Tujuh belas

10.6K 971 8
                                    

Jungkook menatap lurus sahabat-sahabatnya, tadi mereka kebetulan bertemu di halte dan memutuskan mampir ke kafe sebentar.

Ini masih di hari yang sama.

"Kau kenapa? Tumben tak langsung pulang? Suamimu tak menjemput?" Tanya Bambam tanpa filter apapun.

Jungkook mendengus mendengar ucapan Bambam, "Dia bukan suamiku!"

"Belum."

"Huh?"

"Belum Kookie, belum. Sedang coming soon."

Jungkook diam saja, ia jadi mengingat ucapan siswi tadi. Apakah ia jalang Kim Taehyung? Apakah Taehyung memanfaatkannya? Otak kecilnya masih berusaha keras mengingat bagaimana Taehyung padanya.

"Bammie~" Bambam yang sedang rebutan kentang goreng dengan Lisa langsung menghentikan kegiatannya.

"Wae? Ada masalah?"

Jungkook mengangguk. "Taehyung."

"Kau dengan Taehyung kan memang bermasalah! Yang tidak jadi masalah saja kalian permasalahkan. Lalu sekarang apa?"

"Bukan Bammie~" Jungkook bingung harus menjelaskannya bagaimana, biasanya ia akan mengadu pada Seokjin namun rasanya itu jauh lebih sulit sekarang mengingat Seokjin pasti akan menceritakannya pada Namjoon ssaem. Ia akan malu nanti.

Lisa menggeser kursinya menjadi di dekat Jungkook, ia mengusap bahu pemuda Jeon pelan seolah gadis itu mengerti apa yang membebani sahabatnya. "Cerita saja Kookie.. kami akan mendengarkan."

"Hahh-" ia menghela nafas sebentar lalu menatap dua sahabatnya bergantian sebelum menunduk dalam. "Apa aku jalangnya Taehyung? Apa Taehyung hanya memanfaatkanku? Soalnya dia kan seperti benci sekali badaku."

Keduanya terdiam, entah harus merespon bagaimana.

"Siapa yang mengatakannya?" Tanya Bambam pelan. Jungkook hanya menggeleng tanpa berniat memberitahu.

"Sekarang ku tanya, apa Taehyung menyentuhmu?"

"Iya. Kemarin dia menyentuhku, anio! Aku yang menyentuhnya." Jawab Jungkook lugu.

Bambam dan Lisa langsung membulatkan matanya kaget, si polos Jeon berani menodai Kim Taehyung? Apa tak terbalik? Mereka yakin seribu persen kalau si Kim itu dominan! Atau mungkin Jungkook sebenarnya binal dan berani dibalik wajah polosnya yang bagai bayi.

"Menyentuh bagaimana?"

"Aku mengeringkan rambutnya yang basah setelah mandi, lalu kami tak sengaja bertabrakan hingga jatuh. Terus kami juga tak sengaja berpegangan tangan saat mengangkut jemuran bersama karena hujan."

-__-

Tolong selamatkan Bambam dan Lisa saat ini juga.

"Itu namanya wajar bodoh! Kok aku kesal ya!" Geram Lisa gemas terhadap sahabat mereka. Bambam buru-buru meraut kentangnya kesal.

"Dengar ya Jeon Jungkook! Calon istrinya Kim Taehyung yang masih malu mengakui kalau ia menyukai rivalnya sendiri-"

Bambam menghela nafas sebentar, menyeruput capucino milik Lisa yang sudah menanti dengan geregetan.

"Taehyung tak pernah menyentuhmu dan dia tak memiliki alasan apapun untuk memanfaatkanmu. Jadi berhenti memakan ucapan orang lain, makan saja kentang ini-" Bambam memasukkan banyak kentang goreng ke mulut Jungkook paksa.

"Taehyung itu sialan! Dia tampan, baik hati walau galak, cerdas dan kaya. Orang semacam dia tak mungkin melukaimu."

Jungkook menjawab dengan pipi penuh kentangnya, "Kemarin dia mencubit dan melempariku sepatu! Sakit tau! Dia melukaiku."

Lisa kembali menatap datar Jungkook, "Lebih baik kau pulang dan jangan memikirkan ucapan penggemar Taehyung."

Jungkook mendadak masuk dalam mode Jungsyok. "B-bagaimana kau tau?" Tanya Jungkok terbata.

"Kau hanya sedang merindukannya, makannya masalah sepele menyangkut Taehyung membuatmu terbebani."

What the-

"Jika rindu temui, selagi ada kesempatan. Jika suka katakan, sebelum terlambat dan menyesal. Kau tidak perlu berpura-pura dan membohongi dirimu sendiri."










Mereka sedang jalan berdua, setelah tadi nongkrong bersama di kafe langganan. Sekarang Jungkook sedang menyusuri jalan dengan Bambam saja. Lisa sudah pulang duluan.

"Bammie~ ku lihat kau sibuk sekali mengunjungi kelas sebelah beberapa hari, sampai aku dan Lisa kau abaikan. Aku saja yang sibuk masih ingat punya peliharaan yang harus ku temani."

Sabar, dianggap peliharaan oleh sahabatmu sendiri.

Tapi kalo peliharaannya diurus sedemikian rupa, diperhatiin, dikasihin, dicintain, disayangin.

Mana bisaaaaa Bambam menolak.

Tapi Bambam bingung, Jungkook sibuk apa? Perasaan mereka satu kelas dan tidak ada kesibukan apapun selain bolak-balik memutari sekolah.

"Aku sedang mengejar seseorang, kau tau Mark tidak? Pasti tidak tau, dia tampan loh. Jadi maklumkan saja aku sedikit sibuk dan meninggalkan kalian. Yang pentingkan kita masih sahabatan."

Jungkoom memasukan kentang goreng pedas banyak-banyak ke mulut. Segera ditelan dan buru-buru minum karena kepedesan. Memang Jungkook sempat membeli cemilan tambahan.

"Maklum dengkulmu-"

Bambam langsung cengengesan melihat sahabatnya kepedasan. Jungkook memang kebanyakan gaya makan pedas, padahal tak begitu suka pedas.

"Makannya Kook- Jadian saja dengan Taehyung biar kalau aku atau Lisa sibuk kau ada yang menemani."

UHUK-

Sialan. Apa yang lebih menyakitkan saat kau makan kentang goreng yang pedas dan tersedak tiba-tiba?!

Perih tenggorokan. DAMN!

Buru-buru Bambam menyodorkan air minum pada Jungkook. Kasihan wajahnya memerah.

Tidak sih,

Bambam hanya tak ingin besok namanya terpajang di koran harian.

'Seorang sahabat tega membunuh sahabatnya sendiri lantaran tersedak tapi tidak ditolong'

Membayangkannya saja sudah menyebalkan.

"Kau itu kalau bicara suka-"

"Benar!! Kau tau Kook? ada istilah benci jadi cinta. Kejadian tau rasa! Tapi kalau kau tidak mau, untuk ku juga tak apa. Lagipula Taehyung tampan sekali." Cerocos Bambam memanasi sahabatnya.

"Mau ku congkel matamu?!"

Kok sewot?!







TBC

Makin panjang heran,🌶🌶💙

RIVAL, REALLY?-VKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang