4. Let's be Friend 🍂

50 13 7
                                    

Kamu tuh kayak masalah buatku. Walau ngerepotin, tapi selalu ada.

-Val

🍂🍂🍂

°

°

Hari senin.

Setelah berlibur di akhir pekan, pagi hari menyambut dengan kejenuhan yang terhidang di depan mata. Okay, Val bukanlah orang yang membenci hari senin. Menurutnya, semua hari itu sama saja. Buruk tidaknya suatu hari tergantung dari mood yang terjadi saat itu. Yah, itu bagi Val. Tidak tahu kalau orang lain, tapi memang itu penting buatnya?

Okay maafkan Val yang kelewat sinis, judes, dan sengak. Tapi ayolah, mengurusi hidup orang lain itu terlalu berat. Biar Dilan saja, kan dia suka nantang-nantang 'biar aku saja'. Never mind!

Senin ini terasa berbeda untuk Val. Biasanya mood Val selalu biasa saja saat pagi. Tidak pernah dia bangun tidur dengan badmood meskipun ia habis diterjang mimpi buruk. Baginya pagi adalah waktu yang tepat untuk bersyukur. Mengagumi keindahan apapun (dirinya sendiri, embun pagi, udara dingin, dll), atau menata mood untuk sepanjang hari.

Hey, pagi itu cerah. Segar, sejuk walau kadang dingin, tapi itulah saat dimana hari dimulai. Jadi daripada kenapa harus mengawali hari dengan muka keruh dan mood yang buruk?

Setiap pagi, Val selalu menghabiskan waktu seperempat jam untuk menghirup udara segar dari luar. Saat bangun tidur, kebiasaannya adalah membuka jendela kamarnya lebar-lebar. Membiarkan udara pagi yang dingin masuk ke kamarnya. Dan Val akan menumpukan sikunya di jendela sambil menghirup udara pagi yang segar. Hal itu berlaku sekalipun sedang musim hujan. Val tetap mencintai pagi walaupun langit mendung dengan gerimis mengguyur kota.

Baginya itu nikmat. Ia bisa menghirup udara kelewat segar dengan aroma petrichor yang menyambut hidungnya. Ia tidak peduli sekalipun sering dimarahi mommy-nya karena membuka jendela kamar lebar-lebar saat hujan. Tempias air yang masuk kamarnya, menurutnya juga sebuah berkah. Ia tidak perlu mangambil seember air dengan kaleng hanya untuk mengepel kamarnya. Ia bisa langsung mengepel dengan air hujan yang membasahi kamarnya itu.

Okay. Kita sedang membahas pagi. Kenapa harus membahas hujan sekarang?!

Bagi Val, pagi itu menentukan mood sepanjang hari itu. Kalau pagi-pagi sudah suntuk, tidak tahu lagi dengan waktu kedepannya. Sebisa mungkin, Val selalu menghindari hal-hal yang membuat moodnya hancur dipagi hari.

Seperti anjing hitam bernama Lupi milik tetangganya. Nama Lupi mungkin terdengar lucu dan menggemaskan. Tapi percayalah dear, jika Lupi jauh dari kata menggemaskan. Anjing itu lumayan besar, dengan telinga runcing yang menukik ke atas. Anjing itu sebenarnya tidak jahat, tapi dia sangat jail. Dia suka mengejar Val ketika ia baru membuka pagar rumahnya untuk bersepeda ke sekolah. Ia seringkali mengutuk tetangga depan rumahnya yang membebaskan Lupi berkeliaran seenak jidat. Mengejar Val hingga Val sampai masuk ke dalam gerbang sekolah. Sungguh!

Lupi tidak akan berhenti mengejar Val hingga Val benar-benar masuk ke dalam sekolah. Val menjamin itu, karena ia sudah mencoba beberapa kali kabur ke arah lain atau sembunyi dimana pun. Tapi Lupi selalu saja tahu. Dan tak berhenti mengejar Val hingga ia masuk ke dalam sekolah. (Mungkin Val lupa jika anjing punya kemampuan mengendus yang sangat epic)

Ok. Val sebenarnya tidak takut dengan anjing. Mereka hewan yang baik. Tapi mereka terlalu menakutkan dengan gonggongan, lidah menjulur, dan gigi taring mereka. Apalagi coba bayangkan, saat pertama kali membuka pagar dan belum sempat menutupnya malah ada seekor anjing dewasa berwarna hitam menggonggong dengan gigi runcing yang mengintip sedang berlari kencang kearahmu dengan wajah seolah ingin menggigitmu. Gila saja orang yang terpaku dan malah tersenyum menyambutnya. Tentulah refleks terbaiknya adalah lari secepat yang ia bisa. Ia sudah tidak peduli dengan sepeda yang masih tertinggal dirumah, dan memilih berlari secepat mungkin ke sekolah.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 23, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

°• THE SANTUY •° [hiatus]Where stories live. Discover now