Chapter 7 - Two Face, One Eye

685 62 6
                                    

Ketika jam telah menunjukkan pukul delapan pagi, Optimus membawa Alissa kembali ke persembunyian mereka. Alissa tak mengatakan apapun, namun pikiran dan hatinya lebih tenang ketimbang hari-hari biasanya. Matahari pagi menyinari Alissa yang memandang keluar dari jendela Optimus. Kalung dengan bentuk wolfsangel-nya, berkilau. Tak ada pembicaraan apapun mengenai apa yang terjadi fajar tadi. Baik Optimus maupun Alissa, sama-sama menikmati keheningan secara bersama-sama.

Ketika mereka sampai, Alissa turun terlebih dahulu dan membiarkan Optimus bertransformasi sesudahnya. Ia melihat kearah Drift yang tampak sedang duduk dan mengobrol bersama yang lain. Optimus duduk tak jauh dari Cade, dan Alissa kembali menghampiri Drift. Pandangan Ratchet mengekor pada Alissa, berakhir pada Optimus. Ia belum mengatakan sesuatu, tapi Ratchet memiliki suatu firasat.

"Darimana saja kau?" Drift bertanya, Alissa merasa akan diomeli oleh robot ini. Meskipun sebenarnya tidak.

Alissa berdeham. Ia menjawab, "aku bersama Optimus."

"Dan aku melihat kalian meninggalkan tempat ini dini hari tadi," kata Drift. Ia selalu ingin tahu.

Alissa mendesah. "Aku tidak bisa tidur. Jadi Optimus membawaku keluar untuk mencari udara," jawabnya.

"Hmm.." Drift bergumam, seakan tidak yakin. Ia mungkin menangkap sesuatu yang lain.

"Apa?"

"Tidak ada. Aku hanya bergumam," jawab si Samurai.

Alissa menggeleng, seraya menuangkan isi botol wine mahal yang ia temukan di basement kemarin. Alissa tak berkata bohong sepenuhnya, namun ia merasa bersalah karena tak memberi tahu Drift.

Drift tampak memandangi Alissa saja. Ia tahu ada sesuatu yang aneh, yang mungkin disembunyikan darinya oleh Alissa. Namun Drift adalah bot yang bijak, ia tahu Alissa takkan berbohong padanya. Ia tahu Alissa hanya memerlukan waktu untuk bisa menceritakan semuanya.

Perhatian Alissa dialihkan kepada Tessa yang melintas bersama Shane. Mereka bercengkerama untuk beberapa saat. Namun ketika Tessa dan Alissa bertukar pandangan, Tessa berhenti didepan Alissa. Si gadis bermanik cokelat, Alissa, hanya tersenyum tipis dan mengangguk pada Tessa. Hanya saja, dari gelagat Tessa, Alissa merasa ada sesuatu yang ingin dikatakan.

"Wine?" Ia menawarkan.

Ia menggeleng. Ia melepaskan Shane dari dekapannya, lalu duduk didepan Alissa. Drift dan Ratchet masih disana, begitu pula Crosshair. Cade tampak sedang membicarakan sesuatu bersama Optimus, Alissa tak yakin. Yang jelas pandangan mereka kearah dua gadis ini.

"Aku minta maaf atas apa yang terjadi tempo hari. Aku tak seharusnya berkata demikian," kata Tessa. Alissa bisa melihat rasa bersalah dimata Tessa, mungkin Cade menasihatinya.

Alissa terkekeh sejenak, lalu menyandarkan punggungnya di kursi tua. Ia menyeringai tipis, "itu salahku. Aku sedikit emosional kemarin," ujarnya. Alissa meletakkan wine-nya setelah satu sisip.

"Tidak! Aku yang mengungkit trigger-mu."

Alissa terkekeh sejenak, disertai anggukan. "Aku terjebak di masalalu ku. Jadi sedikit sulit untuk tidak terpancing," jawab Alissa tenang. Ia menyatukan kedua tangannya sembari kedua siku bertopang pada lutut. Ia menyorot tajam pada Tessa, Shane kemudian pada Cade.

"Itu takkan terulang lagi."

"Jadi...Kita berdamai sekarang?" Shane menyela.

Alissa mengangguk. "Ya, kita adalah tim," kata Alissa dengan tenang.

Sementara itu, Drift semakin mencurigai perubahan perilaku Alissa. Bukan ia tak senang, namun itu sama sekali bukan Alissa. Sebelumnya Alissa hampir tak pernah tersenyum, bahkan tidak pula tertawa. Namun pagi ini, ia lebih tenang. Otot-ototnya lebih relaks dari biasanya, dan aura gelap yang menyelimuti tubuhnya seakan menghilang. Lalu apa sakrasme Alissa akan hilang juga?

Transformers : Tears of the DragonDove le storie prendono vita. Scoprilo ora