GH | 26

52.5K 2.9K 32
                                    

~❤️~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~❤️~

"Kamu ajakin dokter Sekar buat sekongkol sama kamu ya?" Nesya tersenyum kuda.

"Abisnya aku kan pengen buat kejutan untuk mas,"

"Dan kamu berhasil buat mas terkejut. Adik adik, jagain bunda kalian ya, jangan berantem didalam sana, ayah sama kakak Killa selalu sayang adik dan bunda gembul," awalnya Nesya tersenyum saat Fathan berbicara dengan kedua janinnya, namun raut wajahnya mendadak cemberut saat Fathan mengatakan bahwa dirinya gembul.

"Mas mah, mulai deh! Ngatain aku gembul. Aku gembul gini kan gara-gara hamil anak mas," ucap Nesya dengan memanyunkan bibirnya.

"Anak anak kita," ralat Fathan.

"Iya, iya, anak kita. Mas kapan aku pulang? Aku udah gak betah di sini!"

Fathan mendekat, lalu dielusnya puncak kepala Nesya. "Nanti ya sayang kalo udah dibolehin sama dokter Sekar,"

Nesya mengangguk. "Hmm, oke,"

"Nah gitu, kan mas makin sayang sama kamu. Pokonya mas gak akan biarin kamu masuk rumah sakit lagi! Mas gak mau terjadi sesuatu sama kamu dan anak anak kita! Mas akan lakuin apa aja supaya istri mas tetep senyum!" Nesya menundukkan kepalanya, rupanya ia menangis! Nesya terharu mendengar ucapan manis dari bibir Fathan.

Fathan ikut menundukkan kepalanya, saat melihat istrinya tengah menangis, Fathan membawa Nesya kedalam pelukannya. "Kenapa nangis hmm? Ada yang sakit?" Nesya menggeleng.

"A-aku sayang sama mas! Mas baik banget sama aku, maafin aku kalo belum bisa jadi istri dan bunda yang terbaik buat mas sama Killa,"

"Mas ngerti kok, mas juga belum jadi yang terbaik, tapi! Ayo kita sama sama berubah untuk menjadi yang terbaik buat satu sama lain. Kita membangun rumah tangga yang samawa,"

"Aamiin!" Ucap mereka bersamaan.

---

Dokter Sekar pun datang dengan diikuti oleh 2 orang suster dibelakangnya.

"Selamat siang, Than, Sya," sapa dokter Sekar.

"Siang juga dok," ucap Nesya dan Fathan kompak.

"Dok saya udah boleh pulang belum?" Tanya Nesya.

Dokter Sekar mendekat kearahnya. "Boleh, Sya, tapi dengan catatan kamu harus banyak-banyak istirahat! Karena diusia kamu yang belum genap dua puluh tahun apalagi hamilnya bukan cuma satu! Itu dapat mempengaruhi terjadinya keguguran jika kamu kurang istirahat,"

"Tuh denger!" Ucap Fathan sedikit berbisik ditelinga Nesya.

"Jadi sekarang Nesya udah boleh pulang dong dok?" Tanya Fathan.

"Boleh. Oh iya than, anak anak kalian itu sangat kuat! Terbukti dari kecelakaan yang Nesya alami, padahal saat itu Nesya mengalami perdarahan yang cukup hebat! Namun berkat kuasa Allah anak-anak kalian dapat selamat. Kamu harus jaga Nesya dengan baik, Than! Jangan sampai kejadian itu terulang lagi,"

"Baik dok! Terima kasih," dokter Sekar tersenyum.

"Kalo gitu saya tinggal dulu ya, Than, Sya,"

"Oh, iya dok silahkan. Sekali lagi terima kasih dokter," dokter Sekar pun keluar.

"Tanpa disuruh pun mas bakal jagain kalian bertiga! Ayah dan kakak Killa akan selalu melindungi kalian," mata Nesya berkaca kaca setelah ucapan Fathan barusan.

"Aku sayang mas,"

"Mas juga sayang kamu, melebihi apapun," ucap Fathan lalu mencium singkat bibir Nesya.

"Ayo kita pulang!" Ucap Fathan semangat

"Ayooo!" Ucap Nesya tak kalah semangat.

---

Didalam perjalanan tak henti-hentinya Fathan memberi aturan kepada Nesya untuk tidak banyak berjalan dan lebih banyak beristirahat, rencananya Fathan akan memindahkan kamarnya menjadi di bawah kayrna tidak mau Nesya terjadi apa-apa jika terus naik turun tangga.

Saat Fathan tengah fokus menyetir tiba-tiba saja Nesya berteriak, dengan cepat Fathan menginjak pedal rem. "Kamu apa apaan sih?!" Bentak Fathan karna terkejut.

"Maaf mas," ucap Nesya lirih, ia tidak berani menatap mata Fathan jika sedang marah.

Fathan mengatur nafasnya, ia mencoba menahan emosinya. "Iya mas maafin. Kamu kenapa?" Tanya Fathan lembut.

"Aku pengen beli rujak," ucapnya dengan manja.

"Beli dimana? Tadi gak ada tukang rujak? Kamu kan baru aja keluar dari rumah sakit, Sya,"

"Tapi mas, aku pengen banget. Tadi abangnya ada di sana," Nesya menunjuk kearah belakang mobil, Fathan mengikuti arahan yang diberikan oleh Nesya.

"Yang lain aja ya? Rujaknya nanti aja," Fathan mencoba memberi pengertian pada Nesya.

Nesya menggeleng. "Gak mau mas! Itu rujaknya menggoda banget,"

"Rujaknya apa abangnya?"

"Abangnya lah," Nesya membekap mulutnya sendiri, Fathan membulatkan matanya saat mendengar ucapan Nesya.

"Mulai deh mulai! Terus aja masih aku pantau!"

Nesya tertawa. "Maaf mas maaf, udah beliin sana, kalo gak di beliin nanti anaknya pada ileran loh!"

"Gak! Enak aja ileran, ya udah, iya aku beliin mana uangnya?" Fathan menyerahkan tangan kanannya.

"Pake duit mas lah, kan buat anak anak mas,"

"Becanda, udah mas beli dulu, gembul tunggu sini aja,"

Tak lama kemudian Fathan pun datang dengan membawa sekantong rujak yang baru saja ia beli.

"Nih," Fathan menyerahkannya pada istrinya.

"Makan sekarang aja ya mas? Tuh liat, mangga nya menggoda banget deh," ucap Nesya dengan menatap seporsi rujak itu dengan tatapan berbinar-binar.

Tidak tega dengan istrinya, akhirnya ia memperbolehkan istrinya untuk memakannya. "Ya udah, dikit aja tapi ya?"

"Iyaaa. Makasih mas suami!"

"Sama sama istri gembul!"

---

-Sudah Revisi-

GREATEST HUSBAND (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang