Ldr : 8. Sosok Bilal

3.5K 387 26
                                    

Hari ini, tepat tanggal 25 Desember 2020, merupakan kepulangan Iqbaal ke Jakarta untuk beberapa hari ini. Bersusah payah meminta izin pada pihak Kampus, sampai akhirnya mereka memberinya izin. Dan Iqbaal, benar-benar akan memanfaatkan waktu cuti ini.

Iqbaal tersenyum, saat mendapati seseorang yang selama ini ia rindukan tengah duduk manis di kursi ruang tunggu. Seseorang itu tengah sibuk memainkan ponselnya seraya memangku anak kecil.

Ia mulai berjalan menghampirinya, dengan menyeret satu kopernya. Sungguh, ia benar-benar merindukan mereka.

Sesampainya, wanita itu sepertinya belum menyadari kehadirannya, ia masih sibuk dengan ponselnya, membuat pria ini sedikit terkekeh.

Iqbaal, sedikit membungkukkan badannya, meraih kepala mungil wanita itu, lalu mengecupnya. Membuat wanita dihadapannya terlihat terkejut bukan main.

Iqbaal hanya tersenyum manis, saat mendapati raut wajah wanita itu menatapnya dengan tatapan kaget.

"Mas Iqbaal.." Wanita ini terlihat bernafas lega.

Iqbaal terkekeh, dan kembali mencium keningnya. Kali ini, seraya merengkuh tubuh mungilnya. Tidak peduli jika ini merupakan tempat umum.

Kepulangan Iqbaal ke Indonesia, memang hanya istrinya yang bisa menjemputnya. Kedua orang tuanya tengah disibukkan dengan beberapa tugas  kantor. Toh, istrinya juga tidak keberatan. Justru, ia benar-benar begitu merindukan Iqbaal.

"Kamu ke sini naik apa?" Tanya Iqbaal, pria ini ikut duduk disamping istrinya, memerhatikan putrinya yang ternyata tengah tertidur.

"Sama mang Ujang. Tadinya mau naik grab, tapi Bunda ngga ngizinin."

Iqbaal mengangguk, "Kita makan dulu, ya. Aku yang bawa mobil, biar mang Ujang nanti pake grab."

"Eh-- tapi--"

"Gapapa, Mang Ujang pasti ngerti kok."

(Namakamu), wanita ini terdiam, sampai akhirnya ia mengangguk menyetujui.

"Sini, biar aku yang bawa Echa. Kamu pasti cape." Iqbaal meraih putri kecilnya dengan hati-hati, takut anak kecil itu terbangun. Dan Iqbaal mulai menggendongnya, dengan arisan yang tadi (Namakamu) pakai.

***

Iqbaal dan (Namakamu) memasuki salah satu restoran lesehan. Tempatnya, tidak begitu ramai. Dan Iqbaal memang sengaja memilih tempat yang seperti ini. Tujuannya, agar ia bisa leluasa menghabiskan waktunya bersama keluarga kecilnya. Terlebih, kepulangan Iqbaal ke Indonesia kali ini, memang tidak banyak yang tahu.

Keduanya memilih duduk di bagian belakang. Iqbaal mulai menidurkan putrinya disampingnya, dengan beralaskan selimut kecil yang mereka bawa. Alesha, putrinya masih tertidur.

"Kamu mau pesen apa, Bun?" Tanya Iqbaal mulai membuka buku beberapa menu disini.

"Kamu aja, Mas. Aku masih kenyang."

Iqbaal menatap (Namakamu) yang kini tengah tersenyum.

"Bun--?"

(Namakamu) tersenyum, "Gapapa, kamu aja."

Iqbaal menghela nafas, "Bun, aku--"

"Yaudah, iya. Samain aja."

Ucapan sang istri membuat Iqbaal tersenyum. Iqbaal mulai memesan beberapa menu makanan disini.

Sembari menunggu pesanan datang. Keduanya asik berbincang-bincang. Entah itu (Namakamu) yang bercerita perihal kegiatan di Madrasah, juga Iqbaal tentang kuliahnya.

"Besok ada acara Galprem Milea. Kamu temenin aku kan?"

(Namakamu) terdiam, seperti tengah memikirkan sesuatu.

Long Distance Relationship [RE-POST]Where stories live. Discover now