part 8

10.2K 178 3
                                    

Aku tak mampu menjawab apa-apa selain menerima.

ku putuskan izin ke kepala sekolah. Untuk mengambil cuti untuk beberapa hari. Sebenarnya aku tidak mau untuk menyia-nyiakan hari senin besok sebab aku menjadi guru piket dan ada rapat penting.

"Ma, bukannya nikah harus butuh persiapan? Seperti menyebar undangan, baju resepsi, emas kawin, dekorasi, sajian makanan, dan apapun itu lainnya." Kataku pada mama setelah keluarga Yery pulang.

"Tenang sayang, Papa dan mama tak akan melupakan hal tersebut. Kamu tinggal menjalani saja." Mama tersenyum padaku.

"Tapi ma, Ira belum siap." Sedihku.

"Kamu bilang belum siap, tapi mau melakukan sesuatu di kamar dengan Yery. Setidaknya nikah adalah jalan yang tepat untuk melakukan itu tanpa dosa Ra." Ucap Mamaku sambil melangkah meninggalkanku dan Papa di ruang keluarga.

"Tapi kita tidak melakukan tindakan gila itu ma." Teriakku pada mama yang akan menaiki anak tangga.

"Umurmu sudah siap nak untuk nikah, jika saja soal cinta hanya waktu yang akan menjawab." Papa ikut bicara dan menyusul Mama.

Aku diam memikirkan besok apa yang akan terjadi pada hidupku. Dinikahi pria tampan yang hanya beberapa hari aku kenal. Tanpa belum ada rasa cinta sedikitpun.

Ku langkahkan kaki dengan lemas menuju kamar tidur. Setidaknya tidur dapat menghilang rasa pusing di kepalaku.

             *********

Kring...kringg...
Alarm berbunyi sangat keras. Suara itu mampu mengusik tidurku yang lelap.

"Jam 5" lirihku.

Tunggu siapa yang menyetel Alarm ini. Setahuku tadi malam aku langsung tidur.

"Sayang bangun, kamu harus siap berdandan." Suara mamaku membuka pintu kamar.

"Jadi ini rencana mama." Ku tunjuk Alarm di meja dekat ranjang.

"Sengaja agar kamu tidak kesiangan. Ayo mandi, sholat lalu persiapkan diri untuk di make up."

Aku segera berlari ke kamar mandi.

Jam 07.00
Aku hendak turun ke bawah. Belum sempat kakiku menyelesaikan injakan anak tangga. Aku lirik ruang tamu yang sudah di sulap menjadi dekorasi cantik dan indah.

(Lihat gambar)

Kaget dan bingung pastinya yang ada di pikiranku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kaget dan bingung pastinya yang ada di pikiranku. Sejak kapan ruangan ini di rubah. Secepat itukah.

"Mbak mari ke kamar untuk di rias. " kata seseorang cewek yang datang tiba-tiba dari arah bawah.

"Ii..ya.." ucapku gugup.

Hampir 2 jam aku diam diri di depan cermin rias. Wajahku di polesi aneka make up di buat sedemikian menjadi pengantin.

Iya hari ini aku benar-benar akan menikah. Terpaksa mungkin karena aku juga tidak bisa menolak.

"Calonnya pasti tampan ya mbak?" Goda perias.

"Gak tau mbak." Jawabku biasa.

"Mbak ini pemalu ya, masa tidak mau mengakui calonnya tampan."

"Tanya aja sama mama." Ucapku sewot.

"Mbak kayaknya tidak suka dengan pernikahan ini?" Tanya perias yang kepo.

"Biasa saja." Jawabku singkat.

Setelah selesai dirias. Aku di suruh turun. Disana aku sudah melihat banyak orang yang mungkin di undang orang tuaku.

Satu orang yang membuat pusat perhatianku. Yery. Pria itu sudah ada di antara kerumunan orang. Dengan memakai hem putih dibalut jas hitam dan celana hitam tak lupa dasi biru muda yang ada di antara leher dan dada membuat pria itu sangat tampan.

Aku segera menuruni anak tangga bersama Mama menuntunku dengan pelan.

Acara ijab qobul di mulai. Yery mengucap dengan jelas dan lantang. Sekarang aku sudah menjadi istri sahnya. Lalu Yery mengenakan cincin di jari manisku. Aku tersenyum agar semua orang mengira bahwa aku bahagia.

 Aku tersenyum agar semua orang mengira bahwa aku bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah itu kita menuju panggung dekor. Semua orang menyalami Aku dan Yery. Tak lupa mereka mendoakan yang terbaik untuk pernikahan kita.

Begitupun tukang foto atau istilah kerennya Fotografer. Meminta banyak berbagai pose dan kita setuju saja. Dia banyak mengatur.

"Tersenyumlah, jangan membuatku seolah bersalah." bisik Yery padaku.

Aku menyungingkan bibir tersenyum. Hanya karena ingin membuat orang lain senang melihatku.

Jam 20.00
Acara sudah selesai.. hanya beberapa orang yang dengan asyik mengobrol dengan kak Zuna. Mungkin mereka teman bisnisnya. Sedangkan teman-temanku guru tak ada satupun yang di undang. Sungguh miris sekali.

Mama menyuruhku masuk kamar, karena pegal seharian memakai sepatu tinggi. Aku langsung melepas baju pengantinku dan mandi. Karena sejak pagi aku tidak di izinkan mandi oleh keluargaku.

Aku keluar kamar mandi, dengan memakai celana hitam panjang dan kaos hitam putih berlengan panjang. Rambutku di biarkan terurai sepunggung.

Tiba-tiba pintu kamar ku di buka. Sontak mataku melihat arah pintu.

Siapa dia????

Bersambung dulu..

Terimakasih yang sudah mau membaca.

Vote dan komentar

Kamis, 9 Agustus 2018


AKU DAN PERNIKAHAN (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang