25. He Know

34K 4.5K 163
                                    

Jasmin sedang membaringkan tubuhnya di kamarnya. Ia menyorot lekat langit-langit kamarnya dengan banyak kebingungan yang menumpuk di kepalanya.

Perkataan Mauza sangat membuatnya penasaran. Apalagi, Mauza menghilang kala Jasmin menanyakan pelakunya. Jasmin menghentakkan kakinya kesal di atas kasur, masih dengan posisi yang sama.

"Nggak tau ah! Pusing banget, bisa-bisanya ngasih info penting tanpa info penunjang. Jadinya kan ambigu banget." Jasmin sangat kesal dengan Mauza.

Jasmin beranjak dari aktifitas rebahannya. Ia berjalan menuju jendela kamarnya, melihat kondisi di luar rumah. Langit hari ini cukup cerah, bintang-bintang pun menghiasi indahnya malam. Dengan perasaan cukup senang, Jasmin meraih hoodie miliknya. Ia berjalan dengan terburu-buru menuju keluar rumah.

Langkah kakinya mantap, ia melewati taman kompleks, di sana ada sesosok arwah lelaki yang membawa sebuah bunga. Seluruh bagian wajahnya hancur, tubuhnya penuh dengan serpihan kaca. Jasmin mengerut dahi sejenak, lalu menggelengkan kepalanya kembali.

Kini Jasmin berada di sebuah cafe. Letaknya tak jauh dari perumahannya. Langkahnya semakin lebar, dengan senyum yang terhias di wajahnya. Ia ingin melupakan sejenak tentang segala hal yang sudah mati.

Setelah memesan, Jasmin duduk di dekat jendela agar dirinya dapat melihat kendaraan yang ber-lalulalang. Sesekali, ia menyedot frappucino green tea cream miliknya.

Baru duduk sejenak, sesosok arwah perempuan duduk di sebelahnya dengan raut lapar. Ia menatap, cheesecake milik Jasmin. Gadis itu menoleh pada sosok tersebut, lalu perlahan-lahan menggeser piring cheesecake miliknya tepat di hadapan arwah tersebut.

Jasmin melihat ponsel genggamnya, untuk streaming di youtube, ia melihat seorang youtuber yang menceritakan kisah-kisah mistik atau misteri. Adapula teori konfirasi yang sangat menarik minat Jasmin.

Baru sepuluh menit berada di sana. Dua orang lelaki duduk tepat di kursi di hadapannya. Jasmin mendongak menatap keduanya. Kaisar tersenyum sembari mengangkat sebelah tangannya. Sehun hanya menatap dirinya dengan datar.

"Kok kalian ada di sini?" tanya Jasmin dengan raut bingung.

Sehun melirik sosok arwah yang berada di sisi Jasmin. Ia juga tidak berniat menjawab pertanyaan Jasmin. Kaisar melirik Sehun berharap sahabatnya tersebut menjawab pertanyaan Jasmin.

"Tadi kami ke rumah kamu, ternyata kamu nggak ada. Bi Nuri yang bilang, kamu biasanya ke sini," papar Kaisar.

Jasmin manggut-manggut menjawab pertanyaan Kaisar, lalu ia bertanya, "Terus ngapain ke rumahku? Nggak mungkin kan kalau nggak ada tujuan," selidik Jasmin dengan raut ganar.

Kaisar menyenggol lengan Sehun, sedang Sehun menyenggol lengan Kaisar kembali. Begitu terus sampai Jasmin bosan.

"Mulai aneh," ketus Jasmin.

Kaisar mengambil napas dalam-dalam lalu berkata, "Aku mau ngomongin mayat yang ada di pohon belakang sekolah."

Jasmin pun tercenung, itu adalah kesalahannya saat di rumah sakit. Ia tidak sengaja mengatakan segalanya di depan Kaisar. Jasmin menundukkan kepalanya diam sebentar. Arwah di sebelah Jasmin menyorot Jasmin lesu.

Ia mengambil napasnya dalam-dalam lalu tersenyum. "Aku beli minum, makanan dulu ya. Kita omongin di rumah aja."

Sehun beranjak dari duduknya, ia berucap, "Biar aku aja, aku juga ada yang mau di beli. Sar, kamu mau apa?"

"Apa aja aku mah," balas Kaisar.

"Kamu?" tanya Sehun pada Jasmin.

Jasmin mendongak menatap Sehun. "Yang kayak gini." Ia menunjuk kue dan minuman yang berada di atas mejanya.

✔ INDIGO 1 | Kematian Gadis ItuWhere stories live. Discover now