bilang lelah."

"Tidak Jungkookie, kalau jalan justru tambah tenaga loh."

Jungkook tersenyum manis, "Aih, masa?"

Sang dominan mengembangkan senyumnya semakin lebar. "Iya. Kau harus percaya."

"Berarti yang percaya padamu itu bodoh."

Senyum Taehyung luntur, terganti oleh wajah super datarnya. "Cemburunya sudah kenapa sih. Mana ada pasangan baru sudah marah-marahan!!"

Taehyung itu peka sekali dibalik sifat dinginnya, dan Jungkook baru menyadari satu hal kalau Taehyung ternyata sangat pintar menebak isi hatinya.

"Mau apa? Tuan putri dilarang ngambek-ngambek."

Hening. Taehyung pikir Jungkook benar-benar marah tapi setelahnya Jungkook tersenyum tulus hingga gigi kelincinya menyembul lucu.

"Pulang~ mau tidur peluk-peluk." Katanya melirih diakhir.

NAKAL YA KAU KOOK.

'Ya tuhan. Pangeran berkuda pelangi yang ku miintapun engkau kirimkan Kim Taehyung!!!'



Apa Jungkook harus berdoa lagi? Meminta agar Tuhan mengirimkannya kuda motif belang-belang atau polkadot pentol-pentol untuk suaminya kelak?

-Pikir gaib Jungkook.




















Taehyung yang sedang berbaring menatap jengah Jungkook, sedari tadi pemuda Jeon itu berdiri memeluk bantal di samping ranjang mereka. Mata bulatnya menatap sang kekasih penuh curiga.

Kekasih.

Ke-ka-sih.

Iyaaaaaa yang sudah jadian.

"Katanya mau peluk-peluk! Sini naik!" Perintah Taehyung, Jungkook masih enggan menaiki ranjang meski matanya sudah mulai berat.

"Tidak akan macam-macam kan?" Tanya Jungkook curiga. Taehyung itu mesum.

Taehyung menggeleng ringan, ia menepuk sebelah kasurnya yang kosong untuk segera diisi oleh Jungkook. Dia heran, sudah pacaran tapi rasa curiga Jungkook belum juga hilang.

Jungkook langsung memposisikan dirinya di samping Taehyung. Dengan ragu ia mendekatkan diri masuk ke dalam pelukan pemuda Kim yang sudah siap merengkuhnya.

"Taehyung kau janji tidak akan macam-macam!" Adunya galak saat dengan kurang ajar Taehyung mengusap gemas pantatnya.

"Tidak-" sang dominan mencium puncak kepala submisivnya sayang. Taehyung bersyukur Jungkook bukanlah pemuda yang canggung tentang skinsip, ia semakin memeluknya erat. "Paling satu macam."

"Ihh! Taehyung!"

Tapi Jungkook semakin membenamkan wajahnya di dada bidang Taehyung. Malu. Ia menghirup aroma maskulin yang menguar alami dari tubuh kekasih tampannya.

Duh. Baper.

"Kim Jungkook.. kau sudah tidur?"

Jungkook langsung mendongak tepat di bawah dagu Taehyung, matanya menatap sinis yang lebih tua. "Margaku Jeon! Jangan seenak jidat menggantinya."

"Terserah tuan putri saja.."

Jungkook diam membiarkan Taehyung memeluk tubuhnya erat seolah ia akan kabur jika dilepas sedikit saja. Padahal boro-boro kabur, bergeser saja Jungkook malas.

Sudah terlalu nyaman.

Akhirnya Jeon montoQ sampai ke Paradise menyusul Taehyung diantar Anpanman.

"Tadinya aku berfikir kalau merek itu tidak penting, yang penting rasa. Kita tak harus pacaran asal tau jika aku menyukaimu dan kau menyukaiku-"

"K-kau? Sejak kapan kau tau aku menyukaimu?!" Pekik Jungkook tanpa sadar, Taehyung hanya tersenyum kecil menanggapinya. Ia mengecup pelan hidung mancung Jungkook yang kontan merona.

"Mengaku juga."

"Taehyuuuung... kau bukan dukun kan?"

"Sembarangan sekali sih! Mana ada dukun tampan sepertiku."

"Benar juga." Lirih Jungkook. "Kalau begitu kau paranormal."

Taehyung langsung menyentil dahi Jungkook gemas, membuat empunya mendesis kesakitan.

"Aduuuh! Sakit tau."

"Biar." Lalu jemari panjangnya mengelus pelan dahi Jungkook yang tadi ia sentil dengan lembut. "Jimin memberitahuku jika akan sangat percuma jika aku diam saja. Makannya aku buru-buru menembakmu."

"Bagaimana kalau aku menolak?"

"That impossible! Aku tau kau menyukaiku sejak lama."

"Tuh kan! Kau memang paranormal! Aku merinding Taehyung." Sungut Jungkook sebal, Taehyung jauh lebih sebal difitnah paranormal.

"Sudahlah tidak perlu dilanjutkan."

"Kena-"

Kalimat Jungkook terhenti ketika Taehyung dengan tulus mencium keningnya, rona merah sudah menjalar kesegala penjuru wajahnya. Jungkook total tak bisa berkata-kata selain menikmati seluruh desiran darahnya yang kian menggila.

Ciuman Taehyung mulai turun ke bagian lain.

"Mulai sekarang mata bulat ini milikku-"

Cup~

"Hidung ini milikku-"

Cup~

"Pipi gembil menggemaskan ini juga milikku-

Cup~ cup~

"Dan bibir manis ini hanya akan menjadi milikku-"

Cup~

"Saranghae.."













TBC

Ba-per. Butuh pacar😭😭😭😭😭😭

Spam it's okey? Menuju end.

RIVAL, REALLY?-VKOOKWhere stories live. Discover now