EP. 0 : Prolog

11.6K 859 85
                                    

SHIELDA
EP. 0 : Prolog

• • •

"Kau--apa yang kau lakukan--" dengan mata melotot tajam, napasnya tersendat-sendat tak beraturan karena merasa pasokan udara semakin menipis, tangannya mulai melemah menyentuh benda yang menempel tepat di jantungnya.

Shielda, tangannya gemetar menyentuh benda yang telah menancap di jantungnya.

Ingin dengan segera rasanya Shielda mencabut benda mematikan yang telah tertancap di jantungnya itu. Tapi apalah daya, benda mematikan yang merupakan kelemahannya itu, cepat bereaksi, sehingga menyebabkan tubuhnya kini mati rasa. Padahal baru beberapa detik saja benda itu tertancap pada jantungnya.

Lelaki yang kini berada di depannya,---di depan Shielda---bukannya malah menolong, atau setidaknya meminta bantuan, tapi dia malah menyeringai jahat sembari terkekeh sinis.

"Akhirnya, setelah sekian lama, pendekatanku denganmu tidak sia-sia. Hari ini adalah hari yang paling ku tunggu-tunggu. Kau tahu kenapa?" tanya lelaki itu memberi jeda sebentar sembari terkekeh jahat.

"Karena hari ini adalah hari kematianmu!" ucapnya penuh penekanan dengan jari telunjuk menunjuk wajah Shielda yang mulai pucat.

Shielda yang sudah mulai lemas, berusaha menepis jari hina lelaki yang menunjuk tepat di wajahnya, tapi tangannya benar-benar tak bisa digerakan sekarang.

Dengan susah payah, Shielda berucap, "Be-berani sekali kau me-menunjuk ku dengan tan-tangan kotormu itu!" ujar Shielda dengan mata menatap geram lelaki di depannya.

Lelaki itu tiba-tiba memasang wajah pura-pura khawatir. Lantas dia meletakkan jari telunjuknya di depan bibir Shielda, menyuruhnya diam. "Sttt. Diamlah, sebentar lagi kau akan segera pergi ke neraka. Daripada banyak bicara, lebih baik kau siapkan benda untuk menyogok penghuni neraka supaya melemparmu ke surga." kata lelaki itu, lantas dia tertawa lagi. Kali ini tawanya lebih kencang dari sebelumnya.

Shielda menggeram mendengarnya. Dia sekarang benar-benar merasa terhina, seorang dewi terpandang seperti Shielda, dibunuh oleh makhluk rendahan seperti lelaki di hadapannya? Benar-benar memalukan.

Baru saja bibirnya akan terbuka dan berucap, tapi lidahnya terasa kelu untuk di gerakkan. Mata dirinya pun perlahan terpejam dan menutup, napas tak lagi berhembus, jantung tak lagi berdetak.

Shielda, dengan tangan yang masih menyentuh benda di jantungnya, memejamkan mata, untuk selamanya.

Lelaki itu yang melihatnya, menyeringai semakin lebar. Dia berjongkok dekat dengan Shielda yang telah menutup mata.

Tangan lelaki itu mengelus lembut pipi Shielda. "Selamat jalan, Shielda. Sampai jumpa di neraka, kau tunggu saja aku. Aku yakin, kau di sana sekarang sedang misuh-misuh mengumpat tentangku bukan? Hahahha." kata lelaki itu lalu tertawa sebentar.

"Oh, atau kau sekarang sedang mengumpat tentang kematianmu sendiri, mati dengan cara yang sangat konyol. Hmm, ya. Kau tunggu saja aku di neraka, tapi aku tak yakin kalau aku akan menyusulmu ke neraka."

"Ah, sebagai ucapan penutupan atas kematianmu. Aku mengucapkan, aku mencintaimu." Lelaki itu menghela napas, seringaiannya masih ada. "Baiklah. Sekarang, tinggal aku yang harus memikirkan alasan tentang kematianmu." katanya lagi dengan menyeringai.

• • •

1 KATA BUAT PART INI?

GIMANA PART INI?

INSTAGRAM
@rismaqonitaa
@ristory.zone

Untuk yang tidak mau ketinggalan notifikasi perihal update cerita, kalian bisa follow Wattpad aku rismaqonita dan,
Instagram stories : @ristory.zone

Baca ceritaku yang lainnya juga, ya!
Terima kasih!

SHIELDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang