Part 13

11.1K 206 2
                                    

Tubuhku di peluk seseorang. Yang aku yakini pasti Yery.

"Berjanjilah untuk tidak meninggalkanku. Jangan penghianat atau mencoba-coba menipuku. Berniatlah untuk mencintaiku, taruhlah hatimu ke hatiku. Aku akan berikan waktu tapi aku mohon jangan pernah bilang untuk pergi meninggalkanku."

"Kamu kenapa?"

"Aku takut kehilangan untuk ke dua kalinya."

"Aku gak ngerti maksudnya." Ucapku bingung.

"Berjanjilah dulu."

"Aku tidak bisa berjanji tapi akan kubuktikan sebisaku. "

Yery melepaskanku dan menatap mataku lekat-lekat.

"Apa kamu sudah menaruh hati padaku?" Tanyaku menatapnya.

"Setidaknya aku sudah berencana" jawabnya cepat.
Aku tersenyum

"Akan ku niatkan hati ini untuk mencintaimu Yery." Aku tersenyum lagi.

"Panggil sayang lagi dong." Rayunya.

"Gak mau. Aku tadi hanya bergurau." Aku cekikikan.

Yery mencium bibirku sebentar.

"Kenapa kau selalu menciumku tiba-tiba." Kesalku.

"Jika minta izin pasti tidak di boleh i." Yery memelukku lagi.

"Ini gelap." Kataku yang takut kegelapan.

"Enakkan berdua, gelap-gelapan." Yery memperat pelukannya.

"Yery sayang. Nyalakan lampu aku takut gelap." manjaku.

Yery langsung menyalakan lampu.

"Maksud kamu gak mau kehilangan kedua kalinya apa?" Tanyaku penasaran sambil melepas krudungku.

"Kak Abel adalah mantan pacarku." Jawab Yery duduk di ranjang.

"Apa?" Tanyaku memperjalas pendengaranku yang mungkin salah dengar.

"Duduklah. Akan aku ceritakan semuanya padamu." Yery menepuk kasur mengisyaratkan untuk duduk di sampingnya.

"Sebentar." Bukan duduk disampingnya, aku malah berjalan ke kamar mandi untuk panggilan alam.

5 menit aku keluar. Sudah mengunakan kaos pendek dan hots pant.

Yery nampak setia menungguku. Buktinya dia masih tetap dengan posisi yang sama. Segera aku duduk di sampingnya.

"Katanya mau cerita." Ucapku yang melirik Yery masih diam memandangku .

"Tapi jangan marah atau cemburu." Dia tersadar dari lamunanya.

"Gak usah ke PD an deh. Mau cerita gak nih. Kalau gak aku mau tidur. " aku kembali ke sifat asliku.

"Besok aja. Sekarang sudah jam 10." Ujar Yery.

"Ya sudah minggir." Bentakku halus.

"Malam ini aku boleh tidur denganmu?" Tanyanya memelas.

Aku bingung kasih jawaban apa.

"Tapi jangan..."

"Sudah aku bilang. Gak akan ngelakuin itu tanpa persetujuanmu." Yery menenggal perkataanku.

Aku pasrah, ku biarkan dia tidur di sebelahku. Dia memelukku dengan mata tertutup.

"Kenapa kau selalu tiba-tiba" ucapku pelan.

"Siapa pria yang tidak tergoda tidur dengan wanita yang memakai pakaian minim dan dia diam saja. Bodoh sekali." Ia tersenyum tapi matanya tetap terpejam.

"Jangan berani ya kamu." Aku menatapnya sinis.

Lalu dia mencium pipiku dan tangannya yang di perutku memeluk semakin kencang juga kakinya menindih kakiku.

Aku tak bisa berkutik dengan posisi seperti ini. Dia benar-benar menganggapku seperti guling.

"Aku baru pertama kali tidur dengan wanita. Jadi jangan kaget jika sesenang ini." Yery menatapku lalu menempelkan bibirnya ke bibirku sebentar.

"Bonus." Ucapnya lalu tidur.

