"Wahh naena dong!" Potong Lidya dengan antusias seperti tanpa dosa.

"Eh banci lo ya! Banyak orang gausah kenceng-kenceng napa sih?! Dengerin gue duluu!" Lidya hanya tertawa terbahak-bahak.

"Yadeh gue diem dulu." Jawab Lidya akhirnya.

".. iyaa terus dia mergokin gue chatting sama si Gina itu. Dia sempet marah ke gue dan nyuruh gue ngaku. Tapi untungnya gue bisa lah nyari alesan."

"Kenapa lo gak bilang yang sebenernya aja sih?"

"Nih ya, lo tau kan Shani gimana kalo urusan gue deket sama cewe lain. Kalo gue bilang dia suka sama gue, dia makin posesif ke gue. Bisa-bisa gue gak dibolehin magang sama dia."

"Gina tau kalo lo pacarnya Shani?"

"Waktu itu sih sempet liat gue video call sama Shani. Cuma kayanya dia gatau kalo kita pacaran. Masa tiba-tiba gue bilang, orang dia gak nanya."

"Lo coba mancing dia aja biar dia nanya, lo buka-buka foto Shani pas lagi deket dia."

"Hmm.. ntar gue coba deh."

Pesanan mereka pun datang. Akhirnya mereka memilih untuk menyantap makanan mereka terlebih dahulu mengingat perut mereka sudah tidak sabar menampung semuanya.

"Loh.. Viny! Kamu di sini?"

"Eh Gina! Iya nih. Kebetulan banget ketemu ya."

Ya. Orang itu adalah Gina. Orang yang jadi bahan perbincangan Viny dan Lidya sejak tadi. Entah sebuah kebetulan atau memang Gina seorang cenayang yang tahu kemanapun Viny pergi. Haha.

"Boleh ga gabung?" Tanya Gina yang membuat Viny mematung.

"I..iya boleh kok. Silahkan." Pada akhirnya Viny mempersilahkan Gina duduk di sampingnya.

•••

Sementara di tempat lain, Shani sedang kesal karena sampai sekarang kakaknya belum juga membalas pesannya. Dia sedang berada di kamarnya sekarang.

Sebenarnya Shani sedang menyicil belajar untuk UAS hari senin nanti. Tapi karena pikiran dia tidak tenang, belajarnya menjadi buyar.
Pada akhirnya Shani berniat untuk menghubungi Viny dengan mode video call.

"Kak Viny kemana sihhh. Nyebelin banget deh kebiasaan kalo sama temennya lupa punya pacar." Gerutu Shani kesal

"Apa aku vcall aja ya? Iyadeh." Monolognya.

•••

"Mampus!" Pekik Viny ketika melihat nama Shani tertera di layar ponselnya.

"Kenapa Vin?" Tanya Gina.

"Tau nih cungkring." Timpal Lidya.

Viny kemudian memberikan kode pada Lidya bahwa saat ini Shani sedang menghubunginya lewat video call. Mengetahui itu, Lidya tersentak kaget dan menunjukkan wajah paniknya.

"Ha..hai." akhirnya Viny mengangkat telepon dari Shani.

"Kamu kemana aja sih kaak. Dari tadi ga bales chat. Vcall juga lama angkatnya." Omel Shani pada Viny.

"Siapa, Vin?" Tanya Gina kemudian mengarahkan wajahnya mendekati Viny.

Otomatis wajah Gina terpampang di layar ponsel Shani, dan tentu melihatnya. Sementara Viny, dia sudah pasrah sekarang jika Shani memarahinya.

"Ohh jadi ini kelakuan kamu kak." Ujar Shani tersenyum sinis kemudian kangsung mematikan video call itu secara sepihak.

"Ss..shan.." Panggil Viny pasrah bersamaan dengan Shani yang telah memutuskan sambungannya.

Detik Terakhir [END]Where stories live. Discover now