Orang-orang disekitarnya tersenyum melirik Rey dan Dira.
Dira yang merasa ditatap, mengedarkan pandangannya ke arah semua orang. Beberapa dari mereka menatap Dira dengan senyuman yang mencurigakan.
Dira mengangkat alisnya, "kenapa?" ucapnya
Semua orang menggeleng, mereka tersenyum.
Dira tampak bingung, siapa yang sudah memasukkan obat gila dimakanan mereka?
Sungguh, mereka sudah tidak waras.
"Gimana tadi malem?" celetuk Viona
Dira melirik ke arah Viona, "tadi malem?" ucapnya
Semua orang mengangguk dengan semangat kecuali Rey. Karna Rey tidak penasaran.
"Mati lampu" ucap Dira
"Hah?"
Semua orang kaget, kapan mati lampu?
"Kenapa?" ucap Dira
Rey hanya diam mengamati semua orang.
"Kapan mati lampu? Perasaan gaada" ucap Vita
"Serius, tanya aja pak-- ekhem mas Rey" ucap Dira
"Tapi tadi malem gaada jadwal mati lampu" ucap nenek
"Tapi beneran, tadi malem mati lampu, nek" ucap Rey
Semua orang masih tak percaya.
Nenek berpikir, beberapa detik kemudian ia sadar. "Oh iya, dikamar itu emang sering mati lampunya. Nenek baru ingat" ucap nenek
Semua orang mengangguk-angguk, kenapa tidak bilang dari tadi.
Sungguh, mereka telah membuang-buang waktu hanya untuk beradu argumen yang sebenarnya tidak penting. Tidak berpengaruh pada jalan hidup mereka, juga.
Mereka mulai memakan sarapannya.
1 menit berlalu..
Tak ada perbincangan.
2 menit..
3 menit..
"Rencananya kalian mau bulan madu kemana?" ucap nenek, memecah keheningan
Semua mata tertuju pada Dira dan Rey.
Dira hanya diam, ia melirik ke arah Rey.
Rey tampak biasa saja, "belum tau, nek. Kan Dira juga belum libur kuliahnya" ucapnya
Nenek mengangguk, "kalau begitu, bulan madu dirumah saja" ucapnya
Uhuk..
Dira tersedak, pembicaraan macam apa ini.
Rey mengangguk, membuat semua orang tersenyum mencurigakan ke arah mereka.
-Teras, 15.47 wib
Rey, Raka, Galih, Mirza, Raya, Meira, Viona, dan anak-anak mereka berkumpul. Bercerita hal-hal menarik sambil memperhatikan anak-anaknya bermain.
Dira dan Vita masih didalam, mereka masih ada urusan.
"Ntar malem bikin acara?" ucap Raka
"Acara apa?" ucap Galih
"Acara bakar-bakar aja, yuk. Kan lumayan, disini juga tempatnya bagus buat bikin api nya" ucap Raka
Semua orang mengangguk setuju.
"Yaudah, berarti kita cari kayu bakar dulu. Sisanya, yang cewek belanja ikan sama ayam" ucap Raka
"Oke" ucap Raya, Meira, dan Viona mengangguk setuju
"Tante Vita je.." ucap Dira sembari menggendong Mesa menuju teras
"Lek" ucap Mesa
Dira tertawa, "tos dulu" ucapnya semangat
Vita kesal, "auntie je.." ucapnya membalas
Mesa menoleh ke arah Dira, "can.." ucap Dira
"Tik" ucap Mesa
"Pinterr, hahahah" ucap Dira sambil tertawa
Vita menghela nafasnya, ia kesal. Dira mengajarkan ponakannya dengan ajaran yang salah, Vita cantik.
"Sabar, Vit. Anak kecil emang suka jujur, hahahah" ucap Dira diakhiri tawanya
"Iyain" ucap Vita. Ia kesal, sedari tadi ia dibully.
"Nah, itu mama" ucap Dira sambil menunjuk Meira
"Mama" panggil Mesa
Semua mata tertuju pada mereka.
Meira tersenyum, "sini, sayang" ucapnya
Dira langsung menyerahkan Mesa kepada Meira. Ia duduk.
"Ke-kenapa?" ucap Dira saat sadar semua orang memperhatikannya
"Malem ini kita mau bikin acara bakar-bakar, kamu ikut gak?" ucap Viona
Dira mengangguk, "ikut dong" ucapnya sembari tersenyum
"Yaudah, berarti ikut kita belanja ke pasar" ucap Raya
"Belanja apa?" ucap Dira
"Ikan sama ayam" ucap Meira
Dira melotot, "serius?" ucapnya
Mereka mengangguk.
"Kalo nggak, kamu sama Vita belanja bumbunya aja" ucap Raya
Dira mengangguk, "oke" ucapnya cepat
Viona mencebik, "kamu beli ikan" ucapnya pada Dira
Dira mengangkat alisnya, "kakak aja sana" ucapnya
"Kalo gamau, kamu cari kayu bakar" ucap Viona
"Kok maksa, sih? Kata kak Raya aja Anin beli bumbu. Situ aja cari kayu bakar" ucap Dira
Meira menggeleng, memang adik-adiknya ini tidak pernah sah hidupnya kalau tidak adu mulut.
-Pasar
Dira dan Vita berkeliling mencari bumbu-bumbu yang dimaksud oleh kakak-kakaknya."Nah, itu" ucap Vita
Dira mengernyit, "mentega buat apaan" ucapnya
Vita menghela nafasnya, ini contoh gadis pemalas. Tidak tahu apa-apa.
"Mentegakan buat diolesin diikan sama ayamnya" ucap Vita
Dira mengangguk-ngangguk, "oh" ucapnya
"Makanya jangan cuma tau makan aja" ucap Vita
Dira melirik sinis ke arah Vita, "iya deh yang udah ga sabar pengen nikah" ejeknya
Vita melirik ke arah Dira, "eh kalo pengen nikahkan ga masalah, itu juga ibadah" ucapnya
"Jijik" ucap Dira
Vita terkekeh.
"Buk, beli menteganya satu" ucap Vita
"Ini, neng" ucap sang penjual
"Berapa, buk?" ucap Vita
"Lima ribu, neng" ucap sang penjual
"Dir, bayar" ucap Vita
Dira mengambil uang dari kantung celananya, "ini, buk. Makasih" ucapnya sembari tersenyum
"Sama-sama, neng. Oh ini ya yang nikah semalem?" ucap sang penjual
Dira mengangguk, "iya, buk" ucapnya sembari tersenyum canggung
"Selamat, ya. Semoga sakinah, mawaddah, warahmah" ucap sang penjual
Dira tersenyum, "em, aamiin. Makasih, buk" ucapnya
Haihaihaiiii!🖤
Jangan lupa vote and comment!🖤
![](https://img.wattpad.com/cover/185627726-288-k972834.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosenku Suamiku (TAMAT) [TERSEDIA DI GRAMEDIA]
HumorTelah terbit di Penerbit Romancious. Cerita ini tidak di revisi, jadi masih berantakan. Kalau mau baca yang lebih bagus penulisannya bisa beli bukunya di Gramedia atau pun toko online yang menjual novel Dosenku Suamiku yang ORI. Terima kasih<3 Warni...