Tanpa Nara sadari. Nara langsung memeluk Daren. Dan mendapat balasan dari Daren.

Kenapa Daren se perhatian ini sama gue -Nara

Jujur ini pelukan yang sangat nyaman bagi Nara. Seperti Nara memeluk papa nya.

Tak lama kemudian.

Refleks!

Nara langsung melepaskan pelukannya. Nara bingung kenapa dirinya melakukan itu.

"Maaf gu-gue gak sengaja." ucapnya terbata- bata.

"Gue gak mau tau. Gue harus beri Lo hukuman." ucap Daren. Sebenarnya Daren ingin menggoda Nara agar Nara kembali tersenyum.

"Kan gue udah minta maaf lagian kan gue gak sengaja " Nara tak terima.

"Mau gak mau Lo harus terima hukumannya." Daren

"Hrr, oke apa hukumannya?" Nara membuang nafas gusar.

"Gue mau Lo senyum buat gue."

"Gue kangen senyum Lo." Lanjut Daren.

Blushing!

Nara merasa pipi nya sudah seperti kepiting rebus lalu Nara memalingkan wajah nya.

"Lo makin manis kalo lagi blushing."

Jujur. Jantung Nara sudah berdetak tak karuan.

Lalu tangan Daren meraih dagu Nara. Membuat wajah Nara kini menatap Daren.

Sangat dekat!

Ditatapnya manik cokelat Daren yang sangat indah. Tak lupa hidung mancungnya.

"Nar, Senyum."

Nara pun menuruti kemauan Daren. Eh lebih tepatnya melakukan hukumannya.

Melihat Nara tersenyum kembali. Daren sangat senang dan ikut tersenyum.

"Thanks you." Ucap Daren karena Nara telah memenuhi keinginan nya.

Melihat suasana taman yang mulai sepi. Nara melihat arlojinya. Waktu menunjukkan pukul 21:00.

"Ren gue mau pulang." sembari melangkah meninggalkan Daren.

Tapi....

Daren menyekal pergelangan tangan Nara.

"Pulang bareng gue!"

"Gue bisa....."

Ucapan Nara terpotong saat Daren sudah menarik Nara menuju motornya.

Saat dirasa Nara sudah menaiki motor Daren. Daren pun melajukan motor nya.

***

Waktu menunjukkan pukul 6.30.

Cahaya matahari menembus masuk melalui celah jendela kamar Daren.

"WOY KEBO! BANGUN LO!" teriak Arda tepat di telinga Daren.

Membuat sang pemilik telinga meringis. Dan memegangi telinganya.

"Ckkk." Daren berdecak sebal.

Dan melempar bantal tepat sasaran di wajah Arda.

"SOTOY LO!" Teriak Arda dan hendak membalas perbuatan Daren.

Namun Daren segera berlari menuju kamar mandi.

Ya seperti itu lah mereka seperti kucing dengan tikus yang tidak pernah akur.

Arda berjalan menuju meja makan.

"Darennya mana Arda?" Tanya  Oma.

"Biasalah Oma kebo."

"Kamu ngga bangunin Daren?" Tanya Oma.

LIT ME UP! [REVISI]Where stories live. Discover now