O2. Kelas Sains 2-4

64.1K 7K 417
                                    

Hai 👋 sunset 🌇 disini. Halo gengs aku balik lagi dengan chapter dua. Cerita ini nggak seberapa horor lebih ke misteri gitu. Apakah kalian suka? Yah semoga aja kalian suka ya. Maafin sunset karena typo yang nggak ketulung babay luvyu 💕🎉

. . . .

Kantin sekolah sangat ramai, padahal kantin sudah dibangun cukup luas tetapi masih terasa sesak. Jasmin menjadi pusat perhatian di kantin. Bukan tanpa alasan, tetapi ia adalah anak baru dan parasnya pun kebule-bulean. Gadis itu memesan soto ayam Ibu Nana lalu duduk di kursi yang kosong bersama dengan Alesha.

"Kamu masih ingat aku nggak?" tanya Alesha.

Jasmin mengangguk. "Kak Alesha, teman Bangkai pas SD 'kan?"

Alesha tersenyum lalu mengangguk membenarkan. "Kamu kok bisa di sini? Di kelas aku lagi, kamu loncat kelas?" Jasmin hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Alesha.

"By the way Kak, gimana sikap Kaisar di sekolah ini? Tante Nanda 'kan yang punya yayasan." Jasmin menyendok kuah sotonya. "Sombong nggak Kaisar?" tanya Jasmin sangat penasaran dengan kondisi Kaisar.

Alesha menghela napas, lalu meletakkan sendoknya. "Parah banget, suasana kelas Sains 2-4 nggak nyaman karena dia. Sepupu kamu itu suka ngebuli kelas kita."

Jasmin terkejut dengan pernyataan Alesha. "Buli? Kok dia jadi berubah kayak gitu?"

Alesha mengangguk menyetujui. "Kaisar itu satu komplotan dengan Sehun dan Daneen. Sebenarnya, Daneen nggak suka ikut-ikutan, mungkin dia diiming-imingin sesuatu dengan Kaisar."

"Pantesan aja, cewek tadi begitu." Jasmin sekarang mengerti keadaannya.

"Kamu hati-hati. Kaisar pasti lagi nyari kamu sekarang. Dia nggak akan nyerah gitu aja." Alesha mengingatkan.

Jasmin tersenyum. "Biarin aja, paling dia sendiri bakal ketakutan ngelihat aku."

Tak beberapa lama, mereka berhasil menemukan Jasmin. Mereka muncul dari belakang Jasmin. Alesha membisikkan pada Jasmin keberadaan mereka. "Barusan diomongin, udah nongol aja. Mereka lagi mau nyamperin kamu tuh!"

Jasmin bangkit dari duduknya. Jasmin menatap Kaisar yang berjarak sekitar satu meter darinya. Gadis itu tersenyum pada Kaisar.

"Hello Kaisar. Lama nggak jumpa." Jasmin melambaikan tangannya pada Kaisar. Pemuda itu mundur beberapa langkah, ia merasakan hidupnya sedang terancam. Apalagi sekarang, Jasmin berjalan mendekatinya tanpa berhenti tersenyum.

"Jasmin, kok kamu ada di sini? Kok nggak bilang-bilang kalau pindah?" tanya Kaisar bertubi-tubi. Jantungnya berdetak sangat kencang. Dirinya tidak menyangka anak baru yang ingin ia risak adalah Jasmin.

"Udah lama nggak ketemu ya, Bangkai?" tanya Jasmin, "tambah shining shimmering aja kulit kamu."

Walaupun terdengar seperti memuji, sebenarnya Jasmin sedang mengejek kulit sawo matang Kaisar. Seluruh murid menonton kejadian ini. Mereka sangat penasaran pada apa yang terjadi.

"Dek melati bisa aja deh." Kaisar cengar-cengir mencoba untuk mencairkan suasana.

"Duh! Bangkai jangan mundur-mundur dong. Aku 'kan jadi nggak bisa nangkap kamu." Jasmin sekarang memasang raut wajah serius.

"Jangan marah dong," pinta Kaisar. Ia sangat mengerti alasan dari sikap Jasmin. Alesha pasti cerita semuanya ke Jasmin, batin Kaisar. Pemuda itu bersembunyi di balik tubuh Sehun.

Daneen menyerngit kebingungan, begitu pula dengan Sehun. "Kalian saling kenal? Kok jadi kayak drama teater gini sih."

Jasmin mengangguk. "Iya aku kenal sama cowok hitam di belakang kamu. Dari pada kamu ikut campur, mending kamu minggir."

✔ INDIGO 1 | Kematian Gadis ItuWhere stories live. Discover now