13. If I Can

3.5K 554 77
                                    

I have no reason to leave you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I have no reason to leave you. Then, can I take it as the only reason to stay?
-Im Seungwan

***

Pernah merasakan rasanya jatuh cinta?

Memangnya bagaimana tanda-tandanya?

Apakah dengan jantung berdetak tidak karuan tiap kali bertemu menandakan seseorang tengah jatuh hati?

Kalau begitu barangkali Seungwan merasakannya. Tapi wanita itu meyakini bahwa dirinya hanya tidak terbiasa dengan kehadiran Kim Chanyeol. Mereka asing sekali. Tapi begitu masuk ke dalam hidupnya, pria itu malah mengambil salah satu bagian terpenting, menjadi suaminya.

Alih-alih menganggap ini cinta, Seungwan yakin ia hanya sebatas sedang mencoba beradaptasi dengan keadaaan. Ayolah, Seungwan menganggap jatuh cinta bukan hal yang mudah untuk dirasakan. Mereka bahkan tidak benar-benar pernah duduk berdua dalam waktu yang lama. Bertemu juga tidak pernah saling bicara. Jadi hal apa yang bisa membuat cinta tumbuh di antara keduanya?

Lalu jika benar perasaan gugupnya hanya karena Chanyeol adalah orang asing yang tinggal bersamanya, kenapa harus ada rasa sakit ketika menyaksikan ulah Chanyeol dengan wanita lain? Pun jantung Seungwan masih tidak bisa bekerja dengan baik tiap kali otaknya mengulang kejadian saat Chanyeol berada begitu dekat dengannya.

When Chanyeol's lips stick to hers.

Hal yang berputar di benak Seungwan tidak jauh-jauh dari pertanyaan, 'apa benar pria itu menyentuh bibirnya semalam?'

Semuanya terasa seperti mimpi yang sulit sekali dilupakan. Ia bahkan tidur lebih larut daripada malam biasanya hanya karena otaknya terus mengulang adegan yang sama, lancar sekali. Darahnya berdesir tiap kali ia mengingat bagaimana Chanyeol menciumnya. Tidak lama, dan Seungwan nyaris merasa kepalanya akan pecah hanya karena itu.

Sulit bagi Seungwan untuk memahami apa yang ia rasakan akibat ciuman singkat itu. Seakan terbawa terbang tinggi, dengan cepat Seungwan terhempas pada kenyataan bahwa Chanyeol terlalu jauh untuknya begitu ia teringat kalimat penuh ancaman pria itu sebelumnya.

Saat ini, Seungwan terburu-buru keluar dari kamarnya. Ia menggigit ikat rambut saat kedua tangan sibuk menggulung rambutnya sebelum mengikatnya dengan cepat. Alarmnya sudah berbunyi berkali-kali dan salahkan saja dia yang terus mematikannya hingga harus terbangun telat begini.

Ah, hati dan otaknya bahkan mulai berlawanan. Yang satu berharap Chanyeol sudah berangkat supaya mereka tidak perlu bertemu, sementara yang lain berharap sebaliknya.

Usai membersihkan wajahnya, Seungwan langsung menyiapkan berbagai peralatan yang akan ia gunakan untuk membuat sarapan. Melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya, Seungwan memutuskan untuk membuat roti panggang saja pada akhirnya.

Bite The Bullet ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang