Epilog

2.9K 183 279
                                    

OKEH INI BENER BENER HARUS KALIAN LAKUIN PAS BACA PART INI:

1) Buka spotify, sambil baca part ini aku mau kalian dengerin lagu stray kids yang ini
Kalo kalian mau tau knp, karna aku bakal bikin chap ini agak nyambung sama lagu ini
Kalo kalian search lirik terjemahannya, itu artinya deep bgt dan aku pgn kalian lebih ngefeel ke chap ini pake lagu ini

1) Buka spotify, sambil baca part ini aku mau kalian dengerin lagu stray kids yang iniKalo kalian mau tau knp, karna aku bakal bikin chap ini agak nyambung sama lagu iniKalo kalian search lirik terjemahannya, itu artinya deep bgt dan aku pgn kalia...

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

2) Kita ngobrol2 di note paling bawah yaa ntar ada bbrp pertanyaan n kalian jawab okee?

3) HAPPY REAAAADIIINGGGGGGGG ꒰◍ˊ◡ˋ꒱

• • •

"Soobin! Buka!!"

Teriakan Jina terdengar dari dalam pintu kamar mandi, sedangkan kedua laki-laki di luarnya hanya tertawa bersama.

"Apa kata kuncinya?" tanya sang suami semakin membuat istrinya kesal.

"Kata kunci? Sejak kapan ada kata kunci? Arrrghh! Sungguh, buka!!" teriak nya lagi sambil mencoba untuk menarik pintu kamar mandi dari dalam.

"HwaSoo tidak ikut-ikutan! Semuanya salah appa!" ucap sang anak lalu tertawa ke arah sang ayah.

"Hei, kita bekerja sama untuk membuat eomma kesal bukan?" balas ayah nya tapi ia menggeleng.

"HwaSoo masih kesal karena appa berbohong tentang eomma yang menetap di Italia." ujar nya lalu melipat kedua tangannya.

"Astaga―"

"BISAKAH KALIAN BICARA NANTI DAN BUKA PINTU NYA DAHULU?!" bak singa yang mengaum, Jina berteriak kencang dari dalam―membuat kedua laki-laki yang sibuk berbincang kini menelan ludah mereka kasar.

Soobin akhirnya membuka pintu kamar mandi dan mendapatkan wajah kesal serta merah istrinya. Membuatnya menahan tawa sebisa mungkin ketika melihatnya.

"Aku membencimu, sangat." ucapnya lalu berusaha melangkah keluar jika saja tubuhnya tidak ditahan oleh suaminya.

"Hei, lepas!"

"Bantu aku menyukur ini dulu." Jina menghela nafasnya kemudian mengangguk.

"HwaSoo-ya, apa kamu bisa pakai pakaian mu sendiri? Eomma akan keluar beberapa menit lagi." untung saja sang anak langsung mengangguk tanpa bertanya.

Akhirnya mereka berdua masuk ke dalam kamar mandi. Jina duduk di meja wastafel sedangkan sang suami mengangkat dagu nya ke atas untuk mempermudah istrinya menyukur janggut nya.

Tipis, tapi tajam ketika menyentuh kulit.

Saat sang istri memulai kegiatan menyukurnya, Soobin tertawa kecil. Hal ini tentu membuat istrinya bingung dan langsung bertanya padanya.

ᴀɢᴀᴘᴇ ; sᴏᴏʙɪɴ ✔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt