2 - Kastil Eastcairn

2.2K 376 124
                                    

Allen dan keenam temannya berdiri berhadap-hadapan dengan empat orang perempuan yang mereka yakini sebagai vampire tersebut. Mereka juga meyakini bahwa keempat gadis tersebut merupakan penghuni kastil misterius dimana mereka tak sengaja masuk lewat portal aneh yang ditunjukkan oleh Amaltheia.

Entah kenapa suasana menjadi lebih menegangkan seolah pertempuran akan pecah sebentar lagi. Jika seperti itu, mungkin ini adalah pertarungan pertama mereka melawan Vampire.

Sejujurnya Allen merasa bertanggung jawab karena dialah yang membawa teman-temannya sampai ke sini. Allen mengutuk dirinya sendiri yang terlalu gegabah hanya karena keyakinan bodohnya bahwa Amaltheia adalah utusan Zeus, ayahnya.

Tapi Allen benar, kok. Amaltheia itu memang kambing milik Zeus. Amaltheia dulu bahkan menyusui Zeus. Itu yang Allen ketahui. Tapi, kenapa Amaltheia mengkhianatinya seperti ini? Memang berat jadi anak dewa. Dilahirkan hanya untuk bertarung melawan monster dan berakhir dengan kematian.

Tapi, tunggu dulu. Kenapa mereka justru terseret sampai ke kastil ini? Amaltheia tidak mungkin muncul tanpa sebab bukan? Kalau pun pertanda buruk, pasti ada sesuatu yang menyebabkan Amaltheia menunjukkan jalan kemari.

"Lorena, sepertinya kita punya tamu dadakan" ujar gadis bermata kuning cerah.

"Kenapa kalian tidak menjawab? Siapa kalian sebenarnya?" suara pertama yang terdengar dari gadis yang sepertinya bernama Lorena itu kembali bergema di langit-langit kastil.

"Ah, jadi begini..." Allen segera menjawab. Takut kalau mereka akan berakhir dengan pertarungan. Kalau dilihat-lihat keempat gadis ini tidak jahat. Mungkin kelihatannya saja.

Mereka pasti kaget karena kastilnya tiba-tiba dimasuki orang asing. Allen dan teman-temannya yang bersalah karena masuk ke kastil ini sembarangan.

"Hei, apa yang akan kau lakukan?" bisik Leon.

"Bertanggung jawab, tentu saja" balas Allen. Setelah itu ia kembali menatap empat gadis di seberangnya.

"Kenalkan, aku Allen. Allen Bricks. Dan ini teman-temanku. Kami blasteran. Hm, kalau kalian tidak mengerti, singkatnya kami ini anak dewa. Aku putra Zeus. Ehm, jadi sebenarnya kami tersesat. Kami ingin mencari portal menuju Perkemahan Blasteran namun sepertinya kami salah masuk portal, hahaha" suara tawa Allen menggema di dalam kastil dan terdengar dibuat-dibuat.

Sementara keenam temannya masih dalam posisi siaga kalau-kalau keempat gadis vampire tersebut menyerang mereka.

Kalau biasanya mereka punya waktu sedikit untuk mengatur strategi saat bertemu monster, kali ini mereka sebenarnya memiliki jeda yang lebih panjang. Sayangnya tak satu pun dari keduanya yang menguntungkan bagi mereka. Lepas dari monster, mereka justru mengumpankan diri ke sarang Vampire.

"Ka—kami sungguh tidak ingin bertempur dengan kalian" sahut Joseph dengan nada terbata yang langsung disambut dengan tatapan horor oleh teman-temannya.

'kenapa malah bilang begitu sih? Joseph benar-benar bodoh', kira-kira begitulah yang ada di dalam pikiran teman-temannya.

Setelah hening menyelimuti mereka, sosok gelap itu semakin menunjukkan wujud asli mereka. Mereka benar-benar cantik sebagaimana putri bangsawan pada umumnya.

"Anna, jangan bilang kau lupa menutup panelnya saat pulang kemari" suara gadis cantik bermata merah menyala ditujukan kepada salah satu dari saudarinya yang bermata hijau.

Sementara si gadis bermata hijau hanya menunjukkan cengiran di wajahnya.

"Maafkan aku, Lorena. Aku buru-buru. Matahari akan terbit jadi aku tidak sempat menutup panelnya" ucapnya seraya terkekeh.

Into The Dark (✔️)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