⚜Chapter 21⚜

2.8K 195 157
                                    

Soobin masuk ke dalam ruangan dan mendapatkan Jina dan HwaSoo sedang tidur. Ia menutup pintu secara perlahan agar mereka berdua tidak terbangun dari alam mimpinya yang indah.

Tangannya mengusap perlahan rambut sang istri kemudian mengecup pucuk kepalanya lembut―sama dengan yang ia lakukan kepada sang anak.

"Eunghh.. Bin.." gumam istrinya, membuatnya terkekeh kecil.

"Jam berapa sekarang?" tanya istrinya.

"Sekitar pukul 5 sore, dokter bilang HwaSoo sudah boleh pulang malam ini."

"Benarkah?" Soobin mengangguk sambil tersenyum.

"Rapihkan barang-barang―"

"Sudah sayang, semua sudah di mobil." potong nya lalu mengecup pipi berisi sang istri.

"Sambil menunggu HwaSoo bangun, bagaimana jika jalan-jalan sebentar ke taman belakang rumah sakit?" tanya sang suami dan dibalas dengan tatapan tajam dari istrinya.

"Bagaimana jika HwaSoo bangun ketika kita pergi? Bagaimana jika ia bingung lalu turun dengan sendiri nya dan terjatuh? Bagaimana jika ia menangis―"

"Tidak akan sayang. Namjoon-hyung akan menjaganya selama kita pergi." ucapnya.

Mendengar nama sekretaris suaminya di sebut, ia jadi ingat dengannya lagi. Sudah berapa lama ia tidak menghubungi Namjoon? Apa kabarnya baik-baik saja sekarang? Apa suaminya melakukan sesuatu kepadanya selama ia tidak ada? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang muncul.

ttuk!

Jari-jari panjang suaminya menyentil pelan keningnya, membuatnya buyar dari lamunannya dan mencubit sang suami sebagai balasan.

"Sudah melamun nya hm?" Jina mengangguk sambil menyembunyikan kekesalannya.

"Ayo, ke taman belakang. Kita jalan sebentar sambil mengobrol, bagaimana?" sang istri lagi-lagi mengangguk.

Akhirnya mereka keluar dari ruangan sang anak, saat di lift, mereka tidak banyak berbicara―tangan mereka pun tidak menggenggam satu sama lain.

Saat keluar dari gedung, mereka berjalan bersampingan dengan kepala yang tertunduk, apalagi Jina yang masih membungkam mulutnya dari tadi. Melihat istrinya diam, membuat Soobin mengira ia membuat situasi tidak nyaman saat ini.

"Maaf.." ujarnya sambil mengusap tengkuk nya.

"Untuk?" tanya sang istri bingung.

"Aku pasti membuatmu tidak nyaman.. Apalagi kita sudah jarang jalan berdua seperti ini." jawab nya jujur, mengundang tawa kecil untuk istrinya.

"Kenapa tertawa?"

"Eoh? Tidak ada apa-apa."

Soobin mengerucutkan bibirnya, melihat ke sekelilingnya kemudian menarik istrinya ke dalam pelukannya. Gerakan yang tiba-tiba seperti ini tentu saja membuat Jina kaget.

"Kamu tidak akan pergi, kan?" tanya sang suami dan sedikit membuatnya sedih.

"Tidak." jawabnya.

"Janji?"

"Janji."

Setelahnya mereka melanjutkan perjalanan, sambil sesekali menjahili satu sama lain atau tertawa.

• • •

"Yeyy rumah!"

HwaSoo langsung keluar dari mobil begitu sampai. Ia langsung masuk ke dalam rumah dan sedikit berlari menuju dapur kemudian membuka kulkas.

ᴀɢᴀᴘᴇ ; sᴏᴏʙɪɴ ✔Where stories live. Discover now