26. Hey, Problem

33K 4.6K 170
                                    

Halo kalian, sengaja aku post ch.26 karena kebetulan stock chapter-ku banyak. Ini juga apresiasi untuk klean yang setia sama book aku ini. Semoga kalian menikmati, chapter ini. Luvyou❤️

°°

Jasmin menyorot wanita paruh baya di hadapannya. Bibirnya tersenyum tipis, kala ia menatap netra wanita tersebut, terselip kebencian di dalamnya.

"Tante, ibunya Bang Arnold, ya?" tanya Jasmin dengan senyum yang masih terhias di wajahnya.

Seluruh murid yang menonton kejadian tersebut sangat takjub dengan kesabaran Jasmin. Kaisar yang hampir setengah jalan, berhenti dan memilih menonton kejadian ini.

Sehun diam, mengamati raut wajah keduanya. Jasmin ngerencanain apalagi?

"Memang apa yang Tante dapat abis nampar aku gini? Yang ada," Jasmin menggantung kalimatnya, lalu melihat ke arah cctv di sudut atas kelas. "Aku bisa ngelaporin Tante," tambah Jasmin.

"Saya juga bisa nuntut kamu, atas kekerasan yang udah kamu lakuin!" bentak Nyonya Fernan.

Jasmin tersenyum kembali, ia pun berucap, "Di sana ada saksi mata, Bang Galih dan juga CCTV. Apa yang dia lakuin sama saya, bisa saya jadiin itu bukti."

Padahal tidak ada bukti seperti itu. Memang benar, Arnold memegang pundak Jasmin sembarangan. Tapi, itu bukti yang lemah. Jasmin hanya ingin bertemu dengan Arnold.

Wanita tersebut menunjuk wajah Jasmin dengan jari telunjuknya. "Emang apa yang udah anak saya lakuin ke kamu? Nggak usah kurang ajar, kamu, ya! Pakai nuduh-nuduh anak saya," bentak wanita tersebut untuk kedua kalinya.

"Saya bisa ke rumah sakit nanti, bawa bukti dan saksi matanya. Kebetulan saya juga perlu bicara dengan anak Tante atas dua dosa yang udah dia lakuin di sekolah ini." Jasmin menjelaskan masih dengan senyum dan sopan santun pada orang yang tua.

Wanita tersebut agak terkejut dengan perkataan Jasmin. Apalagi Jasmin menyelipkan kata dosa dalam kalimatnya. "Okay! Saya setuju. Kalau kamu terbukti salah, masalah ini saya bawa ke jalur hukum."

Jasmin mengangguk. Ia menyetujui kesepakatan yang dibuat. Pak Henry baru masuk ke dalam kelas. Ia cukup terkejut ada wali murid masuk ke dalam kelas. Apalagi, jam pelajaran sudah di mulai.

"Maaf, Ibu, mencari siapa?" tanya Pak Henry yang tidak mengerti dengan apa yang habis terjadi.

Nyonya Fernan meninggalkan kelas dengan perasaan yang campur aduk. Ia takut anaknya memang bersalah, tetapi kalau benar begitu. Setidaknya, ia harus mendidik anaknya lebih baik lagi. Walaupun, ia sangat kecewa.

Jasmin mendekati Kaisar. Ia tersenyum lalu berkata, "Kamu ke kelas kamu, gih. Nanti kita ngobrol lagi."

Kaisar mengangguk mengerti lalu, berjalan menuju keluar kelas. Seluruh murid pun duduk di tempat masing-masing. Mereka pun bungkam tidak membicarakan apapun. Ghibran sangat terkejut dengan apa yang terjadi. Alesha tidak menunjukkan raut apapun. Hanya Ghibran yang menampakkan raut khawatir.

Sehun melirik Jasmin, kala Jasmin sudah berada di bangkunya. Netranya membola seraya Jasmin berkata, "Nanti kita omongin, sekalian bahas yang aku dengar dari Mauza."

Mata mereka fokus pada papan tulis, tetapi, pikiran mereka tetap tidak fokus pada materi yang guru berikan. Mereka memikirkan berbagai hal yang terjadi akhir-akhir ini. Apalagi Jasmin yang memang sudah tahu banyak hal.

⚫🎑⚫

Kaisar tidur di dalam kelas. Hari ini, untuk pertamakalinya, ia tidak memperhatikan saat Bu Rani menerangkan pelajaran Fisika. Padahal Kaisar sangat menyukai Fisika.

✔ INDIGO 1 | Kematian Gadis ItuWhere stories live. Discover now