33. Masalalu Tony Part 14

21K 1.1K 23
                                    

Bagi kalian yang kangen Aldian, bentar dulu ya. Novel ini masih panjang. InsyaAllah ada 90 chapter kalau aku nggak males haha

👻👻👻👻👻
Tio dan Lukas bergegas mengangkat tubuh Tony. Mereka terengah-engah menyusuri lorong menuju tangga, lalu terhenti dan meletakkan tubuh Tony sebentar untuk beristirahat sejenak.

"Apa kita harus menuruni tangga sambil mengangkat Tony? Gila ya! Bisa-bisa punggung gue encok," keluh Lukas.

"Kita seret aja." Tio memutuskan.

"Kalian gila ya? Jasad kakak gue mau kalian seret?" Rafka melotot marah.

"Yo, sebaiknya kita nggak usah menyembunyikan kematian Tony. Kita bilang aja ke keluarganya kalau dia mati sendiri. Bukan kita yang bunuh," bujuk Lukas.

"Tapi gue takut, Kas."

"Nggak usah takut. Kalau kita nggak salah, ngapain kita takut?"

"Tetap saja gue takut, Kas!" bentak Tio.

"Kenapa? Kita bukan pembunuh."

"Sebenarnya ... gue punya pengalaman buruk soal polisi," ungkap Tio.

"Pengalaman apa?"

"Bokap gue pernah jadi korban salah tangkap. Bokap gue dituduh membunuh tante gue karena alibinya nggak kuat. Dia adalah orang yang pertama kali menemukan jasad tante gue."

"Kok bisa gitu sih?"

"Maka dari itu, gue nggak mau bernasib sama seperti bokap gue yang jadi korban salah tangkap."

Lukas meneguk ludah. Dia masih menimbang-nimbang apa yang dikatakan Tio. Terlebih akhir-akhir ini, Lukas sering melihat berita di koran polisi salah tangkap.

"Terserah lo." Tio menunduk lesu. Dia terduduk di samping jasad Tony.

"Gue bingung, Yo," ungkap Lukas.

"Gue terserah keputusan elo aja, Kas. Kalau lo mau lapor polisi, silakan. Kalau lo setuju dengan ide gue, ayo cepat putuskan sebelum Pak Darto ke sini."

"I ... iya." Lukas akhirnya mengangguk. "Gue setuju sama ide elo."

"Baiklah. Pertama-tama, kita harus menurunkan jasad ini dulu. Ayo bantu gue!" Tio mulai mendorong jasad Tony yang dibantu oleh Lukas.

Jasad Tony dibiarkan jatuh dari anak tangga teratas sampai pada anak tangga paling bawah.

"Kalian gila ya!" bentak Rafka. "Tega kalian melakukan ini ke saudara gue!"

Rafka mencoba mencekik Tio. Tapi tak bisa karena dia dan Tio berada pada portal waktu yang berbeda.

"Selanjutnya, gimana nih?" tanya Lukas.

"Sebaiknya kita buang jasad Tony ke hutan terlarang."

"Setuju." Lukas kembali mengangguk.

👻👻👻👻👻
Zaimatul Hurriyyah
Sabtu, 4 Januari 2019

Follow IG = zaimatul.hurriyyah



Penghuni AsramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang