Part 38

5.3K 116 3
                                    

-Terkadang orang yang terlihat biasa-biasa saja menyimpan sejuta rahasia yang terpendam.-

****

21.30

Kak Yery duduk senderan di ranjang sambil memainkan game kesayangan. Sementara aku menyiapkan keperluan sebagai guru seperti mengecek lembaran soal yang ku buat siang tadi dan menyelesaikannya juga menyiapkan materi untuk aku bahas besok pagi di kelas.

"Ngomong-ngomong kapan ujiannya murid-muridmu?" Tanya Kak Yery yang melihatku sedikit sibuk.

"Senin depan." Jawabku singkat.

"Masih lama selesainya?" Tanyanya lagi.

"Mau selesai kurang satu soal."

"Berapa soal? Saran jangan buat yang sulit-sulit."

"Yang gurunya aku, kenapa situ yang ngatur."

"Buat Lima soal saja. Murid itu perlu relax sebelum menghadapi ujian kalau gak gitu bakal setres pusing mikirin mata pelajaran yang banyak itu."

"Iya lima soal uraian. Tapi satu soal abcdefg." Aku cengengesan.

"Wah, kalau aku jadi kepala sekolah pasti gak ada yang namanya ujian, PR atau bimbel tambahan. Seminggu hanya mata pelajaran empat. Guru saja satu mapel satu pelajaran masa satu murid semua mapel."

"Aku pernah dengar kata itu di TV." Ceplosku.

"Aku dengarnya di YouTube." Kak Yery mengelak.

"Terserah." Aku menghela nafas kasar.

***
Aku kepikiran pernyataan yang belum sempat aku tanyakan kepada Kak Yery tadi pagi. Setelah selesai keperluan aku mengumpulkan keberanian untuk duduk mendekatinya.

"Aku boleh tanya sesuatu gak?" Aku menunduk.

"Soal apa?" Tanyanya balik sambil menaruh hp di nakas.

"Tapi jawab jujur ya! aku sangat penasaran sekali setiap hari kepikiran terus."

"Apa?" Kak Yery menarik badannya mendekat ke arahku sambil menciumi pipiku dari samping.

"Aku serius ah." Kataku menyikut perutnya.

Kak Yery diam menunggu pertanyaan yang akan ku tanyakan.

"Hubunganmu dengan kak Abel dulu sejauh mana?" Aku memberanikan menoleh menatap wajahnya.

Kak Yery menghela nafas sejenak. Lalu diam menatap mataku cukup lama. Tiba-tiba memelukku dengan sangat erat sehingga aku tidak dapat bergerak sedikitpun.

"Maafkan Kakak." ujarnya dengan suara parau seperti orang menangis.

"Kenapa menangis? Aku salah ya bertanya?" Tanyaku karena bingung.

"Aku takut setelah menceritakannya kamu bakal ninggalin aku dan pergi."

"Tidak akan." Aku menyakinkan.

Kak Yery melepaskan pelukannya lalu mengambil hpnya lagi mencari sesuatu yang entah aku tidak tahu.

"Kita pacaran selama 4 tahun dia cinta pertamaku. Dulu kita satu kuliahan. Aku jurusan manajemen dia jurusan hukum selama 3 semester karena ingin berkarir menjadi model dia keluar. karena sejak SMA dia ikut ekskul model katanya." Jelas Kak Yery sambil menunjukkan foto-foto saat kuliah.

"Dia menikahi kak Yurico sebab lebih mapan dan dewasa. Waktu itu dia bilang kondisi uang keluarganya tidak stabil jadi perlu biaya untuk melanjutkan hidup dan karirnya. Jadi, dengan berat hati aku sendiri yang memperkenalkan mereka."

Sementara aku hanya diam mendengarkan dengan seksama cerita kak Yery.

"Bodohnya, aku tidak dapat melupakannya selama ini. Aku masih tenggelam dalam masa lalu yang sulit untuk dilupakan. Tapi, sekarang seseorang datang dalam kehidupan membantuku keluar dari ketidak sanggupan itu."

"Bohong. Buktinya kenapa foto dia masih disimpan di hp dan laptopmu?" Tanyaku dengan perasaan aneh.

"Benar. Aku tidak serius mengatakan. Bagaimana mungkin aku bisa melupakan semuanya dengan mudah bahkan aku sangat berantusias ketika dia datang kembali kesini. Aku berbohong dengan pura-pura membencinya. Ku fikir dengan sikap begitu aku dapat melupakannya. Tapi aku salah, bahkan saat kita nikah ada rasa sakit yang kusembunyikan. Aku bersikap biasa-biasa saja karena aku tahu dia tidak akan mungkin kembali ke hidupku. Aku telah melepaskan seseorang yang amat ku cinta tapi aku tidak mau kehilangan kedua kalinya."

Tetesan air mata sudah jatuh dipipiku. Mendengar pengakuan dari mulut suamiku sendiri yang disembunyikan selama ini.

"Sikap jahat yang dilakukannya itu, aku juga berperan di sana. Ia mentransfer uang 20 juta kepadaku karena Abel merasa bersalah meninggalkanku dan aku juga merasa kamu orang lain yang di benci orang yang kucinta. Sebelumnya dia menemui ku dan menceritakan apa yang akan dia rencanakan. Aku bingung antara membiarkan atau mencegahnya. Dan ketika kamu tidak mau melayaniku sampai aku keluar tidak kembali. Ketika pagi lalu membawa barangmu yang hilang itu. Kamu ingat? waktu itu aku sadar kamu tidak mudah didapatkan begitu saja lantas aku memutuskan untuk sepenuhnya mencintai dan melindungimu." Kak Yery menangis sambil menatapku.

Tanpa sadar aku menamparnya.

"Cukup... Terimakasih pengakuannya." Aku mulai menangis sekencang-kencangnya mengingat betapa kejamnya ia padaku.

"Aku minta maaf selalu menyembunyikan semuanya. Tapi aku janji, akan menjagamu dan mencintaimu karena kamu beda dengan Abel. Aku menyesal telat menyadarinya." Yery memelukku sangat erat sehingga Aku tidak dapat berkutik sedikitpun.

Bingung mengekspresikan bagaimana perasaanku sekarang. Dilain sisi aku membencinya tapi disisi lain aku mencintainya.

Aku hanya dapat menangis di dalam dekapannya sambil memukul-mukul dada bidangnya untuk melepaskan diri tapi dia malah mempererat pelukannya seolah menahanku untuk pergi. Walaupun aku tidak berencana pergi dari kamar ini. Marah, tentu saja. Tapi aku masih bingung harus bersikap bagaimana. Hanya saja aku tidak ingin berbicara padanya sekarang.

AKU DAN PERNIKAHAN (COMPLETED)Where stories live. Discover now