bagian delapan

7.2K 839 67
                                    

Aneera duduk dibangku biasa tempatnya makan, Abrega lalu menyusul duduk disebelahnya.

Tak lama Mbok Loli dan Mang Pian datang.

Aneera menoleh. "Eh ayuk Mbok Mang duduk kita makan." Ucapnya seraya membalikkan piring.

Abrega ikut menoleh lalu tersenyum kemudian kembali pada Aneera, dia menepuk pundak Aneera dua kali, Aneera menoleh. "Balikin piring gue juga dong, sekalian ambilin nasi, ayamnya, sama sayur kangkungnya." Pinta Abrega lalu tersenyum lebar.

Aneera terdiam beberapa detik, sepertinya ini adalah waktu yang tepat untuk mengerjai Abrega.

Aneera tersenyum, kemudian mengarahkan tangan untuk membalikan piring di depan Abrega, lalu menuangkan nasi ke atas piring Abrega.

Abrega awalnya tersenyum juga tapi senyumannya tiba-tiba hilang dikala melihat Aneera malah terus-menerus menuangkan nasi hingga memenuhi piring.

"Wah kamu makannya banyak juga ya," ucap Mbok Loli yang sudah duduk di depan Aneera.

Abrega menoleh. "Eng-"

"Iyaa Mbok, Kak Abrega suka makan, sekali makan bisa ngabisin satu rice cooker, cuma karena ini makannya berempat jadi harus bagi-bagi jadi ini tuh sebenernya nggak seberapa ya kan?" sahut Aneera lalu menaruh satu potong ayam ke atas piring yang sudah berisikan nasi itu dengan senyuman menyeringai.

"Nggak-nggak apaan Aneera bohong Mbok ini kebanyakan," sahut Abrega.

"Udah ah kamu nggak usah malu-malu gitu di depan si Mbok sama Mang Pian," sahut Aneera.

Abrega menatapnya lalu menelan saliva. Bisa-bisanya Aneera balas dendam begini.

"Makannya banyak pisan atuh kalah si Mang Pian yang supir teh," sahut Mang Pian yang sedang dituangkan nasi oleh Mbok Loli.

Aneera tersenyum lebar. "Hehe emang, yaudah di makan ya Kak Abrega." Ucapnya lalu menepuk pundak Abrega dua kali.

"Harus dihabiskan loh, kalo ndak si Mbok nangis nanti," ucap Mbok Loli seraya menuangkan sayur kangkung ke piring Abrega. Sayur kangkung itu hampir saja tumpah saking penuhnya.

Aneera menahan tawanya melihat wajah Abrega yang ingin marah tapi tidak bisa.

"Hehe iyaa dihabisin pasti, Mbok jangan nangis," sahut Abrega, memberi senyuman untuk Mbok Loli lalu menatap Aneera, seperti ingin bilang "Awas ya lo nanti!"

"Hayuk siapa yang mau pimpin doa? Mang Pian apa mau Mas Abrega?" tanya Mang Pian.

Abrega menoleh. "Abrega aja, itung-itung latihan kalo nanti udah berumah tangga sama Aneera."

Aneera menoleh lalu menginjak kaki Abrega "Aw!"

"Eh ono opo?"

"Ini Mbok kaki Abrega di injek nih sama Neera,"

"Ih apaan sih enggak juga orang kaki Aneera diem daritadi."

"Wis wis ayuk nak Abrega pimpin doa," ucap Mbok Loli menengahi keduanya.

Kemudian Abrega mengangkat tangan, memimpin doa lalu mulai makan setelah mengucapkan amin.

Abrega terdiam beberapa detik menatap tumpukan nasi dan lauk pauk dihadapannya ini, lalu melirik Aneera yang menaikan satu alisnya seraya melemparkan senyuman jahat.

Abrega menelan saliva lalu mulai melahap nasi dan lauk pauk yang ada dihadapannya.

Aneera yang melihat itu tak henti tersenyum puas selama makan karena merasa berhasil telah mengerjai Abrega.

AbregaWhere stories live. Discover now