Tiga

14.7K 1.3K 20
                                    

Kim Taehyung memantul-mantulkan bola basketnya dengan lincah, berkali-kali berkelit menghindari serangan Hosoek dan Jimin di lapangan indor.

Headband merah miliknya sudah setengah basah akibat keringat, jam kosong bagi kelas dua belas membuat ketiganya berakhir disini.

"Hey kau kenapa?" Jimin menepuk pundaknya pelan, pemuda Kim hanya bergeming sibuk berlari dan melompat memasukkan bolanya ke  ring lagi.

"Sepertinya ada masalah pribadi, tadi pagi aku tak sengaja mencuri dengar percakapan Namjoon ssaem dengannya."

Jimin menghela pelan, lelah juga bermain basket tiga puluh menitan. "Apa yang terjadi Kim?" Ia meraih botol minumnya di bawah.

Taehyung langsung merebut botolnya paksa dari tangan Jimin.

"YAK!"

"BERISIK."

Kim Taehyung itu dingin kalau sedang menahan amarah. Harusnya jangam diganggu.

Ia meraih bolanya lagi dan mulai mendrable kembali.

"Masalah apa sih hyung? Aku kepo." Tanya Jimin.

"Kau tau Jeon Jungkook?"

"Iya tau. Si kelinci semok incaran Taehyung."

Hosoek mengangguk ringan, "Mereka akan tinggal satu apartemen, satu atap, satu kamar mandi, dan satu kasur."

Hening beberapa saat hingga mata sipit Jimin membola meskipun tetap kecil.

"MWORAGO?!"



















"Bagaimana ini? Aku bingung."

Jungkook berkali-kali menggigit buku jarinya gelisah, Bambam selaku sahabat seperpopokannya hanya menghela nafas kesal. Lisa sudah pulang duluan tadi.

"Bingung apa sih? Kau tinggal tidur bersama lalu mimpi indah, jika terjadi desahan dan adegan tambahan justru malah bagus. Jangan lupa direkam, aku kan penasaran." Ujarnya santai.

Jungkook mendelik tak terima, sebenarnya ia tak begitu paham apa yang Bambam ucapkan.

"Bammie~ kalau di apartemen kita hanya ada satu guling bagaimana? Aku kan tidak bisa tidur tanpa memeluk guling, kalau Taehyung mengambilnya kan.. issh!"

Kan.. boleh tidak Bambam menjual sahabatnya ke tutup lapak agar menyudahi keriput dini yang akan menyerangnya.

"Sebanarnya Jeon Jungkook, kau itu namja polos kelewat beruntung yang bisa dekat dengan pangeran sekolah." Bambam memegang bahu Jungkook erat. Sepertinya anak itu termakan gosip jika Kim Taehyung tidak bisa tidur tanpa guling, tentu gosip ini bersumber dari mulut comel Bambam yang berdiskusi dengan penggemar Taehyung yang lain.

"Kalau kau peluk gulingnya, berarti kau yang akan menjadi guling Taehyung. Selesai. Bus ku sudah datang, aku duluan ya BYE."

Kau yang akan menjadi guling Taehyung.

Kau menjadi guling Taehyung.

Menjadi guling Taehyung.

Guling Taehyung.

"KYAAAAA~ AKU TIDAK MAU?!!"










Kim Taehyung dan Jeon Jungkook saling melempar tatapan sengit ketika keduanya sampai di ambang pintu kamar.

Yang satu dengan hazel tajamnya, satunya dengan onix doe binarnya.

Alasannya adalah berebut ranjang kasur.

Lima menit berlalu.

"Oke. Aku pegal." Celetuk yang lebih muda setelah mengakhiri sesi tatapannya. "Pokoknya aku tak mau tidur di daybed!"

"Terserah. Kalau ingin tidur satu kasur denganku tak masalah. Asal kau tidak memenuhinya dengan badan buntalmu." Cerocos Taehyung tanpa minat, ia sudah lelah memikirkan nasibnya sesiangan ini. Tujuannya pulang ke apartemen adalah istirahat bukan bertengkar.

Jungkook langsung berlari menuju sudut, meraih handuk dan masuk ke kamar mandi tanpa memperdulikan mahluk lain di kamar ini.

"Hah.. kalian bahkan sudah menyiapkan semuanya." Ia menatap miris seisi apartemen yang Namjoon berikan, bahkan seluruh barangnya sudah ditata sedemikian rupa.

Sebenarnya dari pada disebut apartemen dua pemuda, ini lebih seperti apartemen pengantin baru.

"Huwaaaa!! Mataku kelilipan deterjen Taehyung!!"

Bodoh. Taehyung bersumpah akan jadi apa ia setelah tinggal bersama pemuda Jeon.

"Kau ini mandi atau apa?! Pakai sabun yang benar. Aku yakin Namjoon hyung cukup kaya hanya untuk sekedar membeli sabun mandi."

"AKU TAK PERCAYA!! PASTI KAU YANG SENGAJA MELETAKKAN DETERJEN DAN SABUN MANDI BERSEBELAHAN AGAR AKU TERLUKA."

"Ya tuhan...."


TBC

Iya begitu... see youuu

RIVAL, REALLY?-VKOOKWhere stories live. Discover now