Haahh aku mengambil nafas panjang. Dia membuatku takut. Lalu aku menyusul Yery ke mimpi indah. Semoga...

*******
Adzan shubuh sudah berkumandang. aku segera bangun tapi aku tidak dapat bergerak sedikitpun. Ku lihat Yery di sampingku masih dengan posisi yang sama. Aku dorong tubuhnya tapi kekuatanku sangat lemah.

"Yery bangun." Ucapku sedikit keras.

Tak ada respon darinya.

Aku menepuk-nepuk pipinya.

"Apa?" Tanyanya masih dalam keadaan tidur.

"Sholat subuh." Aku sedikit mendorong tangannya.

"Ayo." Katanya lalu bangkit dari ranjang.

Segera kita sholat berjamaah. Tak ada kebahagiaan yang melebihi keadaan seperti ini. Mendekatkan diri kepada Tuhan bersama seseorang yang ditakdirkan dengan sebutan jodoh.

Jam 05.00
Yery tertidur lagi. Sebagai menantu yang tinggal di rumah mertua aku tidak akan bermalas-malasan. Segera aku berjalan ke dapur.

Disana sudah ada Kak Abel dan Bunda Heni.

"Pagi Ira" sapa kak Abel.

"Pagi Kak, Bun" sapaku balik.

"Setiap hari bangun jam segini?" Tanya kak Abel padaku.

"Maaf kak tadi.." jawabku terjeda.

"Ira kamu yang mencuci beras lalu masak di rise cooker dan buatkan kopi." Perintah Bunda Heni.

"Baik Bun." Segera aku melaksanakan.

Ku lihat Kak Abel sudah menggoreng bakwan, tempe, hati ayam, memotong sayuran lalu memasaknya menjadi sop, juga oseng-oseng kangkung.

Dia sangat ahli dalam hal memasak. Meskipun di bantu Bunda Heni. Tetap saja aku kalah darinya.

Setelah semua bangun dan mandi segera kami semua makan. Ayah Yoga selalu membuat suasana ruang makan jadi santai dengan candaan ringan.

"Yery. Nanti siang berangkatlah honeymoon. Ayah sudah membeli tiket ke Bali berserta istrimu." Ucap Ayah tiba-tiba.

'Benarkah itu' batinku.

"Kenapa mendadak?" Tanya Yery.

"Sebenarnya kemarin malam Ayah akan bilang. Tapi kamu tidur duluan." Jelas Ayah.

"Boleh ikut." Ceplos kak Abel.

Langsung semua orang mengalihkan pandangan ke arahnya.

"maksudku. Kan lebih seru kalau Double honeymoon." Alibi kak Abel.

"Terserah kalian saja. Bunda dan Ayah membiarkan anaknya bahagia bersama pasangannya masing-masing." Bunda Heni tersenyum.

Setelah selesai makan Aku dan Yery menyiapkan barang yang akan di bawa. Sebelumnya aku sudah menyuruh sopir Yery untuk mengambil bajuku di rumah Mama juga mengirim surat untuk minta izin.

Ketika aku memasukkan baju ke dalam koper, Yery memelukku sangat erat..

"Kenapa wanita itu mengusik kebahagianku. Setelah menghianatiku ia kembali seolah-olah peduli padaku." Yery menangis di pundakku.

"Siapa maksudmu?" Aku bingung.

"Ketika aku mulai mencari ke bahagiaan dengan caraku sendiri, kenapa dia datang mendekatiku lagi." Yery bersenggukan.

Kurasakan tubuhnya bergetar. Aku tau dia merasakan kekecewaan yang mendalam. Baru pertama kali ini aku melihat pria menangis sedalam ini.

Siapa dia?

Nulis panjang-panjang ke hapus, gak kesimpan lagi di wattpad. :'(

Jadi nulis lagi. Lupa lagi ceritanya. Double penderitaan.

Cape'

Vote jangan lupa.. oke

Thanks you yang sudah membaca....

AKU DAN PERNIKAHAN (COMPLETED)Where stories live. Discover now