Enam belas

11K 1K 16
                                    

Sudah tiga hari Jungkook menguasai apartemen sendirian, ia merasa sebagian dari kehidupannya hilang entah apa maksudnya. Hanya saja, yang biasa pagi sekali ia berebut kamar mandi dengan Taehyung sekarang tidak, yang biasanya Jungkook rajin membuat bekal sekarang sarapanmu lebih memilih di kantin bersama Bambam dan Lisa. Yang biasanya diomeli karena malas mandi sepulang sekolah, sekarang terserah padanya.

Jungkook galau.

"Kira-kira Taehyung sedang apa ya? Apakah dia sudah makan? Apa ia sedang berkencan?"

Sedetik kemudian Jungkook mengerucutkan bibirnya sebal, "Katanya tinggal sementara di rumah Namjoon hyung! Tapi Seokjin hyung  bilang suaminya tak ada di rumah karena sibuk. Mereka juga tak terlihat di sekolah, apa mereka sudah mati tapi tidak bilang-bilang padaku?"

Bibirnya kini menurun ke bawah, ia mencebik dengan mata berkaca-kaca. Omong-omong Jungkook sedang menyendiri di perpustakaan, jam kosong dan dengan alibi mengerjakan tugas, pemuda Jeon melipir kemari.

Ia juga bosan bertemu teman-temannya yang masih sibuk mengumpat gara-gara puisi kesemek tempo hari.

"Tae-hyung.. bogoshipo~" Jungkook menelungkupkan wajahnya dilipatan tangan, ia sedih.

Selang dua menit ia terbangun dengan wajah blank luar biasa.

"WHAT THE FUCK?! AKU BILANG APA TADI?!"

Sudah terlanjur Kook, jujur saja. Kalau rindu itu bilang.

Dua anak perempuan datang menghampirinya, Jungkook mengeryit berusaha mengingat siapa mereka.

"Nuguya?"

"Ini perpustakaan, harusnya kau jangan berisik!" Tukas salah satu dari mereka. "Oh iya, aku tak sengaja dengar percakapan Jimin dan Hoseok kemarin. Katanya kau tinggal bersama Kim Taehyung ya?"

Oh?! Apakah rahasia kecil dirinya dan Taehyung telah terbongkar?

Jungkook hanya bergeming ditempatnya, terlintas diotak kecilnya sedikit bayangan sesuatu. Ia merasa dejavu dengan adegan ini, Jungkook berusaha keras mengumpulkan memorinya.

Oh iya, Jungkook mengangguk-anggukan kepalanya manut. Ini seperti adegan di panpiksyen yang biasa ia baca semalaman dimana si protagonis akan di serang fans pangeran sekolah atau parahnya pacar pangeran sekolah.

Ia akan dikerjai, dikunci di gudang atau bahkan dianiaya. Jungkook langsung bergidig ngeri membayangkannya.

Maklum, efek kebanyakan baca panpiksyen. Bikin lelah mata sih, tapi seru. Jungkook suka.

"Kalian siapa? Apa kalian akan menyakitiku?" Tanyanya polos.

Keduanya langsung tertawa keras hingga di tegur penjaga perpustakaan, "Bodoh sekali! Kami tak seburuk itu. Kami memang penggemar Kim Taehyung, bahkan kami satu kelas."

"Lalu?"

"Kami hanya penasaran, soalnya beberapa penggemar lain ada yang tak terima setelah kabar ini bocor."

Jungkook menatap lurus kedua perempuan yang entah sejak kapan sudah duduk di hadapannya. "Aku-"

"Kami mendukung kalian jika benar kalian saling mencintai. Tapi kau juga harus siap mental karena penggemar Taehyung itu sedikit rasis. Sudah ya kami duluan."

Keduanya pergi meninggalkan Jungkook dengan wajah speacless luar biasa, ia merasa baru saja dihantam beton berat hingga membuat otaknya kaku.

"Apa katanya tadi? Kami saling mencintai? ITU TIDAK MUNGKIN!!"

Jungkook membayangkan jadi apa dirinya jika berpacaran dengan Taehyung nanti, apakah ia akan jadi perkedel bawang? Atau kelinci tumis yang dimasak dengan bara seratus delapan puluh derajat? Gosong dong!

"KYAAAAA~ TUHAN KIRIM KAN AKU PANGERAN BERKUDA PUTIH SAJA!!"

Karena dulu ketika ia meminta pangeran berkuda hitam justru yang datang adalah setan dengan tunggangan mewah berwarna serupa.










"Hei kau Jungkook kan? Boleh kami bertanya?" Sapa salah seorang siswi kala Jungkook berjalan pulang menuju halte di sore hari. Ia sudah mulai terbiasa naik bus karena Taehyung tak sempat menjemputnya pulang.

Dan adegan tadi terulang kembali, Jungkook tidak mau berburuk sangkah lagi.

"Mwo?"

"Ku dengar kau tinggal di apartemen Kim Taehyung, apa kau menjual tubuhmu agar bisa tinggal dengannya?"

WHAT THE HELLL?!

"Ku dengar Taehyung juga beberapa kali kepergok mengantar jemput dirimu. Tapi apa benar kekasih Taehyung itu kau?" Siswi tadi menelisik penampilan Jungkook dari atas kebawah seolah menilai pemuda Jeon dengan begitu intens. "Dari banyaknya jalang kenapa dia memilih dirimu? Kau tak takut Taehyung hanya memanfaatkanmu?"

Jeon Jungkook pemuda manis sepupu dari Kim Seokjin hanya mampu terdiam mencerna kalimat terakhir dari siswi yang kini pergi menjauhinya.

Apakah ia jalang seorang Kim Taehyung?









TBC

Kasih sentilan dikit😌😌😌



RIVAL, REALLY?-VKOOKWhere stories live. Discover now