1. Kantin 🍂

93 20 3
                                    

Maaf ya, sarkas Gue ke Lo doang. Soalnya Lo ngeselin sih :v

~•••~

°

Seorang gadis dengan rambut pirang kecoklatan yang tergerai itu sedang membawa semangkuk mie instan dari Ibu Kantin langganannya. Ia berjalan ke arah meja yang sudah ada Karin, sahabatnya.

"Mie lagi Val?" Karin bersuara, gadis itu memang selalu berkomentar tentang apapun. Terutama tentang sahabatnya sendiri, Valerin Graceva Fiorisse.

"Lagi ngidam buk" jawab Val yang sudah duduk mengaduk mie instannya.

"Ngidam lo tiap hari" Karin geleng-geleng kepala sambil melanjutkan memakan gado-gadonya. Sesekali ia menyeruput es jeruk di depannya.

"Heh. Beli sendiri. Itu punya gue" Val menarik es jeruknya sambil menatap tajam Karin yang tanpa merasa bersalah sudah meminum esnya. Val menatap Karin yang dengan santainya melanjutkan makan. Ia memutar bola mata, sudah biasa.

Val baru menyuap sesendok. Tapi seseorang menyahut sendoknya dan memakan mienya.

"Apaan nih trouble maker. Ganggu aja. Beli sendiri woy!" Val memukul bahu orang yang memakan mienya.

"Yaelah. Tuker, gue lagi pingin mie. Bentar lagi soto gue dateng" jawab Frans santai.

"Eh, kalo gue pingin soto gue nggak bakal beli mie. Lo tuh kalo pingin mie, ngapain beli soto! Bego kok di pelihara!" Val masih tidak terima berusaha meraih mienya.

"Gini ya Cil, Lo jadi cewek kalem dikit dong. Kebanyakan makan mie tuh gak baik. Nanti usus Lo keriting kayak rambutnya Karin tuh" Frans berusaha meraih mangkuk mie, namun Val langsung menjauhkannya dari jangkauan Frans.

Karin melempar sendoknya dan tepat mengenai dahi Frans. Sendok itupun jatuh dan berdenting di lantai setelah mengenai sasarannya.

Val tersenyum, menampilkan smirknya.

"Gue suka gaya Lo, Beb" ujar Val kemudian.

Frans menatap Karin yang tetap menampilkan wajah datar dan melanjutkan acara maksinya. Walau ada badai sekalipun, makan lanjut teruss.

"Kejam banget duo serigala ini. Sampe berdarah-darah nih" Frans mengumpat-umpat seraya mengusap dahinya yang sedikit membiru.

"Lo cowok. Gausah alay!" cibir Val dan memakan mienya.

Frans menerima soto yang diantarkan oleh mbak-mbak kantin. Ia tersenyum manis seolah sedang tebar pesona. Dan anehnya, cewek itu tersipu-sipu melihat tampang Frans. Padahal, Val sudah ngebet pingin nampol.

Frans menatap Val dan mengedipkan salah satu matanya.

"Napa mata lo, minta di colok ya?" sinis Val.

"Bil-" baru saja Frans hendak menjawab, seseorang datang dan ikut bergabung di sebelahnya.

"Permisi, boleh gabung ya? Meja lain penuh soalnya" ujar Rey, anak kelas 12. Berarti kakak kelas. Val menatap Rey tanpa ekspresi, mana berani dia nolak kakak kelas.

Val mengangguk. Dan otomatis merapat ke dekat Karin. Ternyata Val salah mengira. Dikiranya hanya Rey yang bergabung. Ternyata, di belakangnya masih ada tiga atau empat anak lagi.

Val hanya melihat saja, walau dalam hati merasa tidak nyaman. Frans berpindah ke sebelah Val, dengan wajah yang luar biasa menyebalkan buat Val.

"Ck, ngapa sih lo ke sini" pelotot Val.

"Ya kan di sebelah penuh sama kakak kelas" jawab Frans kelewat santai.

"Maaf ya, kita ganggu kalian. Atau perlu kita pindah aja?" suara Rey menyela perbincangan Val dan Frans.

Val menatap Rey datar. Lalu tersenyum kikuk,

"eh enggak kok kak. Gak masalah. Cuma ini anak aja yang nyebelin" ujarnya sembari menunjuk Frans.

"Kok gua sih" Frans berdecak.

"Ya emang elo nyebelin"

"Kalian bisa diem nggak? Berisik!" ujar Karin datar.

Val langsung diam. Karin adalah anak yang ramah dan ceria. Tapi entah kenapa hari ini dia cenderung pendiam. Tidak seperti Val yang biasanya cueknya kebangetan, hari ini ia malah jadi bawel.

Val menatap mangkoknya yang berubah. Ia melihat Frans. Dasar kepala batu! Val mengangkat mangkok berisi soto itu lalu berjalan ke ibu kantin, mengambil sambal sebanyak mungkin.

Saat kembali, Frans menatap Val dengan mulut penuh. Val mengaduk sotonya agar sambalnya bercampur. Soto itupun warnanya telah berubah menjadi merah keorenan. Saking banyaknya sambal.

Saat menyuap sesendok, Frans menahan lengan Val dan mengarahkan sendok berisi soto itu ke mulutnya. Akibatnya, Frans terbatuk-batuk karena nemang ia tidak bisa makan pedas.

Val menaruh sendoknya dan langsung meraih jus jeruknya dan memberikannya pada Frans. Val tergopoh mengambil tisu dan mengelap keringat Frans yang bercucuran di dahi.

"Lu kenapa sih? Bego apa gimana? Udah tahu gak bisa makan pedes masih aja makan pedes!" omel Val.

Rey menatap kedua tingkah anak itu. Frans tersenyum ke arah Val yang tampak khawatir dengannya. Frans menahan pergelangan tangan Val dan mengarahkannya ke bibirnya. Lalu mengecupnya.

Val melotot dan refleks menampar Frans.

Plakkk

"Apaan sih. Main tampar orang sembarangan."

"Lo nya yang apaan!"

"Ehm" suara dehaman Rey membuat keduanya menoleh. Val kembali menampilkan raut datar dan menarik mangkuk soto itu dari Frans. Lalu memakannya.

Frans menyangga dagunya dengan tangan kanan yang bertumpu di meja memperhatikan Val yang selalu cantik di matanya setiap saat.

"Apa liat-liat" desis Val.

"Galak banget sih" canda Frans.

"Oh iya, aku belum tahu nama kamu" ujar Rey kemudian pada Val.

Val menoleh ke arah Rey yang sudah mengulurkan tangan seraya tersenyum. Val menjabat tangan Rey,

"Valerin, 11 IPA 1" Val tersenyum pada Rey.

"Reynaldi Fabrizio. 12 IPS 6" Rey tersenyum manis hingga lesung pipinya terlihat.

Frans berdeham lalu menjulurkan tangannya pada Rey. Membuat Rey melepaskan genggaman tangannya dari Val dan membalas tangan Frans.

"Frans" Frans langsung melepas tangannya tak bersahabat.

Mereka yang berada di meja itu saling berkenalan dengan senyum yang mengulas bibir mereka. Tanpa sadar jika ada sepasang mata yang menatap meja itu dengan tatapan kebencian.

"Val. Lo main-main sama gue. Nggak gue, nggak juga buat siapa pun" desis lelaki itu seraya membenarkan kacamatanya yang turun.

TBC💛💛💛
Jangan lupa vote n komen ya...

Hope you like it❤

°• THE SANTUY •° [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang