Chapter 9 - Unplanned Plan

545 56 0
                                    

Matahari belum sepenuhnya bersinar, dan Alissa kini duduk di jok sopir Drift. Ia sama sekali tidak kelihatan sejak Shockwave menyenggol trigger-nya. Alissa tahu amarah terpendam Drift memang berapi-api namun ia tahu Drift takkan meluapkan amarahnya semudah Shockwave memancing dirinya. Bahkan detik iki pula Alissa masih bisa merasakan sikap Drift yang dingin.

Ia menyentuh setir dan menghela nafas panjang. Alissa dan Drift tak saling berkata sejak mereka berangkat. Mungkin Alissa masih sangat mengantuk dan Drift belum sepenuhnya pulih. Optimus telah memberikan komando untuk tetap bergerak sesuai komandonya. Shockwave berada di tengah-tengah barisan dengan penjagaan Bumblebee dan Crosshairs.

"Kita tidak akan diam seharian, kan?" Alissa merasa tak nyaman, dan Drift diam-diam setuju dengan keheningan yang menyelimuti mereka.

"Tidak... aku hanya tak tahu harus berkata apa," jawab Drift.

Alissa terkekeh. "Mungkin kau bisa mulai menceritakan kemana saja kau semalaman ini," tawar si gadis.

"Aku tidak jauh dari persembunyian. Kau tahu, sedikit menenangkan pikiranku untuk kedamaian batin," tegasnya.

"Aku tak ingin menceramahimu tapi harusnya kau tidak terpancing dengan omongan Shockwave," tungkasnya.

Drift seakan terkekeh, tanda bila ia setuju. "Aku tahu. Dia hanya ingin memanfaatkan keadaan," tambahnya.

Alissa membuka mulutnya, namun ketika ia melihat ada segerombolan pasukan yang memblokade jalan, ia terdiam. Alissa mencopot kacamata hitamnya, dan memberikan perintah kepada Drift untuk memperlambat laju mereka. Drift yang berada di garis depan, disusul Optimus, Shockwave, Hound, Bumblebee, Crosshairs, kemudian Ratchet. Ia mengaktifkan Commlink untuk menghubungi teman-temannya yang lain.

"Ada yang memblokade jalan kita," ujar Drift.

"Apa Cemetery Wind?" Cade bertanya, melalui Hound.

Alisss memincingkan matanya ke monitor yang muncul di kap Drift. Ia mendongak dan melihat lambang yang tidak asing. Pandangannya teralihkan oleh beberapa pasukan berseragam membawa senapan rifle standar. Seseorang dengan topi baret berpangkat Kolonel, mendekat dan mempersiapkan anak buahnya untuk berjaga.

"Mereka pasukan angkatan darat Amerika," tegas Cade melalui pembicaraan mereka. "Haruskah kita berputar balik?" Cade bertanya.

"Ya, kita akan berputar dan mencari jalan alternatif lain," kata Optimus. Ia akhirnya berkata.

"Bagaimana jika kita coba untuk tetap lewat?" Alissa berkata.

"Kau gila?! Wajah kita sudah menyebar di seluruh dunia!"

"Aku tidak ingin di penjara," kata Shane.

"Kita akan coba bernegosiasi. Mungkin kita bukan yang mereka cari," kata Alissa. "Mereka tak mengenali wajahku sepenuhnya. Aku akan mencoba mengatasi ini," katanya.

"Dan jika gagal?" Ratchet menyela.

"Mereka manusia dan kita robot. Teknisnya, mereka tak bisa menandingi kita," Shockwave menyela pembicaraan mereka.

"Optimus?" Panggil Cade.

"Alright. Mari gunakan kekerasan seminim mungkin," jawabnya dengan tenang.

Drift menghentikan mobilnya ketika sosok dengan pangkat paling tinggi iku berdiri di tengah jalan. Ia berjalan mendekat dan Alissa melihat pria berusia empat puluh lima tahunan, dengan pangkat Kolonel. Dua orang perwira berada di belakangnya dengan menggendong shotgun. Alissa memakai kacamata hitamnya lagi, dan membuka kaca jendela Drift.

"Good morning, ma'am," sapa sang Kolonel dengan nama Andy Kristoff.

"Good morning, sir. Ada sesuatu yang bisa ku bantu?"

Transformers : Tears of the DragonWhere stories live. Discover now