xxii-c | Irene's Last 30 Seconds

982 135 26
                                    

Apa kau tahu, pada 30 detik terakhir sebelum kematian, kau akan melihat kembali memori hidupmu layaknya putaran film lama?

Ini adalah 30 detik terakhirku, sebagai Bae Irene.

*

Semuanya berputar sangat cepat. Sangat cepat. Kepalaku terasa seperti terbentur batu karang tajam yang memecahkan isi kepalaku.

Aku ingin menangis, namun mataku kering.

Lalu tiba-tiba saja, kilat cahaya membutakan pengelihatanku. Mengantarkanku kesebuah lorong cahaya di mana aku melihat semua memori hidupku.

Aku melihat senyum cerah kedua orang tuaku. Kumis yang tumbuh pada nothilisnya masih lebat dan surai legam ibuku terlihat panjang, mereka tampak muda di saat itu. Begitu pun juga aku.

Ini memoriku, saat berumur tiga tahun.

Aku melihat Joy yang menangisi kepergian kedua orang tuanya di dalam kamarku. Pipi wanita itu masih gembul dan laced-dress hitam menutupi tubuhnya. Lalu aku datang, memberikan sebatang coklat susu untuk membuatnya tersenyum. Pada saat itu, Joy tersenyum di tengah uraian air matanya dan memanggilku Kakak untuk pertama kali.

Ini memoriku di umur 12 tahun.

Aku melihat Kim Taehyung muda. Potongan rambutnya digunting asal oleh guru kesiswaan dan ada highlight kecoklatan pada rambutnya. Dia Kim Taehyung nakal, Kim Taehyung yang menaikan ujung rokku untuk melihat warna celana dalam yang kugunakan. Aku membencinya, namun ia malah menyatakan cinta padaku.

Ini adalah memoriku, saat berumur 14 tahun.

Taehyung tersenyum sipu malu melihatku. Aku tidak pernah menyadari sebelumnya, tapi aku suka senyum kotak yang membingkai wajahnya. Saat itu, ia berjanji untuk menjadi pria yang lebih baik untukku. Maka dari itu, aku meraih setangkai bunga merah darinya dan mengangguki pernyataannya.

Dia tersenyum girang, lalu membawaku ke dalam dekapan yang lebih hangat sekaligus mendebarkan dari apapun di dunia ini. Saat itu, ia berkata bahwa ia sangat menyukaiku.

Ini memoriku, di umur 16 tahun.

Aku melihat kembali memori kesukaanku, memori di mana Taehyung tampak merona di bawah pohon cherry blossom dan mengatakan ia ingin menciumku. Dasar sinting. Tapi aku lebih sinting lagi karena menariknya untuk mengecup bibirku.

Itu adalah ciuman pertamaku, di umur 17 tahun.

Aku melihat hasil test rumah sakit. Duniaku runtuh. Keluargaku runtuh. Namun Taehyung ada di sana. Dia menemaniku, menyemangatiku, dan selalu berada di sisiku. Dia bagaikan lilin yang menerangi kegelapan.

Hingga seorang dokter menawarkanku suatu hal. Menawarkanku untuk tetap hidup, dan meninggalkan semua mimpi buruk yang aku rasakan selama menjadi Bae Irene.

Namun aku menolak, karena tetap hidup namun meninggalkan semua memori pada Bae Irene-sama saja seperti kematian untukku.

Hingga aku melihat Taehyung yang berusaha tegar menghadapi realita. Dia tampak menderita, maka aku menerima penawaran itu.

Tujuh tahun bukanlah waktu yang lama, 'kan?

Ini, memoriku di umur 18 tahun.

Aku melihat wajah Taehyung yang tampak kesal di bawah hamburan bintang. Sisa air liur masih tercetak di pipinya dan kotoran mata masih menempel di ujung matanya. Dia tampak menggemaskan, lalu aku memotretnya untuk menjadi satu dari peninggalanku sebelum aku pergi.

Aku melihat wajah Taehyung lagi, dia tampak tersenyum canggung bersama Jaemin dan juga Nenek Na. Dia menyimpan sesuatu. Tapi akulah yang menyimpan sebuah rahasia besar bersama keluarga baruku.

Jaemin tersenyum padaku lalu mengatakan, aku akan segera sembuh. Begitu pula dengan Nenek Na. Kita hanya membutuhkan waktu yang tepat.

Aku berada di ruangan yang segera akan menjadi tempat peristirahatan terakhirku. Ini rumah duka Nenek Na. Jaemin tampak sangat terpukul. Begitu juga denganku dan Taehyung.

Taehyung tampak kehabisan kata-kata menghadapi semua ini, tanpa mengetahui lakon yang kita mainkan di hadapannya.

Aku melihat senyum cerah Joy dan juga kedua orangtuaku untuk terakhir kalinya. Mereka memberikanku bingkisan natal yang tidak pernah akan kubuka. Karena sesuai perkataan Dr. Hamid, ini mungkin saja akan menghambatku.

Untuk terakhir kalinya, aku melihat Taehyung yang tersenyum lembut padaku. Tatapan selembut mentega yang menyorotkan betapa cintanya ia padaku. Dia mungkin tidak tahu, namun aku mencintainya lebih dari apapun. Oleh karena itulah aku bersedia mengambil risiko. Lalu, ia menciumku di bawah hamburan salju dan pohon natal besar di tengah taman kota.

Setelah itu, aku melihat Taehyung yang pergi meninggalkan kamar. Meninggalkan aku bersama Dr. Claude yang tampak gemas dengan kelakuan Taehyung. Dia berkata, aku harus segera pergi ke tempat di mana Nenek Na dan Jaemin berada, dan akan kembali ketika tujuh tahun sudah terlewati.

Dan untuk yang terakhir, aku melihat kilatan cahaya lampu, sebelum pada akhirnya aku melihat wajah Dr. Hamid yang tertutupi masker. Ia berkata, "Benar, Taehyung mungkin tidak bisa menunggu sampai tujuh tahun."

Lalu semuanya gelap.

Bae Irene sudah mati.

Namun Bae Joohyun akan meneruskan kisahnya dan menjadi survivor kanker yang sembuh setelah pengobatan ini.

Bae Joohyun adalah Bae Irene, dengan tanpa memori.

Dan seharusnya begitu, jika saja Taehyung tidak keras kepala berusaha mencariku.

Ini adalah memori terakhirku, sebelum aku pergi.


[Pukul 19.23, 30 Desember 2019, Bae Irene dinyatakan meninggal dunia.]

______

A/N:

Terima kasih udah mampir semuanya :D

ryukheii, 2019.

Before You Go ✔️Where stories live. Discover now