⚜Chapter 28⚜

2.4K 168 106
                                    

warn dikit bgt

• • •

"Aku benar-benar pingsan semalam!"

Jina memeluk bantal kamar lama nya dan menyembunyikan wajahnya di sana. Sedangkan Daeshim yang menjadi teman curhatnya kini hanya tertawa melihat kakak iparnya seperti ini.

Hari ini mereka jadi bermain ke rumah nenek HwaSoo dan menginap beberapa hari. Saat datang, sang ibu tak sengaja memecahkan piringnya ketika melihat anak perempuannya berada di pintu dengan senyum manisnya.

Sang ayah hampir pingsan jika saja tidak di tahan oleh menantu nya, sedangkan Taehyun hanya melongo dan membeku di dekat pintu.

Kedatangan Jina yang tiba-tiba seperti ini tentu saja membuatnya mendapat berbagai pertanyaan dari keluarga nya. Akhirnya ia menghabiskan waktu 2 jam untuk menjawab semua pertanyaan dari kedua orang tua nya, kakak nya, juga adik iparnya.

Setelah menghabiskan waktu 2 jam di ruang tamu, akhirnya ia masuk ke kamar lama nya untuk istirahat.

Suaminya sedang sibuk berbicara dengan Taehyun dan sang ayah di ruang tamu sedangkan anaknya sibuk bermain di kamar saudaranya.

Dan kini ia sedang mengobrol dengan adik iparnya di kamar lamanya.

"Apa eonnie tidak menghentikannya?" tanya Daeshim dan Jina menggeleng.

"Tidak usah pakai eonnie, umur kita hanya beda beberapa bulan saja." jawab yang lebih tua sedangkan adik iparnya hanya tertawa kecil.

"Aku mengatakan kalau ia boleh melakukan sepuasnya semalam, tapi seharusnya ia juga tau batas!" kesal nya lagi.

"Taehyun juga seperti itu." yang lebih muda mulai berbicara, menceritakan kisahnya sendiri.

"Bahkan saat baru satu tahun kelahiran Hana, ia mengatakan kalau ingin punya anak kedua." keluh nya.

"Seakan-akan ia itu―"

"Tidak pernah puas!" teriak mereka berdua dengan menunjuk satu sama lain lalu tertawa.

"Aku bersyukur Taehyun bertemu denganmu." ucap yang lebih tua dan menepuk pundak adik iparnya.

"Aku bersyukur kamu kembali, HwaSoo benar-benar merindukanmu." balas yang lebih muda sedangkan kakak iparnya hanya tersenyum.

"Sebenarnya bukan aku yang membuat diriku sendiri kembali." ucap Jina membuat Daeshim bingung.

"Maksudmu?"

"Soobin benar-benar pasrah saat itu. Ia bahkan rela menunggu di depan pintu rumah hingga sore demi aku keluar untuk menemuinya." ujarnya mulai menjelaskan.

"Semua kelakuan yang aku buat, bagaimana aku selalu menolak permintaannya untuk kembali dan yang lain."

"Jika dipikir-pikir, saat itu aku seperti anak kecil yang sedang bermain hujan-hujanan dan terus menerus menolak untuk pulang hingga jatuh sakit  dan menyesal."

Jina tertawa kecil dan Daeshim mengangguk pelan, kedua nya terus mengobrol hingga tidak menyadari kalau kedua suaminya sedang menguping dengan pintu yang sedikit terbuka.

"Hyung, sepertinya mereka membuat rencana untuk menghindari sentuhan kita nanti."

• • •

"Jina?" panggil Soobin tapi tidak ada jawaban dari sang empu.

Ia akhirnya berjalan ke kamar Taehyun dan mendapatkan pintu kamar yang di kunci.

Lalu ia berjalan ke kamar Hana dan mendapatkan anaknya dan keponakannya sedang tidur di kasur dengan boneka yang masing-masing mereka peluk.

Kedua mertua nya sedang keluar karena ada urusan yang harus di selesaikan dan sekarang ia tidak tau harus bertanya pada siapa tentang istrinya.

"Sayang?" panggil nya lagi saat masuk ke dalam kamar.

Senyum nya mengembang ketika mendengar percikan air dari kamar mandi, membuatnya yakin jika istrinya sedang membasuh badannya di sana.

Soobin membuka baju nya dan membuat dirinya shirtless. Setelahnya ia masuk ke dalam kamar mandi tanpa permisi dan mendapatkan Jina sedang mematikan shower dan memakai handuknya.

Kemudian ia mengunci pintu kamar mandi dan berjalan ke arah istrinya.

"Untuk apa dipakai jika nanti dilepas lagi hm?" tanya nya dengan jari telunjuk yang langsung membuka handuk sang istri.

"Astaga, berhenti melakukannya. Bisa-bisa aku berakhir dengan kursi roda besok pagi." jawab Jina dan menunjukkan wajah kesalnya pada sang suami.

"Ayolah, hanya sekali saja." balas suaminya dengan bibir yang mulai sibuk menciumi lehernya.

"Tidak! Tidak! Semalam sudah dan aku pingsan!" kesalnya lagi sedikit berteriak.

"Hanya sekali saja.." Soobin mulai memelas dengan menunjukkan sisi manisnya, membuat Jina tidak tega dan mengiyakan permintaan sang suami.

"Baiklah, hanya sekali!"

• • •

Tubuh nya menungging tinggi di kasur sedangkan suaminya sedang sibuk memaju-mundurkan kejantanannya di dalam lubang sang istri.

Dari siang menuju sore dan mereka masih melakukannya, dengan Jina yang sesekali menahan desahannya karena takut terdengar oleh keluarganya.

Yakin hanya sekali?

"Ahh sungguh Binhh―" lirih nya tapi sang suami hanya menaikkan sudut bibirnya.

"Ahh ingin keluarhh!"

"Tunggu sayang, sebentar lagi―keluar bersamaku."

Sang istri semakin kesal dengan perkataan suaminya, karena ia bahkan tidak tau sudah berapa banyak ia keluar kali ini.

"Ahh―"

Desahan panjang dari nya membuat nya mengeluarkan cairannya bersama sang suami kali ini. Wajahnya ia tenggelamkan di bantal sedangkan Soobin memejamkan matanya dengan miliknya yang ia masukkan sangat dalam ke lubang sang istri.

"Sudah! Tidak ada lagi sampai satu bulan ke depan!"

"Sudah! Tidak ada lagi sampai satu bulan ke depan!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC.

happy ending ga yah? ( ͡☉ ͜ʖ ͡☉)

ᴀɢᴀᴘᴇ ; sᴏᴏʙɪɴ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang