Ldr : 19. Kembali Merindu

907 118 11
                                    

(Namakamu) dan Dianty memasuki rumah. Ada Aisha dan Zidny di sana. Keduanya terlihat begitu asik bermain bersama Alesha. (Namakamu) terlihat tersenyum, syukurlah putrinya itu ternyata tidak rewel.

"Kamu ke sana duluan, ya. Aku mau ganti baju dulu." Dianty mengangguk mengerti. Ia berjalan menghampiri mereka. Berbeda dengan Dianty, (Namakamu) berbalik dan berjalan menuju kamarnya. Ia akan membersihkan diri lebih dulu. Siang ini rasanya benar-benar terasa gerah sekali.

Setelah semuanya selesai. (Namakamu) pergi ke dapur. Bermaksud untuk menyiapkan beberapa camilan untuk mereka.

"Bunda?" (Namakamu) sudah berada di dapur, mendapati Bunda Rike yang sedang memasak.

"Bunda masak apa?" tanyanya. Ia sudah berdiri di samping sang Bunda. Tumis kangkung. Bunda Rike ternyata tengah memasak tumis kangkung.

"Eh, sayang. Kamu udah pulang, nak?" tanya balik sang Bunda. Sekilas menoleh melirik menantunya itu.

"Udah, Bun. Udah selesai juga."

Rike hanya mengangguk. Wanita paruh baya itu masih sibuk dengan mengorak-arik tumis kangkungnya.

"Tumben Bunda masak tumis kangkung?" tanyanya sedikit heran. Semenjak kejadian beberapa Minggu lalu, di mana Rike memasak kangkung dan menemukan hewan kecil di dalamnya. Membuat Rike sedikit trauma. Bahkan beliau sendiri yang mengatakan sampai kapanpun beliau tidak akan pernah kembali memasak yang berhubungan dengan kangkung.

Rike terlihat terkekeh, membuat ia semakin merasa heran dan bingung. Ada apa sebenarnya dengan mertuanya ini?

"Udah Bunda duga. Kamu pasti bingung ya," jawaban Rike membuat (Namakamu) semakin merasa heran.

"Acara arisan tadi kan sekalian makan-makan. Temen Bunda yang masak. Menunya ada kangkung juga. Gara-gara kangkung, Bunda tadinya mau langsung pulang. Tapi mereka nahan Bunda, maksa Bunda buat makan bareng mereka. Termasuk makan kangkung. Kamu tahu nggak, sayang? Bunda sampai mau muntah, pas Mamanya Devan suapin Bunda." Penjelasan sang Bunda membuat (Namakamu) tidak bisa menahan tawanya. Jadi ini alasan Bunda akhirnya berani untuk memasak kembali yang berhubungan dengan kangkung?

"Jadi Bunda udah nggak trauma lagi?"

"Sebenarnya masih sedikit takut. Tapi yaa Bunda berani-beraniin aja. Bukan kangkungnya yang salah, hewan kecil itu yang salah. Bisa-bisanya dia gabung sama kangkung. Dulu kan Bunda suka banget sama kangkung." Bunda kembali bercerita sembari menuangkan tumis kangkung ke dalam mangkuk.

"Yaudah, yang penting kan Bunda udah nggak trauma lagi," kekeh (Namakamu).

"Eh iya, tadi Bunda bilang Mamanya Devan? Devan siapa?" tanya (Namakamu) sedikit heran. Setahu dirinya, tidak ada teman Bunda yang namanya selalu disebut 'Mamanya Devan'.

"Oh itu, maksud Bunda itu Tante Linda. Kamu tahu kan? Anak yang bungsu kan namanya Devan. Jadi kadang sering dipanggil Mama Devan sama Bunda, sama yang lainnya juga." (Namakamu) mengangguk mengerti. Tante Linda merupakan salah satu teman Bunda. Rumahnya juga tidak jauh dari sini, hanya terharang beberapa rumah saja.

"Kamu ngapain di sini? Temen-temen kamu pasti nunggu kamu."

(Namakamu) menepuk jidatnya. Ia hampir lupa dengan keberadaan mereka. Saking terlalu asik mendengarkan cerita sang Bunda. Ia hampir lupa tujuannya ke dapur itu untuk apa.

"(Namakamu) hampir lupa. Ke dapur kan buat ambil camilan sama minuman, Bun."

Rike terkekeh sembari menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah menantunya itu. Memerhatikan (Namakamu) yang tengah menyiapkan beberapa camilan dan minuman dengan gerakan cepat.

"Hati-hati, sayang. Nanti malah jatuh itu gelasnya." Bunda memperingatkan.

"Iya, Bunda."

***

Video Call On.

Pukul 8 malam.

'Kamu belum ngantuk, Bun?'

Wanita ini menggeleng, menatap layar ponsel yang menampilkan wajah tampan suaminya.

"Belum, Mas."

'Tidur, gih. Kamu pasti capek, kan? Harusnya neleponnya besok aja. Kamu kan harus istirahat juga,' ucap pria di seberang sana. Membuat wanita ini tersenyum. Suaminya benar-benar begitu perhatian.

"Maaf ya, aku baru bisa hubungin kamu. Tadi ada kegiatan rapat, terus ada yang lainnya juga. Nggak enak kalau aku tinggalin mereka. Tadi Zee juga bilang, kalau kamu nelepon pas aku lagi rapat, ya?"

(Namakamu), wanita ini melirik putrinya yang sudah terlelap. Sedikit terusik, membuat dirinya refleks menepuk-nepuk pelan pantatnya.

'Iya, tadi aku telepon kamu. Tapi ternyata Zee yang angkat. Kamu lagi rapat, dan katanya nggak bawa handphone.'

"Iya, sengaja nggak bawa. Karena informasinya emang dadakan banget."

'Nggak apa-apa, sayang. Aku ngerti kok. Mau ada acara, ya?' tebak pria di seberang sana. Dia Iqbaal.

"Iya, Mas. Acara Milad Madrasah. Jadi kayaknya aku bakal sibuk buat persiapan Milad deh, Mas. Gapapa kan aku ikutan?"

'Kapan acaranya?' tanya Iqbaal.

"Sekitar 2 Mingguan lagi, deh."

'Kamu lagi hamil, Bun. Mending jangan ikut dulu, deh.'

(Namakamu) menghela nafas kesal. Tadi temannya yang melarangnya. Sekarang suaminya. Secara tidak langsung, Iqbaal melarangnya.

"Mas, ini acaranya buat anak-anak. Bukan yang harus ngangkat barang-barang berat gitu."

'Bun, kamu ...'

"Tahun kemarin aku nggak ikutan, karena di Melbourne. Masa sekarang nggak ikutan lagi, Mas?"

"Mas, kamu percaya kan sama aku?"

(Namakamu) menatap layar ponselnya dengan tatapan sedih. Berharap suaminya berubah pikiran, dan mengizinkannya.

Terdengar helaan nafas dari seberang sana. Sebelum akhirnya pria itu tersenyum.

"Yaudah, iya. Tapi kamu tetap jaga kesehatan ya, Bun. Jangan kecapean. Ingat sama kondisi kamu yang berbadan dua itu."

Ucapan Iqbaal membuat (Namakamu) tersenyum senang. Dan beberapa kali mengucapkan terimakasih.

"Love you, Ayah."

(Namakamu) terkikik melihat wajah kaget Iqbaal. Bagaimana tidak, selama ini yang selalu mengutarakan kata itu ialah Iqbaal. Pria itu yang sering mengungkapkan kata cintanya.

'Moment yang langka. Sering-sering dong Bun kayak gitu.'

'Love you too, sayang.'

'Miss you, sayang.'

(Namakamu) tertawa mendengar suara manja suaminya di seberang sana. Tidak bisa di pungkiri, ia juga begitu merindukan Iqbaal.

"Miss you too, Ayah."

***

Bersambung.

Akhirnya, setelah sekian purnama saya kembali update hehe.. Semoga masih pada ingat yaa dengan cerita saya yang acak-acakan ini😲

Jangan lupa untuk vote dan comment yaa.. Semoga suka❤️

Long Distance Relationship [RE-POST]Kde žijí příběhy. Začni objevovat